Wednesday, 7 October 2015

Perang Laut Iran - Amerika 1988 (Operation Praying Mantis) (2)

Indonesian Free Press -- Iran merespon dengan mengirim speedboat-speedboat 'Boghammar' untuk menyerang sejumlah sasaran di Teluk Parsi, termasuk kapal berbendera Amerika 'Willy Tide', kapal berbendera Panamana 'Scan Bay' dan kapal tanker Inggris 'York Marine'. Semuanya mengalami kerusakan akibat serangan itu dengan berbagai tingkat kerusakan.

Setelah serangan itu Amerika meluncurkan pesawat-pesawat A-6E Intruder dari kapal induk USS Enterprise 65. Dengan panduan dari sebuah kapal frigat Amerika, pesawat-pesawat anti-kapal tersebut menenggelamkan sebuah speedboat dengan bom cluster dan merusak beberapa speedboat lainnya yang melarikan diri ke Pulau Abu Musa.

Pertempuran semakin memanas setelah Iran mengirim kapal perang Joshan, yang dengan berani menantang kapal jelajah USS Wainwright dan group yang dipimpinnya. Mengabaikan peringatan untuk berhenti, Joshan justru menembakkan sebuah rudal Harpoon yang meleset dari sasaran. USS Simpson membalas tembakan Joshan dengan menembakkan 4 rudal Standard, sementara USS Wainwright menembakkan sebuah rudal Standard. Rudal-rudal itu menghantam Joshan dengan telak, namun gagal menenggelamkannya. Kapak itu baru tenggelam setelah USS Bagley, USS Simpson, USS Wainwright menembakkan meriamnya bertubi-tubi ke kapal Iran tersebut.

Saat pertempuran laut itu berlangsung 2 buah pesawat F-4 Phantom Iran terbang mendekat. USS Wainwright menembakkan dua rudal ER Standard yang salah satunya merusak sebuah pesawat F-4 Iran, memaksa mereka mundur dengan sebuah F-4 yang rudak mendarat di Bandar Abbas.

Selanjutnya pertempuran makin keras setelah Iran mengirim kapal frigat Sahand dari Bandar Abbas menantang kapal-kapal Amerika. Kapal frigat itu terdeteksi oleh dua pesawat Lizard A-6E yang mengawal kapal USS Joseph Strauss. Sahand menembakkan rudal-rudal anti-pesawat ke arah pesawat-pesawat A-6E itu dan dibalas dengan 2 rudal harpoon dan rudal Skipper. Sementara USS Joseph Strauss juga menembakkan rudal Harpoon. Tembakan-tembakan itu merusak dan membakar hebat Sahand, dan setelah kebakaran mencapai ruang penyimpanan amunisi terjadi ledakan hebat yang menenggelamkan Sahand.

Kemudian pada hari yang sama Iran juga mengirimkan kapal frigat Sabalan yang sempat menembakkan rudal-rual anti-pesawat ke pesawat-pesawat A-6E Amerika, namun meleset. Pesawat-pesawat itu membalas menembakkan peluru kendali Mark 82 dan mengena dengan telak meski tidak menenggelamkannya. Lumpuh oleh tembakan rudal Amerika, Sabalan harus ditarik dengan kapal pemandu (tug) ke galangan terdekat.

Kemudian untuk membalas kekalahan, Iran menembakkan rudal-rudal Silkworm buatan Cina terhadap kapal-kapal Amerika di Selat Hormuz dan Teluk Persia, namun meleset. Meski diberitakan di media massa, pemerintahan Presiden Reagan menolak mengakui penembakan rudal-rudal Silkworm karena akan memaksa Amerika melancarkan serangan balasan terhadap pangkalan laut Iran yang menembakkan rudal-rudal itu, dan pada akhirnya akan memicu pertempuran yang lebih besar.

Menyusul tertembaknya Sabalan dan merasa misi sudah cukup, komando militer Amerika memerintahkan jajarannya untuk menghindari pertempuran lebih lanjut dan hanya menjaga kewaspadaan. Iran pun berusaha menjaga situasi tidak semakin memburuk dan menerima tawaran penghentian tembak-menembak.

Dua hari kemudian USS Lynde McCormick mengawal sebuah kapal tanker Amerika dan kapal kargo Skandinavia melintasi Selat Hormuz tanpa gangguan dari Iran. Operation Praying Mantis pun dinyatakan selesai.

Dengan hanya kehilangan 2 orang awak helikopter Sea-Cobra yang jatuh di dekat Pulau Abu Musa, angkatan laut Amerika di Teluk Parsi berhasil menghancurkan 2 galangan minyak, sebuah frigat, tiga speedboat, dan sebuah kapal meriam cepat. Frigat Sabalan yang rusak parah akhirnya berhasil diperbaiki tahun 1989 dan beroperasi lagi hingga sekarang.

Sebulan kemudian kapal USS Vincennes tiba untuk mengawal Samuel B. Roberts yang ditarik ke Amerika untuk diperbaiki. Pada tanggal 3 Juli menembak pesawat penumpang Iran Air nomor penerbangan 655, menewaskan seluruh 290 penumpang dan awaknya. Amerika berdalih awak USS Vincennes menyangka pesawat penumpang itu adalah pesawat tempur F-14 Iran yang hendak menyerang.(ca)

1 comment:

gogo said...

Pelajaran yg sngt berharga bgi AL Iran..