Monday 5 February 2018

Para Politisi Rusia Marah, SU-25 Ditembak Jatuh di Suriah

Indonesian Free Press -- Para politisi Rusia marah atas penembakan pesawat SU-25 Rusia oleh pemberontak Suriah yang menewaskan pilot pesawat tersebut.

Seperti dilaporkan Russia Today, 4 Februari, para anggota parlemen Rusia menyerukan dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas insiden itu, terutama untuk mengetahui asal dari rudal yang digunakan para pemberontak untuk menembak jatuh pesawat pembom Rusia tersebut.


"Tentu, kami akan menyelidikinya, termasuk beberapa hal penting: dari tipe rudal jinjing (MANPADS) hingga situasi di sekitar insiden tersebut,” kata Frants Klintsevich, Deputi Ketua Komisi Pertahanan Parlemen Rusia, kepada Interfax.

"Kami yakin bisa menemukan banyak bukti-bukti mengingat banyaknya UAV (drone mata-mata) dan pesawat-pesawat pengamat di wilayah itu,” tambahnya.

Ia mengakui, jatuhnya pesawat tempur Rusia memberikan dampak politik yang besar, tidak saja bagi Rusia, namun juga bagi para pemberontak. Meski secara militer hal itu tidak berpengaruh banyak. Klintsevich menyebutkan, sejumlah anggota parlemen Rusia sangat konsern atas kenyataan bahwa para pemberontak telah memiliki senjata canggih yang bisa menjatuhkan pesawat Rusia. 

“Kami mendapat informasi bahwa MANPADS yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat kami dibawa masuk melalui negara tetangga beberapa hari sebelum insiden,” kata Dmitry Sablin politisi dan anggota parlemen Rusia senior lainnya kepada Interfax. 

“Negara-negara yang dilalui oleh senjata itu untuk melawan Rusia harus menyadari bahwa mereka tidak akan dibiarkan begitu saja,” tambahnya.

Jubir Kemenhan Amerika (Pentagon) saat diwawancarai kantor berita Rusia TASS, membantah senjata tersebut berasal dari Amerika. Namun, ia tidak membantah bahwa pada tahun 2017 Presiden Barrack Obama telah menandatangani udang-undang yang memungkinkan diberikannya senjata semacam itu oleh Amerika kepada para pemberontak Suriah. Saat itu, Rusia telah memperingatkan konsekuensi buruk dari undang-undang itu.

Pada pertengahan bulan Januari lalu, sebuah laporan media Suriah 'Al-Masdar' menyebutkan bahwa milisi Kurdi Suriah telah mendapatkan sejumlah MANPADS dari Amerika melalui suatu 'kesepakatan rahasia'. Laporan itu ditulis berdasarkan pengakuan 'sejumlah sumber pemberontak'.

Sementara itu Kemenhan Rusia telah mengkonfirmasi jatuhnya pesawat SU-25 Rusia di Suriah. Selain itu juga dibenarkan bahwa pilot pesawat tersebut tewas dalam tembak-menembak setelah ia jatuh dengan parasut dan menolak untuk ditangkap pemberontak. 

Penembakan dilakukan dengan menggunakan rudal jinjing di wilayah yang dikuasai kelompok sempalan Al Qaida di Provinsi Idlib.

Menyusul insiden itu, Rusia melancarkan serangan terhadap posisi pemberontak di sekitar lokasi jatuhnya pesawat dan menewaskan sekitar 30 pemberontak. Demikian klaim Rusia seperti dilansir Russia Today.

Kelompok pengamat konflik Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan bahwa pesawat tersebut ditembak di dekat kota Saraqeb yang dikuasai pemberontak, Sabtu petang (3 Februari). Pesawat itu tengah dalam misi serangan udara membantu pasukan Suriah.(ca)


1 comment:

Kasamago said...

Salute utk Russia.. negeri para Rambo sejati.. lebih baik mati daripada di tangkap.

Hat off for All Russian heroes