Tuesday, 13 February 2018

Amerika Akui Tank-Tanknya Jatuh ke Tangan Milisi Pro-Iran di Irak

Indonesian Free Press -- Amerika mengakui sejumlah senjata beratnya, termasuk tank-tank, telah jatuh ke tangan milisi Irak dukungan Iran yang dimusuhi Amerika.

Seperti laporan Antimedia, 9 Februari berjudul 'Pentagon Admits US Tanks Accidentally Ended up With ISIS, Iranian-Backed Militias', disebutkan bahwa Amerika mengakui setidaknya sembilan tank M1 Abrams telah jatuh ke tangan kelompok milisi Popular Mobilization Forces (PMF) tahun lalu.


"Perampasan tank-tank itu dikonfirmasikan dalam laporan Pentagon kepada Congress minggu lalu," tulis laporan itu, merujuk pada laporan Pentagon yang dibuat oleh Lead Inspector General for Operation Inherent Resolve and Operation Pacific Eagle-Philippines | Quarterly Report to the United States Congress.

“Laporan ini, Departemen Pertahanan mengakui bahwa sejumlah peralatan senjata yang ditujukan untuk mendukung misi Amerika, termasuk sembilan tank M1 Abrams, telah jatuh ke tangan milisi dukungan Iran yang bertempur melawan ISIS di Iraq.”

Laporan ini sekaligus membenarkan kabar yang telah beredar di sejumlah media independen tentang tank-tank Amerika yang jatuh ke tangan milisi PMF. 'Business Insider' pada awal 2016 bahkan telah melaporkan bahwa PMF telah memiliki sejumlah tank M1-Abrams buatan Amerika. Selanjutnya pada September tahun lalu, media 'New Arab' melaporkan bahwa kelompok milisi pro-Iran itu mengklaim telah merebut sejumlah tank buatan Amerika dari kelompok ISIS. Kelompok milisi yang sama juga mengklaim telah mendapatkan sejumlah tank dari militer Irak.

"Dua kelompok milisi PMF, Badr Organization dan  Kataib Hezbollah telah memposting gambar-gambar dan video para pejuang mereka bersama tank-tank M1 Abrams,” tulis 'New Arab'.

Menarik juga bahwa laporan-laporan itu secara gamblang menyebutkan bahwa tank-tank itu sebelumnya berada di tangan kelompok teroris ISIS. Tank-tank ini sebelumnya berada di tangan milite Irak, namun dirampas ISIS setelah jatuhnya Ramadi, Mosul dan Tikrit ke tangan kelompok itu tahun 2014.

Eric Pahon, Jubir Pentagon mengatakan kepada 'the Military Times' baru-baru ini bahwa Amerika tidak pernah memberikan tank-tank itu kepada PMF. 

“Namun, kami mengetahui kemudian bahwa sejumlah senjata buatan Amerika, termasuk tank-tank M1 Abrams telah jatuh ke tangan sejumlah kelompok PMF,” katanya.

“Senjata-senjata itu kemudian digunakan kelompok itu untuk melawan ISIS. Namun kini semuanya telah dikembalikan kepada tentara keamanan Irak,” tambahnya.

PMF sendiri merupakan kelompok milisi yang sangat longgar keanggotaannya. Tidak hanya orang-orang Syiah, namun juga Sunni dan Kurdi banyak yang bergabung dengan kelompok ini.

Human Rights Watch dalam laporannya yang dirilis awal tahun lalu, misal, menulis:

“Kelompok-kelompok Sunni dalam PMF sejak dimulainya perang melawan ISIS di Mosul, melakukan banyak tindakan-tindakan melanggar HAM seperti penahanan ilegal, penyiksaan, pembunuhan dan menggunakan anak-anak sebagai tentara.”

Meski demikian, Amerika selalu memandang PMF sebagai 'kaki tangan' Iran, karena kedekatan Iran dengan kelompok ini. Berkat bantuan Iran, PMF memegang peran penting dalam perang pembebasan Irak melawan ISIS, pada saat tentara nasional Irak mengalami fragmentasi. PMF juga berperan besar dalam mencegah terpecahnya Irak setelah kelompok Kurdi berusaha memisahkan diri dengan menggelar referendum kemerdekaan.(ca)

No comments: