Thursday, 22 October 2015

Ratusan Pemberontak Suriah Tinggalkan Aleppo, Ribuan Letakkan Senjata

Indonesian Free Press -- Ratusan pemberontak Suriah dikabarkan telah meninggalkan posisi mereka di Aleppo utara setelah mendapatkan serangan gencar dari pasukan Suriah, Hizbollah dan serangan udara Rusia. Demikian kantor berita Iran FNA melaporkan, Rabu (21 Oktober).

Mengutip keterangan sumber dari inteligen Suriah, laporan itu menyebutkan para pemberontak itu melarikan diri setelah persembunyian mereka dan juga jalur suplai mereka dihancurkan oleh serangan pasukan Suriah dan sekutu-sekutunya. Mereka berusaha mendapatkan tempat persembunyian yang lebih aman, baik di provinsi Aleppo maupun di luar perbatasan Suriah.

Pada hari Senin (19 Oktober) mengungkap perkembangan yang terjadi di medan pertempuran di kota strategis Aleppo dan sekitarnya, termasuk pangkalan udara Kuweires yang dikepung pemberontak. Menurut pernyataan militer Suriah pihaknya, dengan dibantu Hizbollah dan milisi-milisi bersenjata dari Irak melancarkan serangan di 3 provinsi sekaligus, yaitu Aleppo, Hama dan Lattakia.

“Tujuan operasi ini adalah membersihkan wilayah-wilayah ini dari para teroris dan melanjutkan gerak maju ke Provinsi Latakia. Jika operasi ini berhasil maka jalur suplai para teroris di Aleppo menuju Lattakia dan Idlib akan terpotong dan bantuan dari Turki untuk mereka sepenuhnya akan terhenti," kata komandan militer Suriah kepada FNA.

Sementara itu Menteri Urusan Rekonsiliasi Nasional Suriah Ali Haidar, hari Selasa (20 Oktober) mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 10.000 pemberontak telah meletakkan senjata, menanggapi seruan pemerintah untuk menghentikan pemberontakan dan kembali ke kehidupan normal.

"Secara keseluruhan, termasuk di Homs dan sekitarnya, kami berbicara tentang 10.000 orang yang telah meletakkan senjatanya selama dua tahun terakhir. Jumlah itu terus bertambah seiring intensifnya serangan pasukan pemerintah yang didukung oleh serangan udara Rusia. Ia juga menunjuk pada laporan tentang ratusan pemberontak di sebuah desa di barat-daya Suriah baru-baru ini.

Dari semua wilayah, Provinsi Homs di barat Suriah adalah tempat yang paling sukses dengan lebih dari 1.500 pemberontak meletakkan senjatanya pada tahun 2013.

Presiden Rusia Vladimir Putin, hari Jumat (16 Oktober) mengklaim seangan udara yang dilancarkan Rusia telah menewaskan ratusan pemberontak.

"Puluhan fasilitas komando dan gudang-gudang senjata, ratusan teroris dan sejumlah besar senjata telah dihancurkan," kata Putin dalam pertemuan dengan para pemimpin negara-negara eks Uni Sovyet di Kazakhtan.(ca)

No comments: