Saturday, 8 December 2012

SEKITAR BLOGGER DAN PENGGANGGUNYA

Setiap blog laris selalu mempunyai pengunjung setia yang suka mengganggu. Dengan berbagai alasan dan motif, tujuan pengganggu biasanya adalah menjatuhkan kredibilitas blogger hingga tulisan-tulisannya tidak lagi dipercaya orang, dan jika perlu membuat blogger menghentikan aktifitas ngeblog-nya. Kasus di Indonesia yang terkenal tentu saja adalah ulah pengganggu akun Twitter milik Dahlan Iskan yang menamakan diri "Trio Macan" yang sukses meng-KO Dahlan hingga hengkang dari tweetland.

Setiap blogger mempunyai cara menanggapi serangan pengganggu-pengganggunya. Ada yang emosional seperti Brother Nathaneal pemilik blog Real Zionist News, ada yang santai seperti Philip Marlowe pemilik blog incogman.net. Namun lebih sering jika blogger memilih main hapus komentar pengganggunya.

Jika Dahlan Iskan harus "melarikan diri", lain halnya Philip Marlowe. Setelah terlibat pertikaian intens dengan pengganggunya yang menamakan diri "mad-jewess", Philip memberikan satu kejutan berupa tulisan fiksi tentang pengganggunya. Ditulis dengan gaya humor yang membongkar sisi gelap pengganggunya (Philip dekat dengan kalangan inteligen Amerika yang anti-zionis, sehingga bisa mengetahui kehidupan pribadi lawannya yang aktifis zionisme), membuat "mad-jewess" mati kutu.

"Mad jewess" mengaku sebagai seorang wanita yahudi progressif. Dari argumen-argumennya tampak ia mengetahui banyak tentang sejarah, sosiologi dan politik. Namun Philip Marlowe juga bukan blogger sembarangan. Ia panyandang doktor ilmu antropologi dan master sejarah. Dan lebih dari itu, ia memiliki selera humor yang tinggi.

Blog ini pun kini telah memiliki seorang "pengganggu" yang menamakan dirinya "exodus". Ia berasal dari komunitas "Dahlan Iskan Fan's Club" terlihat dari pendapat-pendapatnya yang sangat memuja-muja Dahlan Iskan. Namun sayang, tidak seperti "mad-jewess" yang cukup cerdas dan berwawasan luas, "exodus" tampak memiliki kecerdasan di bawah standar. Hanya satu kelebihannya, ngotot. Suatu kombinasi yang sangat berbahaya, kekuatan "otot" dan kecerdasan rendah.

Kecerdasannya yang rendah tampak dari ketidak mampuannya membedakan antara "donasi sukarela" dengan "pencurian". Bahkan anak SD saja tentu sudah bisa membedakan kedua hal itu. Parahnya, dengan sangat berani ia mengutip-ngutip kitab suci Al Qur'an untuk mendukung pendapatnya yang sangat tidak cerdas itu.

Adapun kengototan tampak dari pendapat-pendapatnya yang sangat gigih membela "kejujuran" Dahlan Iskan. Baik, mari kita bahas masalah ini. Namun sebelumnya kita harus sepakat bahwa sangat tidak patut seorang pejabat publik, apalagi setingkat menteri, melakukan kebohongan-kebohongan publik tanpa merasa sedikit pun penyesalan dan kemudian bertaubat.

Jika seseorang diketahui pernah berbohong, sudah biasa kalau selamanya ia akan dianggap sebagai pembohong yang tidak bisa dipercaya. Apalagi kalau kebohongan itu dilakukan secara terbuka di hadapan publik, berulangkali lagi.

