Friday, 8 February 2013

SETELAH SYRIA KINI IRAK (2)

Sementara itu seorang pakar politik Turki Mohammad Noureddine menyatakan bahwa apa yang saat ini terjadi di Irak tidak berbeda dengan yang terjadi di Syria. Negara-negara yang terlibat dalam upaya menggusur Bashar al Assad dari kekuasaan kini mulai mengalihkan hal yang sama di Irak. Seperti peribahasa: melempar 2 burung dengan 1 batu.

"Ada tekanan-tekanan di negara-negara seperti Qatar dan Turki, setelah kegagalan menyelesaikan misinya di Syria, selain adanya adanya prospek penyelesaian krisis melalui Kesepakatan Genewa, sehingga mereka mulai melakukan provokasi di Irak," kata Noureddine.

Keterlibatan Turki dalam kerusuhan Irak akhir-akhir ini membuka wajah asli kebijakan PM Recep Tayyip Erdogan atas Irak dan kawasan. Erdogan melihat perubahan-perubahan yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir, sebagai kesempatan untuk meningkatkan peran Turki di kawasan setelah didepak dari Uni Eropa. Semacam mengembalikan kebanggan Turki saat dipimpin Kekhalifahan Ottoman.

Untuk mewujudkan ambisi itu Turki melakukan campur tangan dalam krisis Syria dengan mempersenjatai pemberontak. Hal yang sama dilakukan terhadap Irak dengan mempersenjatai kelompok-kelompok yang sama yang melakukan pemberontakan di Syria. Turki juga memprovokasi kelompok-kelompok sektarian untuk melakukan tuntutan-tuntutannya terhadap pemerintah Irak. Intervensi lain adalah menampung mantan wapres Tareq Hashemi yang menjadi buron Irak karena keterlibatan aksi-aksi terorisme. Selain itu juga dengan melakukan lobbi-lobbi kepada pemerintahan otonomi Kurdi Irak, untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah pusat Irak di Baghdad.

Aksi-aksi protes anti pemerintahan Nuri al Maliki di provinsi-provinsi sebelah barat Irak memiliki jejak campur tangan Turki yang sangat besar. Tujuan Turki atas campur tangan itu di antaranya adalah:
1. Melakukan tekanan terhadap Nuri al Maliki agar mengubah posisinya dalam krisis Syria.
2. Mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber minyak di wilayah otonomi Kurdi di utara Irak.
3. Melakukan tekanan terhadap Iran untuk mengubah posisinya dalam krisis Syria.
4. Menjadikan Turki sebagai pemimpin umat Islam Sunni.


Tujuan Turki di Irak itu bertautan dengan tujuan negara-negara Teluk untuk mendapatkan pengaruh baik di Irak setelah memburuknya hubungan mereka dengan Irak selama beberapa waktu terakhir. Di antara negara-negara Teluk itu terutama adalah Saudi dan Qatar yang juga tengah terlibat campur tangan di Syria.

Gaya peliputan media-media Arab atas krisis Irak seperti "Al Jazeera" dan "al Arabiya" yang selalu menuduhkan kesalahan pada pemerintah Irak menunjukkan sikap politik pemerintahan Qatar dan Saudi atas Irak, khususnya karena keduanya dimiliki oleh Qatar dan Saudi. "Al Jazeera" juga terlibat afiliasi dengan TV swasta Indonesia TVOne yang sebagian sahamnya dimiliki kelompok kepentingan zionisme.

Mirip dengan Turki, tujuan negara-negara Teluk itu di Irak adalah:
1. Menumbangkan pemerintahan Shiah Nuri al Maliki yang pro-Iran.
2. Menghancurkan hubungan Irak dengan Syria setelah kegagalan proyek Syria.
3. Melemahkan Iran dengan cara memukul sekutu-sekutunya Syria dan Irak.
4. Menyibukkan Irak dengan masalah internal sehingga melemahkan peran internasionalnya yang cenderung semakin kuat.


