Monday, 19 February 2018

Mexico Dilanda Satanisme

Indonesian Free Press -- Mexico di masa lalu adalah negaranya orang-orang saleh. Pada tahun 1910 rakyat memberontak kepada pemerintah yang dianggap zolim kepada rakyat dan mengancam kehidupan agama rakyat. Pemberontakan itu nyaris berhasil menumbangkan pemerintah, namun Gereja Vatikan meminta rakyat untuk menghentikan pemberontakan. 


Saat itu, rakyat menghadapi buah simalakama. Jika mereka menuruti perintah Vatikan, maka kehidupan mereka bakal terancam lebih menderita karena dipastikan regim akan menghukum sebagian besar rakyat yang memberontak. Namun, jika mereka menolak maka mereka akan dicap telah melanggar perintah Tuhan, karena Vatikan adalah wakil dari Tuhan di bumi.

Karena kesalehan dan ketaatan mereka kepada Tuhan, rakyat pun menghentikan pemberontakan dan ratusan orang, terutama para tokoh pemberontak, dihukum mati.

Saat ini, kehidupan di Mexico sudah sangat jauh dari nilai-nilai religius. Saya pernah melihat video sebuah acara kampus terkemuka di Mexico dimana para wanita muda bertelanjang dada berjoget di atas panggung. Dan bagaimana narkoba telah menghancurkan rakyat Mexico, telah menjadi pengetahuan luas di dunia. Dan kini, kerusakan itu juga telah semakin meluas.

Seperti dilaporkan Sputnik News, 13 Maret 2016, serangkaian pembunuhan ritual terjadi di Mexico dan para dukun mengaku mengalami peningkatan permintaan atas layanan mereka. Pendeta José Antonio Fortea, seorang tokoh perdukunan Mexico, yang pernah menyerukan dilakukan gerakan perdukunan di seluruh negara, bahkan mengingatkan adanya peningkatan angka pembunuhan ritual.

Ia menyebutkan telah terjadi peningkatan pesat pengikut sekte 'Santa Muerte', yang digambarkan sebagai tengkorak yang berpakaian seperti pengantin wanita. Salah satu ritual penting sekte ini adalah 'kematian suci' yang akarnya terkait dengan ritual pengorbu6anan manusia suku Indian Aztec.

Selain itu ada sekte lain yang memuja vampire bernama Sons of Baphomet 1. Media Inggris The SUN menulis, salah satu korban ritual sesat sekte ini adalah Edwin Juarez Palma, pekerja restoran berumur 24 tahun. Ia dipukuli, diikat dan lehernya digorok dengan pecahan kaca untuk mengubahnya menjadi vampire. Dua pria dan seorang wanita ditangkap terkait dengan ritual maut ini.

"Kejahatan ini terjadi dalam sebuah seremoni inisiasi (penerimaan anggota baru) yang dilakukan pengikut sekte Sons of Baphomet 1 dimana disebutkan bahwa korbannya akan berubah menjadi vampire,” kata pejabat kepolisian setempat.

Polisi menyebut para anggota kartel narkoba banyak yang tertarik untuk menjadi anggota sekte-sekte sesat itu demi mendapatkan 'kesaktian' yang bisa melindungi mereka dari kematian ataupun kejaran hukum. Mereka biasanya akan meminta 'perlindungan' para pemimpin sekte dan menawarkan pengorbanan berdarah kepada mereka.

Pendeta Fortea mengaitkan maraknya perdukunan dan satanisme itu dengan sekularisme.

“Semakain banyak orang yang meninggalkan agama, semakin marak pula satanisme," katanya.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Gaung keterpurukan Mexico sudah mulai terdengar..
semoga masih ada harapan diantara rakyat Mexico