Wednesday, 6 June 2012

Rusia dan China Kukuhkan Sikap atas Syria

Presiden Rusia Vladimir Putin memulai kunjungan kenegaraan ke Cina, Selasa (5/6) pada saat Cina mengumumkan kedua negara telah menyatukan sikap atas krisis Syria.

Pada hari pertama kedatangannya, Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Cina Hu Jintao, disusul dengan pertemuan dengan wakil presiden dan calon presiden Cina mendatang, Xi Jinping, Rabu (6/6).

Dalam artikel yang dimuat di koran resmi partai komunis Cina, People's Daily, hari Selasa, Putin menyatakan bahwa Cina dan Rusia telah menemukan kesamaan sikap atas krisis Syria.


"Hubungan antara Rusia dan China telah dengan tepat menjadi model hubungan antar-negara baru. Oleh karenanya hubungan tersebut sangat kukuh, dan tidak terpengaruh oleh situasi sesaat dari satu kondisi politik tertentu," tulis Putin. Dalam kaitan ini Cina menyatakan bahwa baik Rusia maupun Cina menentang setiap campur tangan asing terhadap Syria.

"Dalam masalah Syria, China dan Rusia memiliki hubungan dan koordinasi yang erat, baik di New York (PBB), Moskow maupun Beijing," kata jubir kemenlu Cina Liu Weimin kepada wartawan, Selasa (5/6).

"Posisi kedua negara sangat jelas, harus ada upaya secepatnya untuk mengakhiri kekerasan dan proses dialog politik harus segera dilakukan. Cina dan Rusia memiliki sikap yang sama dalam masalah ini dan keduanya menentang keras setiap intervensi asing terhadap Syria dan menentang upaya penggulingan kekuasaan dengan kekerasan," tambahnya.



KESEPAKATAN LAIN
Kedua negara juga telah menyepakati beberapa hal lainnya dan tengah merencanakan untuk menandatangani 17 kesepakatan ekonomi dan politik yang diharapkan akan dapat meningkatkan perdagangan kedua negara. Demikian keterangan pejabat kemenlu Rusia, Yury Ushakov, minggu lalu sebelum keberangkatan Putin ke Cina.

Delegasi Rusia yang menyertai Putin termasuk 6 anggota kabinet, pimpinan perugahaan-perusahaan migas raksasa Rusia Gazprom, Rosneft dan Transneft, serta para pebisnis besar Rusia lainnya, tambah Ushakov.

Dalam artikelnya di People's Daily, Putin mengatakan bahwa Rusia berharap untuk bisa mengekspor sejumlah besar gas alamnya ke Cina dalam waktu dekat.

"Proyek-proyek kerjasama kedua negara secara praktis mengubah konfigurasi pasar energi global," tulis Putin.

Di antara kerjasama lainnya yang disepakati dalam kunjungan tersebut dilaporkan di antaranya adalah pembuatan pesawat angkut kerjasama antara perusahan Rusia Ilyushin dan mitranya dari Cina Comac. Kerjasama juga ditingkatkan di bidang ruang angkasa dan industri teknologi tinggi.

Putin direncanakan juga akan bertemu dengan Presiden Iran dan Afghanistan sebagai bagian dari pertemuan puncak negera-negara kawasasn Kaukasus dan Asia Tengah yang diadakan di Cina.


Sumber: almanar.com.lb; 5 Juni 2012


No comments: