Pemilu terakhir Amerika lebih "aneh" daripada pemilu-pemilu sebelumnya, termasuk kemenangan "aneh" George W Bush dalam pemilu tahun 2000 (lebih lengkapnya baca buku "Stupid White Men" atau film dokumenter "Fahrenheith 911" karya Michael Moore). Mitt Romney yang diramalkan bakal menang mudah atas Obama, ternyata harus mengalami kekalahan telak, meski tim suksesnya telah berupaya sekuat tenaga mengintimidasi pendukung Obama hingga merekayasa hasil penghitungan komputer.
Sumber-sumber dari kalangan penegak hukum mengindikasikan bahwa Romney terlibat dalam berbagai kejahatan, termasuk narkoba, pencucian uang dan tindak kejahatan terorganisir lain. Namun penyidikannya dihentikan karena campur tangan presiden George W Bush. Namun mungkin Romney tidak separah Presiden Bill Clinton dalam hal tindak kejahatan. Di hari terakhirnya menjadi presiden Clinton memberi ampunan pada seorang pengemplang pajak terbesar Amerika. Sedang pada hari pertamanya ia menandatangani naturalisasi seorang imigran asal Israel, Martin Indyk, sekaligus mengangkatnya menjadi pejabat tinggi kementrian pertahanan dan selanjutnya mengangkatnya menjadi seorang duta besar.
(Seberapa jauh kita mengenal tokoh-tokoh penting Amerika, sebagaimana juga tokoh-tokoh penting di Indonesia, yang oleh media massa begitu diagung-agungkan? Gubernur bank sentral Amerika Bernanke misalnya, ketika mahasiswa pernah "mengabdi" pada sebuah sindikat kriminal yahudi yang salah satu aktifitasnya adalah mengorganisir permainan judi balap anjing. Dan apakah kita mengetahui (karena tidak pernah diekspos di media massa) bahwa mantan presiden George W Bush dan para pejabatnya tidak berani ke luar negeri karena terancam untuk ditangkap oleh interpol dan aparat kepolisian di luar negeri karena kejahatan-kejahatannya?)
Jika sebuah ancaman terhadap "pemerintah dan negara" sebagaimana diekspos Presiden Barack Obama benar adanya, maka kemungkinan yang terjadi adalah sebuah serangan teroris hebat di dataran Amerika (lebih hebat dari Serangan WTC 2001) yang akan mengantarkan Amerika ke peperangan yang diinginkan Israel seperti perang melawan Iran, dan sekaligus mengubah Amerika menjadi negara totaliter.
Media massa dan industri film Amerika secara sistematis telah mempersiapkan kemungkinan tersebut di atas. Mereka mencuci-otak rakyat Amerika untuk langsung menunjuk hidung Iran jika terjadi serangan di Amerika, meski sebagaimana dikemukakan Presiden Obama, serangan itu dilakukan oleh suatu "ancaman dari dalam".
BROKEN ARROW
Adalah istilah inteligen dan militer Amerika untuk suatu kondisi darurat dimana diketahui adanya senjata nuklir yang hilang.
Pada awal dekade 1990-an, 3 bom nuklir Afrika Selatan yang dibeli oleh Inggris, hilang secara misterius. Ketiga bom itu adalah sebagian dari 10 bom nuklir buatan Armscorp Pelindaba. Pembelian bom-bom itu atas perintah PM Margareth Thatcher dan ditangani oleh Dr. David Kelly, ahli senjata yang tewas misterius saat dilakukannya penyidikan atas kasus senjata massal Irak. Kelly dibantu oleh asistennya, David Cameron yang kini menjadi perdana menteri Inggris.
Laporan-laporan palsu tentang senjata pemusnah massal Irak yang salah satunya adalah bom nuklir milik Inggris yang hilang semakin menjadikan kasus kematian Dr. Kelly menarik. Selama bertahun-tahun Amerika dan Inggris berusaha membuktikan tuduhannya tentang senjata pemusnah massal Irak, namun tidak terbukti. Baru setelah Korut meledakkan bom nuklirnya tahun 2009 yang diketahui berasal dari bom Inggris yang hilang, terbuktilah sudah adanya "pasar" internasional senjata pemusnah massal yang justru melibatkan negara-negara yang tampak di publik tengah bermusuhan. 2 bom nuklir lainnya masih misterius.
Pada tahun 1991, Amerika kehilangan 3 senjata nuklir dalam insiden jatuhnya satu pesawat terbang militer Amerika di Somalia. Sumber-sumber inteligen menyebut bom-bom itu dikuasai oleh mantan-mantan pejabat militer Afrika Selatan. Pada tahun 1993 Amerika melancarkan operasi militer untuk merebut kembali bom-bom itu dengan kedok operasi kemanusiaan. Operasi itu gagal total dan sebagian gambarannya bisa dilihat di film "Blackhawk Down.”
Pada tahun 2007, sekelompok ekstremis dalam angkatan udara Amerika mencuri 6 atau 9 bom hidrogen yang diterbangkan dengan pesawat pembom strategis B-52 ke tujuan yang misterius. Ketika pesawat itu berhasil dipaksa mendarat di pangkalan udara Barksdale, beberapa bom itu tidak ditemukan.
TERORIS BUATAN
Ada satu alasan mendasar untuk mempercayai bahwa daripada menyalahkan kalangan internal sendiri yang bisa mengakibatkan "hancurnya tatanan Amerika", yaitu "kelompok ekstremis internal" yang terkait dengan jaringan kejahatan obat terlarang, organisasi-organisasi keagamaan besar, perusahaan multinasional, firma hukum terkenal, pers raksasa dll, lebih baik jika membebankan semua kesalahan pada "kelompok ekstremis eksternal", meski itu hanya suatu entitas rekayasa semacam Al Qaida.
Presiden Obama, dalam "press release"-nya tgl 21 November lalu akhirnya mengkonfirmasi fakta bahwa pemerintah Amerika telah diinfiltrasi oleh kelompok-kelompok ekstremis yang melegalkan segala cara untuk mendorong agenda politik mereka.
REF:
"Nuclear Christmas, false flag in America to blame on Iran"; Gordon Duff; Press TV; 29 November 2012
No comments:
Post a Comment