Barat sendiri melihat Irak sebagai halaman rumahnya Iran. Dengan membuat Irak rusuh, otomatis akan membuat Iran kehilangan energinya untuk tetap memberikan dukungan kuat pada Syria. Dengan adanya tekanan terhadap Iran melalui Irak, diharapkan juga Iran akan mengurangi ketegasannya dalam perundingan nuklir yang bakal digelar barat dengan Iran dalam waktu dekat ini. Hal ini berkaitan erat juga dengan kepentingan negara-negara Teluk yang merasa terancam dengan pengaruh Iran yang semakin kuat. Merasa gagal mengimbangi Iran, mereka merasa cukup puas bisa mempermalukan sekutu Iran, yaitu Irak.

Namun di atas itu semua satu kesimpulan sudah pasti bisa didapatkan, yaitu kegagalan total petualangan negara-negara itu di Irak. Jika terhadap pemerintahan minoritas Syria yang terisolir saja mereka gagal, apalagi terhadap pemerintahan Nur Maliki yang memiliki basis massa mayoritas Shiah dan berbatasan langsung dengan Iran, negara yang berkali-kali sukses mengalahkan Amerika dan sekutu-sekutunya di Lebanon, Palestina,  dan Syria.



REF:
"After Syria, Sedition in Iraq - Will the Plan Succeed? How Shall it be Confronted?"; Al-Manar TV; 31 Januari 2013

6 comments:

Unknown said...

yang menjadi pertanyaan di benak masyarakat adalah: al-qaeda itu membela siapa ?
dan pemahaman mereka menolak siapa sebenarnya al-qaeda..!

cahyono adi said...

Dari banyak sumber serta analisis yang mendalam, Al Qaida adalah bentukan zionisme internasional dengan kebanyakan operator lapangannya orang-orang muslim yang kurang pendalaman pengetahuan agamanya seperti Imam Samudra cs.

Unknown said...

logika mereka masih menolak,dan ketika di beri tahu,mereka akan balik menuduh kita sesat..!!!

saya juga telah membaca beberapa posting yang menyangkut tentang hal tersebut di blog ini,,!!!
namun saya ingin lebih mendalam..
mohon pencerahan..!!!
dan mungkin alqaeda akan muncul lagi di beberapa tempat di timur tengah..!!!
dan kebanyakan media membalikkan faktanya..!!!
mungkin dengan pencerahan dari agrgumen dan analisi yang mendalam lagi dari blog ini,saya bisa menshare lebih dalam..!!!

cahyono adi said...

Fakta: Osama bin Laden adalah bangsawan Saudi agen CIA yang membantu Amerika mengusir Rusia dari Afghanistan.

Ayman al Zawahiri pernah ketahuan berpidato dengan kain bermotif bintang Daud (Israel)

Jubir al Qaida Adam Yahya Gadahn (bernama asli Adam Pearlman) adalah zionis sejati, cucu dari tokoh zionis Amerika yang menjadi anggota dewan direktur ADL, Carl Pearlman. ADL adalah kelompok ultra-zionis paling berpengaruh di dunia.

Ini saya kutipkan dari wikipedia:

"Gadahn was born Adam Pearlman, the son of musician Phil Pearlman. Gadahn's Jewish paternal grandfather, Carl Pearlman, was a prominent urologist; and on the Board of Directors of the Anti-Defamation League."

cahyono adi said...

Ayman al Zawahiri adalah wakil Osama bin Laden dan sekarang adalah pemimpin tertinggi al Qaida.

Bukti-bukti sudah sangat jelas. Hanya orang jahil yang masih bisa membantahnya.

Unknown said...

trims atas pencerahannya..!!!
saya harap ada posting lagi terhadap beberapa hal yang menimbulkan tanda tanya di masyarakat tentang alqaeda..!!!

dan juga tentang syiria..!