New Delhi, LiputanIslam.com -- Hanya beberapa pekan setelah dikalahkan Tiongok dalam kontrak pembangunan kereta cepat pertama Indonesia, Jepang mengeluarkan gebrakan dengan menyampaikan tawaran kepada India untuk mendanai kereta cepat pertama India senilai $15 miliar. Langkah ini dikabarkan telah mencuri langkah Cina yang juga tengah memburu proyek jaringan kereta di negara berperekonomian terbesar keempat di dunia itu.
Tokyo tengah menaksir kelayakan pembangun koridor sepanjang 505 km yang menghubungkan Mumbai - Ahmedabad yang adalah ibu kota perdagangan penting di India tempat asal Perdana Menteri Narendra Modi. Jepang telah menyimpulkan secara teknis dan finansial proyek itu layak. Demikian seperti dilansir Antara, Kamis petang (22/10).
Proyek pembangunan jalur kereta api cepat itu memang akan diselesaikan lewat tender, namun tawaran keuangan dari Jepang ini membuat Jepang jelas menjadi kandidat utama pemenang tender.
Bulan lalu Cina memenangkan kontrak untuk akses kelayakan kereta cepat Delhi - Mumbai sepanjang 1.200 km yang diperkirakan menelan biaya dua kali lipat dari proyek yang dibidik Jepang. Cina belum menawarkan fasilitas pinjaman untuk proyek ini.
Keputusan Jepang memberikan pendanaan rendah bunga kepada Modi adalah bagian dari upaya menekan balik keterlibatan Cina dalam pembangunan infrastruktur di Asia Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
"Ada beberapa (pemain) yang menawarkan teknologi kereta api kecepatan tinggi. Namun (yang menawarkan) teknologi dan pendanaan, kami hanya mendapatkan satu penawaran, yaitu Jepang," kata A. K. Mital, kepala Indian Railway Board, yang menangani jaring kereta India.
Kedua proyek adalah bagian dari "Kuadrilateral Berlian" dari kereta kecepatan tinggi sepanjang 10.000 km yang India inginkan untuk menghubungkan Delhi, Mumbai, Chennai dan Kolkata.
Jepang telah menawari menyanggupi 80 persen biaya proyek Mumbai-Ahmedabad, dengan syarat India memberi 30 persen perlengkapan termasuk gerbong dan lokomotif dari perusahaan-perusahaan Jepang.
Badan Kerjasama Internasional Jepang JICA yang memimpin survei kelayakan proyek itu mengatakan waktu tempuh Mumbai - Ahmedabad akan dipangkas menjadi dua jam dari sebelumnya tujuh jam. Rute ini akan melalui 11 terowongan baru termasuk terowongan bawah laut dekat Mumbai.
"Yang canggih dari proses ini adalah Jepang mengaitkan pendanaan itu dengan penggunaan teknologi mereka. Ini seharusnya menjadi transfer teknologi," kata Mital.
Gebrakan Jepang di India ini terjadi hanya beberapa pekan setelah kalah terhadap Cina dalam kontrak pembangunan kereta cepat pertama Indonesia.
Di Indonesia, Beijing menawarkan pinjaman $5 miliar tanpa meminta jaminan sehingga mengakhiri perang kontrak selama sebulan dalam pembagunan kereta api cepat Jakarta - Bandung.
Stasiun televisi NHK melaporkan bahwa Menteri Transportasi Jepang Keiichi Ishii mengaku bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe telah memerintahkan menggenjot ekspor sistem transportasi ke India dan Asia Tenggara.
"Sangat mengecewakan proyek jaringan kereta api cepat di Indonesia diberikan kepada Cina," kata dia.
Cina memenangkan survei Delhi - Mumbai setelah meyakinkan lembaga-lembaga keamanan India menyangkut keterlibatan Cina dalam infrastruktur India, demikian Reuters.(ca)
No comments:
Post a Comment