Beberapa kebohongan publik Dahlan Iskan yang telah menjadi pengetahuan umum di antaranya adalah: mengadakan IPO BUMN-BUMN, membuka sawah 100.000 hektar di Kalimantan, membangun jalan tol lintas Sumatera, meniadakan antrian panjang di pintu tol hingga maksimal hanya 5 kendaraan, meniadakan antrian panjang di jembatan penyeberangan Merak-Bakauheni, dll. Selain itu ada satu kebohongan lain yang sangat mengusik rasa kemanusiaan. Ia membohongi Pak Raden, salah satu tokoh seniman besar Indonesia.

"exodus" ngotot menyatakan bahwa Pak Dahlan tidak pernah menjanjikan pemberian tunjangan hidup bulanan senilai Rp 10 juta yang disisihkan dari kantong pribadi Pak Dahlan. Untuk itu ia melampirkan satu berita di media massa sebagai buktinya. Namun saya (blogger) melihat dengan mata sendiri pernyataan Pak Dahlan di satu televisi swasta yang berjanji akan menyisihkan uang pribadinya untuk tunjangan hidup Pak Raden sebesar Rp 10 juta per-bulan.

Sekarang mari kita kaji. Kesaksian berdasarkan kutipan media massa tentu tidak sebanding dengan kesaksian langsung, bukan?

Sebenarnya hal ini bisa dibuktikan dengan dua cara: menayangkan kembali siaran-siaran televisi tentang hal tersebut di atas, atau menanyakan langsung ke Pak Raden. Atau jika keduanya tidak bisa dilakukan, bisa dilakukan dengan mengajak Pak Dahlan untuk melakukan "muhabalah" atau "sumpah pocong".

Namun saya tidak yakin beliau akan berani melakukannya.

Kembali ke topik tentang "pengganggu" di blog ini. Selain kecerdasan di bawah standar, ia juga sangat emosional dan cenderung mengidap penyakit "hysteria", yaitu penyakit syaraf yang cenderung diidap oleh kaum hawa. Ketika saya menghapus komennya yang tidak sesuai konteks dan tidak bermutu (cerita fiksi tentang kanibalisme yang vulgar dan sangat tidak imaginatif apalagi inspiratif), ia marah-marah dan menuding saya sebagai pengecut. Tidak hanya itu, ia juga mencopas tuduhan itu di beberapa postingan saya yang lain, memberi kesan seolah-olah saya telah menghapus banyak komentar-komentarnya.

Sebenarnya saya tidak ingin memposting tulisan seperti ini sehingga membuat seolah-olah "exodus" ini sesuatu yang berarti. Namun demi "keadilan", dan satu lagi karena ia membawa "bendera" "Dahlan Iskan Fan's Club", maka saya tuliskan postingan ini.

2 comments:

Unknown said...

Tuk anda sebagai pemilik blog..saya rasa sah2 aja segala tindakan yg anda ambil tuk melindungi blog anda..karna ini rumah anda..andalah yang membangun,menata dan memelihara rumah anda..anda terima tamupun sesuai aturan di dalam rumah anda..segala sesuatu yg terjadi di rumah anda tentu dampaknya anda sendiri yg paling merasakan..ada yg bukan mengurusi rumah sendiri yg hampir ambruk pilar2nya tapi malah berusaha mengobrak abrik rumah orang lain..dengan senjata kimia yg meracuni tdk mempan sampai api neraka mau juga di ambil tuk bawa2..he.he.he..pegang tu dan rasakan panasnya..berbuatlah yg terbaik tuk rumah anda Pak Adi..jangan biarkan orang2 lain berusaha menekan kreatifitas dan buah pikiran anda..jadilah besar,jangan pernah mau dikecilkan...jadilah diri sendiri dengan segala yg anda rasa dan yg anda pikirkan..anda bertanggung jawab pada diri anda sendiri bukan pada diri orang lain..maju teruslah berkarya.. buah pikiran dan karya andalah yg mencerminkan siapa diri anda..bukan sebutan nama anda..

cahyono adi said...

trims kawan, atas dukungan-dukungannya yg tidak terkira selama ini. semoga membawa berkah dan kemenangan. amien.