Iran telah memasuki era teknologi luar angkasa meninggalkan kebanyakan negara-negara lain di dunia. Dalam waktu dekat Iran merencanakan meluncurkan satelit ke orbit Geostationary Earth Orbit (GEO) yang berjarak 35.000 km dari ekuator bumi.
Demikian keterangan komandan Tentara Pengawal Revolusi Iran, Mayjend Mohammad Ali Jafari kepada pers hari Minggu (11/11. Minggu adalah hari kerja di Iran). Menurutnya satelit tersebut akan diangkut oleh roket yang dirancang ilmuan Iran yang meninggal setahun lalu akibat serangan bom, Hassan Tehrani Moqaddam.
Jafari menambahkan bahwa program luar angkasa Iran banyak diisi oleh ilmuwan-ilmuwan muda Iran yang bergabung setelah kematian Moqaddam. Namun tidak ada penjalasan menditail mengenai satelit yang akan diluncurkan tersebut.
Menurut Jafari Iran kini menjadi salah satu dari sedikit negara yang memiliki kemampuan mengirimkan satelit ke orbit GEO. "Dengan roket ini dan pada tingkat ini, menurut saya hanya ada dua atau tiga negara selain Iran, yang mampu mengirimkan satelit ke orbit GEO," tambahnya.
Jafari menekankan bahwa kemajuan teknologi Iran akan terus berkembang di segala sektor. "Negara-negara barat dan Amerika tampak terancam dengan kemajuan teknologi Iran. Itu adalah hal yang wajar, namun kami akan terus menjalankan kewajiban kami," katanya.
Iran pertama kali meluncurkan satelit buatan domestiknya pada tahun 2009. Pada bulan Februari 2010 Iran berhasil mengirim mahluk hidup pertama ke ruang angkasa dengan menggunakan roket buatan sendiri, Kavoshgar-3 (Explorer-3). Lebih jauh pada bulan Juni 2011 Iran berhasil menempatkan satelit RASAD berbobot 15 kg ke orbit. Misi Rasad adalah mengambil gambar permukaan bumi dan mengirimkannya ke bumi melalui informasi telematri. Selanjutnya pada bulan Februari 2012 lalu Iran meluncurkan satelit sains buatan lokal Navid-e Elm-o Sanat.
Iran merupakan satu dari 24 negara pendiri UN Committee on the Peaceful Uses of Outer Space, atau organisasi PBB yang mengatur eksploitasi ruang angkasa, yang dibentuk tahun 1959.
Ambisi Iran selanjutnya adalah mengirim misi ruang angkasa berawak pada tahun 2019.
INGATKAN AMERIKA
Dalam kesempatan tersebut Jafari juga memperingatkan Amerika terkait insiden penembakan drone Amerika oleh pesawat tempur Iran baru-baru ini. Jafari menekankan bahwa Iran akan melakukan tindakan keras terhadap setiap pelanggaran kedaulatan wilayahnya.
"Sebuah pesawat tanpa awak musuh telah terbang di atas Teluk Parsi di dalam wilayah udara Iran. Secara sengaja atau karena kesalahan teknis pesawat itu telah melanggar kedaulatan Iran. Pertahanan udara Iran dan pesawat-pesawat tempur Iran telah melaksanakan tugasnya mengusir pesawat itu. Jika pelanggaran seperti itu terjadi di masa mendatang, kami akan melindungi wilayah kami dengan tegas," kata Jafari.
Komandan Divisi Udara Tentara Pengawal Revolusi Brigjen Amirali Hajizadeh menambahkan bahwa pesawat-pesawat tempur Iran sengaja tidak menembak jatuh drone Amerika tersebut dan hanya memberikan tembakan peringatan kepada drone tersebut untuk mengusirnya pergi. Menurut Hajizadeh drone yang ditembak tersebut tengah melakukan misi pengumpulan data inteligen tentang minyak dan ekonomi Iran di sekitar pulau Khark di bagian selatan Iran.
Dua hari sebelumnya menhan Iran Brigjen Ahmad Vahidi menyatakan bahwa Iran telah mengusir pergi pesawat tanpa awak yang beridentitas di atas wilayah Iran di Teluk Parsi. Pernyataan tersebut menyusul klaim Amerika yang menyebutkan pesawat tanpa awaknya telah ditembak oleh 2 pesawat tempur Iran saat melakukan misi pengamatan beberapa mil di luar wilayah Iran.
Ref:
"Iran plans to launch satellite to GEO: IRGC chief"; Press TV; 11 November 2012
"IRGC warns US against violating Iran’s airspace"; Press TV; 11 November 2012
No comments:
Post a Comment