Sunday, 4 February 2018

BRAVO ANAKKU ZAADIT TAQWA

Oleh: Letjen Mar (Purn) Suharto

Saat saya nonton Dies Natalis UI kemarin lusa, saya melihat keberanian sekaligus kebenaran yg harus dilihat oleh rakyat Indonesia.
Saya sangat terharu karena lebih dari 13 th,bahkan sejak Mei 1998 tidak terlihat lagi sikap Heroik Mahasiswa. Zaman SBY Seluruh BEM di " plesirkan" ke luar negeri agar tidak mengeluarkan "Kartu Kuning" dan sempritan utk pemerintah. Sempritan ZAADIT jauh lebih bernilai dibanding sempritan Polisi.

Sempritan dan kartu kuning ZAADIT sbg isyarat dari rakyat agar Liberalisme atau ideologi apapun termasuk KOMUNISME dg seragam apapun harus keluar dari Stadion PANCASILA. Ingatan saya kembali ke Mei 1998, saat itu saya sebagai Komandan Korps Marinir mengambil keputusan utk mengawal anak anak ku Mahasiswa dlm menyelamatkan rumah kita semua Republik Indonesia.
Sayangnya kita belum siap, sehingga masuklah para Komprador mengambil alih, dan mengacak acak UUD 1945 sebagai aturan main PANCASILA sbg jati diri Bangsa. Anak anakku Mahasiswa, berdirilah bersama ZAADIT, bahu membahu utk memperbaiki tatanan yg rusak ini.
Di koran Rakyat Merdeka hari ini saya melihat betapa Jokowi tdk menghormati kita semua Bangsa Indonesia, sbg salah satu simbol negara menerima penghormatan dg pakaian " sak karepe ", sementara yg memberi penghormatan berjajar rapi dan bersih seragam rapi.
Dia boleh tdk menghormati dirinya,tetapi ada kewajiban dia sbg Presiden utk menghormati bangsa dan negara dg berpakaian laiknya seorang Presiden. Berilah rakyatmu kebanggaan. Republik ini milik bangsa Indonesia bukan seseorang, bukan milik Presiden utk dibuat sa' karepe Dewe.
Maaf anak anak ku kalau saya sedikit melambung. Saya hanya ingin memberi ilustrasi betapa banyaknya PR yg harus kalian kerjakan kedepannya. Banyak perselingkuhan yg terjadi dgn kekuatan asing yg melahirkan anak anak haram seperti UUD Th 2002, Liberalisme, belum lagi perselingkuhan Pemerintah (Eksekutif) dg DPR (Legislatif) yang melahirkan UU yg tdk berpihak kepada rakyat.
Anak anak ku, berjuanglah utk keluargamu, bangsamu dan "Kedaulatan Negara" mu.
Tanpa Kedaulatan, negara ini bukan negara . Berjuang lah anak anak ku agar kedepannya kita tdk menjadi "Aborigin" atau "Temasek".
Kami siap utk mewakafkan sisa sisa umur kami utk perjuangkan "Kedaulatan" negara kita. Jangan dicontoh pejabat kita yg berkolaborasi dgAsing danAseng demi remah remah roti (rotinya dimakan Asing danAseng) yg membuat regulasi dan cara cara Nepotisme .
Anak anak ku tahu kah kalian mengapa negara negara Skandinavia maju ? Kata kuncinya cuma satu kata "Kejujuran" Kibarkan terus bendera perjuangan. Give Example and Be an Example. Selamat berjuang Anak anakku. Kobarkan semangat pertempuran. Tuhan bersama kalian. Amin.

4 comments:

Kasamago said...

Pertempuran belum usai..

Anonymous said...

tanggapan jokowi koq aneh ya: mau kirim BEM UI ke Asmat, biar lihat betul medan yang ada disana.....posisi presiden dan posisi BEM kan beda banget, presiden punya banyak aparat yg berpengalaman di medan beserta anak-buahnya, punya alat transportasi dsb untuk mengatasi kesulitan di asmat, sebaliknya BEM ga punya apa2, ga pantas seorang presiden yg punya kekuasan menggerakkan resource berlimpah dan segera ke asmat lalu menyalahkan medan

Anonymous said...

kalau saya melihatnya si mahasiswa ini ngak update info padahal setahu saya pemerintah berusaha keras membangun bahkan sudah membangun infrastruktur disana seperti jalan trans papua dan banyak yg lainnya dalam tahap penyelesaian dan itu tidak semudah membalik telapak tangan seolah olah si mahasiswa ini buta padahal tinggal di jakarta kalah dgn yg tinggal di daerah memalukan

Anonymous said...

coba deh cari di google tulisan natalius pigai: Pembohongan Publik Pembangunan Jalan Trans Papua