Friday, 1 February 2013

PERANCIS YG BANGKRUT TOTAL

Berbagai teori beredar tentang alasan Perancis menerjunkan diri dalam petualangan berbahaya di Mali, termasuk menjalankan misi keluarga Rockefeller untuk menguasai emas yang melimpah di Mali. Namun ada satu alasan lain yang tampaknya lebih rasional: mengalihkan perhatian rakyat dari persoalan ekonomi.

Ya, itu tidak lain karena Perancis tengah dilanda kebangkrutan ekonomi, dan hal itu telah diakui sendiri oleh pejabat tinggi Perancis.

Menaker Michel Sapin baru-baru ini mengatakan bahwa Perancis tengah mengalami kebangkrutan total akibat kebijakan pemerintahan terdahulu. Sapin dan pemerintahan sekarang adalah dari Partai Sosialis, sementara pendahulu mereka di bawah Presiden Sarkozy berasal dari partai konservatif.

Pernyataan Sapin tersebut tentu saja menimbulkan kegoncangan politik hingga menkeu Pierre Moscovici harus "meluruskan" pernyataan tersebut. Menurut Pierre yang dikatakan Sapin adalah keluhan bahwa kondisi fiskal Perancis saat ini cukup memberatkan akibat akumulasi hutang pemerintahan Sarkozy yang mencapai £513 miliar.

Dalam satu wawancara radio baru-baru ini Sapin mengatakan, "Ada satu negara (Perancis), namun negara itu adalah negara yang secara total telah bangkrut. Itulah sebabnya kita harus mengurangi defisit anggaran dan tidak ada yang boleh mengalihkan kita dari rencana itu."

Pernyataan tersebut kontan membuat kredibilitas pemerintah dalam menangangi masalah ekonomi mengalami penurunan tajam. Majalah Le Figaro yang mengadakan pooling online mengindikasikan bahwa
sebanyak 80,5% rakyat Perancis percaya bahwa negara Perancis benar-benar telah bangkrut.

Menkeu Moscovici dalam upayanya mengurangi kegoncangan psikologis masyarakat membantah isu kebangkrutan Perancis. "Perancis adalah negara yang bisa mengatasi semua masalahnya, negara yang kredibel, negara yang tengah mengalami proses pemulihan," kata Moscovici.


Moscovici juga menekankan bahwa Perancis juga tidak akan pernah meninggalkan kewajiban keuangannya, termasuk gaji para pegawainya.

Sejak berkuasanya pemerintahan Presiden Hollande setengah tahun lalu, pengangguran dan meroketnya biaya hidup menjadi masalah yang sangat serius. Kebijakan "anti-orang kaya" yang diterapkan untuk meraih dukungan publik juga telah membuat banyak investor meninggalkan Perancis. Hollande saat ini tengah berupaya memulihkan kembali perekonomian Perancis dengan mengurangi anggaran belanja pemerintah hingga £51 miliar. Ia juga berjanji menaikkan pendapatan pajak sebesar £20 juta dalam waktu 5 tahun.

Bank sentral Bank of France telah menunjukkan data bahwa setiap hari terjadi pelarian modal investasi ke luar negeri bersama para intrepreneurnya. Di antara orang kaya yang telah hengkang dari Perancis adalah Bernard Arnault yang merupakan orang terkaya Perancis. Arnault yang memiliki "core business" barang-barang mewah di bawah kelompok usaha LVMH telah memindahkan asset-assetnya ke Belgia dengan alasan keluarga. Namun semua orang Perancis tahu bahwa ia sengaja menghindari pajak baru yang diterapkan pemerintah.

Arnault yang memiliki sejumlah rumah mewah di berbagai negara, langsung mengajukan permintaan passport kepada pemerintah Belgia begitu Hollande memenangkan kursi kepresidenan tahun lalu. Awal tahun ini juga aktor Hollywood asal Perancis Gerard Depardieu telah memindahkan tempat tinggalnya ke luar negeri. Ia yang mendapat passport Rusia memilih tinggal di Belgia setelah menjual rumahnya yang berharga jutaan euro di Perancis. Tidak hanya itu, mantan Presiden Nicholas Sarkozy yang dikenal sebagai penyuka gaya hidup mewah dikabarkan juga tengah merencanakan kepindahan ke London bersama istrinya yang selebritis terkenal Carla Bruni.

Menanggapi fenomena larinya orang-orang kaya Perancis itu PM Inggris David Cameron mengatakan akan menggelar karpet merah bagi para milyuner Perancis itu.

Merosotnya perekonomian negara-negara Uni Eropa membuat negara-negara di kawasan itu mengalami kesulitan untuk mengendalikan hutang meski telah menerapkan kebijakan penghematan karena tanpa kehati-hatian program penghematan justru menjadikan beban hutang semakin berat.

Belum lama ini IMF menurunkan perkiraan tingkat pertumbuhan ekonomi Uni Eropa dari 0,1% menjadi minus 0,2% seraya mengingatkan konsekuensi pahit yang dihadapi negara-negara tersebut.

Perancis adalah negara Eropa terbesar kedua ekonominya, kini mengalami masalah pengangguran yang serius hinga mencapai 10% tahun lalu. Sementara pemimpin oposisi Yunani Alexis Tsipras mengatakan bahwa Uni Eropa harus meninggalkan kebijakan penghematan dan segera menyelenggarakan pertemuan puncak untuk mengatasi masalah hutang. Pertumbuhan ekonomi Yunani merosot 6% tahun lalu, sementara Portugal juga anjlok 3% disusul Italia 2,3% serta Spanyol yang anjlok 1,4%.



REF:
"France is totally ‘bankrupt’, jobs minister admits as concerns grow over Hollande’s tax-and-spend policies"; Peter Allen; Daily Mail 29 Januari 2013

No comments: