Monday 12 October 2015

Iran Kembali Kehilangan Perwira Terbaiknya di Suriah

Free Indonesian Press -- Iran kembali kehilangan perwira terbaiknya di medan perang Suriah. Setelah pada bulan Januari 2015 lalu Brigjen Mohammad Ali Aldadi syahid oleh serangan udara Israel di dekat perbatasan Suriah-Israel di Golan, pada tanggal 8 Oktober lalu Brigjen Hossein Hamedani menyusul syahid di dekat kota Aleppo, Suriah, karena serangan kelompok teroris ISIS.

Dengan jabatan sebagai Wakil Panglima Pasukan Pengawal Revolusi (IRGC), Brigjen Hamedani merupakan perwira tertinggi Iran yang tewas di medan perang Suriah. Demikian laporan situs berita Al Monitor yang berbasis di Washington DC berjudul "Iranian general killed in Syria came back for special operation" tanggal 9 Oktober.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa Hamedani merupakan tokoh senior dalam jajaran militer Iran yang telah berperan besar dalam berbagai peristiwa, mulai dari Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, penumpasan aksi-aksi demonstrasi paska Pemilu 2009 hingga konflik Suriah yang tengah berlangsung.

Setahun yang lalu ia sempat ditarik ke Iran, namun kembali dikirim ke medan konflik Suriah setelah pemberontak melakukan offensif besar-besaran dan merebut sejumlah wilayah strategis pertengahan tahun ini.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan IRGC tanggal 9 Oktober disebutkan bahwa Hamedani meninggal di Aleppo akibat serangan kelompok ISIS. Disebutkan bahwa Hamedani mengemban misi 'melindungi makam suci Sayidah Zaynab' di dekat Damaskus dan memperkuat kedudukan kelompok 'perlawanan anti-Israel/Amerika' di Suriah terhadap para teroris. IRGC juga mengundang masyarakat untuk hadir dalam upacara pemakaman yang digelar di Teheran tanggal 11 Oktober.

Sejumlah media Iran menulis tentang peran Hamedani selama 36 tahun paska Revolusi Iran. Ia adalah salah satu pendiri IRGC di Hamadan setelah revolusi tahun 1979. Ia terlibat dalam operasi penumpasan pemberontakan orang-orang Kurdi di wilayah Kurdistan selama perang Iran-Irak. Selama itu ia memimpin sejumlah unit militer penting, yang ditulisnya dalam dua buku memoirnya, “Moonlight Khayyen” dan “Brother, It Is a Duty”.

Pada tahun 2009 Hamedani memimpin unit khusus IRGC bernama Korps Mohammad Rosulullah yang berbasis di Teheran, yang sukses meredam aksi-aksi demonstrasi paska pemilu. Jendral Hassan Firouzabadi, Panglima Angkatan Bersenjata Iran memuji Hamedani yang sukses 'menghadapi kudeta Amerika paska pemilu 2009.”

Peran penting Hamedani adalah membentuk milisi-milisi bersenjata yang setia pada pemerintah Suriah. Hamedani mengklaim bahwa milisi-milisi bersenjata yang dibentuknya itu terdiri dari semua kelompok etnis dan agama, mulai dari Sunni, Alawi, Kristen, maupun Ismaili (Alawi dan Ismaili lebih dekat ke Syiah). Ia juga mengklaim bahwa pendekatan keagamaan sangat ditekankan pada milisi-milisi bersenjata yang dibentuknya itu.

“Dengan bergandengan tangannya orang-orang Shiah dan Sunni melawan teroris, saya sangat gembira karena angka statistik menunjukkan bahwa sebagian besar milisi rakyat di Suriah adalah warga Sunni," kata Hamedani kepada media Iran beberapa waktu lalu.

Beberapa jabatan yang pernah dipegang Hamedani adalah komandan angkatan darat IRGC, Wakil Panglima Milisi Basij hingga penasihat senior panglima IRGC.

IRGC merupakan pasukan khusus yang terpisah dari Angkatan Bersenjata reguler dan bertanggungjawab langsung kepada Pemimin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenai.(ca)

3 comments:

abu bakar said...

irib menyebutkan sebagai komander Pasdaran
uskowion iran menyebutkan sebagai komander Quds

anda Irgc
Debka?

mari kita mengkaji siapa lebih tepat

Unknown said...

Kehilangan Perwira Tinggi tak akan menyurutkan perjuangan IRGC

-Kasamago.com

Unknown said...

Kunjungi & resapi?