Pejuang Palestina membuat kemajuan yang signifikan dengan kemampuannya untuk yang pertama kalinya menghantam ibukota Israel, Tel Aviv, dengan rudal. Setidaknya 2 roket "Fajr 5" yang dipasok Iran pada hari Kamis malam (15/11) menghantam Tel Aviv dan menimbulkan kepanikan hebat penduduk kota terbesar Israel itu.
Brigade Al Quds, sayap militer kelompok pejuang Palestina Jihad Islam yang merupakan sekutu Iran mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut. Kelompok ini menjanjikan untuk melakukan serangan yang lebih hebat terhadap Israel. Serangan ini menimbulkan kepanikan hebat warga Tel Aviv dan memaksa mereka untuk berlindung ke tempat-tempat perlindungan. Menurut laporan media-media Isreal bahkan PM Benjamin Netanyahu diselamatkan ke tempat perlindungan di luar Tel Aviv.
Serangan roket atas Tel Aviv ini dikonfirmasi oleh kantor berita Perancis "AFP" meski media ini berusaha mengecilkan dampak serangan tersebut. Menurut "AFP" roket-roket tersebut jatuh di kawasan pantai di selatan Tel Aviv.
"Sebuah roket jatuh di pantai di luar Jaffa," tulis "AFP" seraya menyebutkan bahwa suara-suara sirine peringatan udara mendengung keras di kota Tel Aviv.
"Saya sedang berdiri di depan rumah dinas dubes Perancis saat saya melihat sebuah roket jatuh di pantai. Ada jeda waktu sekitar satu menit saat suara sirine berbunyi dan jatuhnya roket. Orang-orang di jalanan berlarian ke sana kemari karena tidak tahu dimana tempat berlindung," tulis "AFP" berdasar laporan korespondennya yang berada di Tel Aviv.
Media-media massa Israel menyebutkan serangan tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi pada Tel Aviv. Serangan roket pertama terjadi tahun 1991 saat Irak menembakkan rudal-rudal Scud-nya ke Tel Aviv yang menewaskan beberapa warga Israel dalam Perang Teluk I.
FAJR-5, KEMAJUAN BESAR PERJUANGAN PALESTINA
Sementara itu menanggapi serangan tersebut pemimpin Hizbollah Sayyed Hasan Nasrallah menyebutnya sebagai sebuah kemajuan besar bagi para pejuang Palestina. Ia menyebut peperangan di Gaza sebagai peperangan seluruh warga Lebanon.
"Menggempur Tel Aviv dengan rudal "Fajr-5" merupakan manifestasi dari kebijakan, keberanian, kemampuan dan keteguhan perjuangan Palestina," kata Nasrallah dalam sambutannya pada peringatan hari Ashura di Beirut Selatan, Jum'at (16/11).
"Kita di Lebanon sangat konsern dengan perkembangan yang terjadi di Gaza, karena peperangan yang terjadi di Gaza adalah peperangan kita semua," tambah Nasrallah. Nasrallah menyerukan kepada seluruh bangsa Arab, muslim, serta seluruh manusia merdeka di seluruh dunia untuk bahu-membahu menghentikan agresi Israel atas Gaza yang memicu serangan balasan oleh Palestina. Menurutnya sebuah upaya yang serius dari Liga Arab maupun Organisasi Konperensi Islam cukup untuk menghentikan agresi Israel.
Nasrallah menambahkan bahwa serangan Israel atas Gaza saat ini telah membongkar "tipuan" Amerika terhadap rakyat Arab. "Beberapa tahun lalu, sejumlah besar rakyat bangsa-bangsa Arab mulai manganggap Amerika sebagai pembela bangsa-bangsa tertindas. Namun tumpahnya darah para syuhada, wanita dan anak-anak di Gaza telah membuka wajah Amerika dan negara-negara barat yang sebenarnya. Sejak awal serangan Israel, Amerika telah memberikan pernyataan dukungannya pada Israel, demikian juga halnya dengan Inggris dan Perancis, yang menunjukkan mereka sebenarnya tidak pernah peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan melainkan hanya peduli dengan keuntungan mereka sendiri."
Nasrallah meyakinkan bahwa sebagaimana serangan Israel atas Lebanon tahun 2006 dan Gaza tahun 2008, Israel kembali akan mengalami kekalahan.
"Konflik Arab-Israel telah menyaksikan suatu kemajuan besar dengan dihantamnya Tel Aviv oleh roket-roket, dan Israel mengakuinya," kata Nasrallah.
Menurut Nasrallah tujuan serangan atas Gaza yang diumumkan Israel telah mengindikasikan Israel menyadari kelemahannya di hadapan musuh-musuhnya. "Dalam perang tahun 2006 dan 2008 Israel gagal meraih tujuannya yang besar. Kini Israel mengumumkan tujuannya yang lebih kecil sehingga apapun yang berhasil dilakukan Netanyahu, ia masih bisa menyatakannya sebagai keberhasilan. Ini merupakan pengakuan
yang disembunyikan bahwa kekuatan perlawanan di Gaza telah memberikan efek gentar pada musuh," tambah Nasrallah.
FAKTOR IRAN
Iran adalah pendukung utama kelompok-kelompok perjuangan anti-Israel di Palestina terutama organisasi Hamas dan Jihad Islam. Tidak hanya sekedar dukungan politik, Iran bersama Syria menjadi pemasok utama senjata Hamas dan Jihad Islam serta menjadi pelatih militer para milisi perlawanan Palestina. Selain itu Iran juga menjadi penyandang dana utama Hamas dan Jihad Islam.
Menurut "Wikipedia" pemerintah Iran menyumbang 10% anggaran belanja Hamas.
Sumber: almanar.com.lb; 15 November 2012
No comments:
Post a Comment