(AKTIFIS FEMEN DISERANG AKTIFIS KATHOLIK KONSERVATIF PERANCIS)
Para aktifis "FEMEN", kelompok aktifis wanita dari Ukrania yang terkenal dengan aksi telanjang dada dalam aksi-aksinya, telah salah perhitungan atas militansi para aktifis Katholik Perancis. Bermaksud mengacaukan demonstrasi anti-gay yang dilaksanakan para aktifis Katholik di Paris, hari Minggu (18/11), para aktifis "FEMEN" justru menjadi bulan-bulanan para demonstran. Beruntung polisi segera mengevakuasi mereka ke kantor polisi. Namun tidak urung beberapa aktifis "FEMEN" mengalami luka-luka.
Pada hari Minggu (18/11) sekitar 100.000 orang aktifis Katholik Perancis mengikuti demonstrasi anti-gay yang digerakkan oleh gereja-gereja Katholik Perancis. Mereka menentang rencana undang-undang yang mengesahkan perkawinan sesama jenis yang dianggap mengancam nilai-nilai keluarga dan sosial masyarakat Perancis.
Namun ternyata di tengah-tengah mereka terdapat sekelompok aktifis "FEMEN" yang menyamar dengan sebagai biarawan. Dalam satu komando mereka membuka pakaian mereka hingga menunjukkan dadanya yang terbuka dengan tulisan "in gay we trust". Selain berteriak-teriak menghina kesakralan gereja, mereka juga menyemprotkan cairan putih yang mereka sebut sebagai “Jesus’ semen” alias (ma'af) air mani Jesus.
Biasanya para aktifis Kristen atau Katholik kulit putih di Eropa hanya menghindar dari gangguan seperti itu. Namun kali ini rupanya para aktifis Katholik Perancis telah cukup militan untuk menanggapi provokasi "FEMEN". Mereka menyerang para aktifis "FEMEN" hingga sebagian dari mereka mengalami luka-luka cukup serius.
Para aktifis LGBT (lesbian, gay, beastianity, transgender) yang melindungi para aktifis "FEMEN" itu tidak berdaya menghadapi para demonstran yang marah hingga polisi datang dan menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Para aktifis "FEMEN" dan LGBT pun diboyong ke kantor polisi tersekat untuk menyelamatkan mereka dari kemarahan demonstran.
"FEMEN" dalam keterangan resmi yang dimuat dalam situsnya menyebut para penyerang mereka sebagai para "nasionalis religius". Mereka mengancam akan membalas aksi penyerangan itu dengan cara yang "paling kristiani", yaitu "mata dengan mata" dan "gigi dengan gigi". "FEMEN" mengklaim aksi mereka ditujukan untuk "menyebarkan ide-ide masyarakat yang progressif serta kebebasan seksual ke tengah pikiran religius masyarakat".
"FEMEN" terkenal karena aksi-aksi topless mereka. Pada mulanya mereka sering menyerang kebijakan-kebijakan pemerintah atau perusahaan-perusahaan besar. Namun rupanya itu hanya pengalihan saja. Kini mereka lebih banyak menyerang simbol-simbol agama terutama Katholik yang dikenal lebih konservatif.
Dalam kampanyenya Presiden Perancis berulangkali menyatakan rencananya untuk melegalkan perkawinan sesama jenis serta adopsi anak oleh pasangan gay dan lesbian. UU tersebut direncanakan akan disyahkan bulan Januari mendatang.
LIBERAL IDIOT
"FEMEN" sebagaimana kelompok "Pussy Riot" di Rusia, adalah kelompok "liberal idiot" yang didirikan di negara-negara yang dikenal sebagai negeri Katholik yang konservatif. Tujuan mereka adalah menghancurkan nilai-nilai agama dalam masyarakat dan menggantinya dengan nilai-nilai "kebebasan", "demokrasi" dan istilah-istilah omong kosong lainnya.
Sejatinya mereka adalah pion yang digunakan oleh para "penguasa belakang layar" untuk menguasai bangsa Slavia yang banyak terdapat di Rusia dan Eropa Timur. Namun ketika umat Katholik Perancis menunjukkan kebangkitannya, mereka pun beramai-ramai menuju Perancis untuk membendungnya.
Meski pendahulu mereka, orang-orang komunis, telah menghancurkan institusi agama di Rusia dan negara-negara Eropa timur, gerakan agama kembali menguat di Eropa Timur maupun Eropa barat.
Seiring semakin terbukanya informasi global, motif di balik kelompok-kelompok "liberal idiot" itu telah terbuka ke publik. Tidak heran jika mereka mendapat perlawanan keras dari para aktifis Katholik Perancis. Tidak lama lagi keberadaan mereka pun akan terhapus dari Eropa.
Sumber: Russia Today; 19 November 2012
No comments:
Post a Comment