Saturday 28 May 2016

Hizbullah Tangkap Agen CIA Komandan Al Qaida di Aleppo

Indonesian Free Press -- Kelompok pejuang Hizbollah berhasil menangkap seorang agen rahasia CIA yang menjadi komandan kelompok teroris ISIS di Aleppo. Demikian seperti dilaporkan Veterans Today, 20 Mei lalu.

Penangkapan tersebut terjadi pada 12 Mei lalu di dekat Gunung Simeon, di luar Aleppo. Agen CIA ini adalah salah satu komandan kelompok Jabat al Nusra, atau cabang al Qaeda di Suriah. Pemerintah Amerika dan CIA tentu saja membantah kabar ini.

"Namun Amerika telah mencoba membujuk, melalui pihak ketiga, untuk membebaskan orang itu," tulis Veterans Today.

Selain perwira Amerika itu, Hizbollah juga menangkap tiga perwira inteligen lainnya dari Perancis, Turki dan Saudi. Mereka semua bekerja sama dengan Al Nusra di pusat komando bersama di dekat Khan Toman, markas kekuatan Al Nusra.

Khan Toman adalah sebuah kota kecil di Gunung Samaan, sekitar 10 km barat-daya, yang menjadi pusat penghasil gandum Suriah.

Pemimpin Hizbollah, Hassan Nasrallah baru-baru ini menyatakan tekadnya untuk terus berperang di Suriah membela regim Bashar al Assad sekaligus menghancurkan proyek zionis di kawasan. Nasrallah menyebut pihaknya baru saja mendapatkan 'tangkapan bagus'. Tanpa menyebut maksudnya, ia sebenarnya merujuk pada penangkapan empat agen asing tersebut.

Operasi penangkapan Hizbullah berlangsung setelah 9 anggota pasukan khusus Iran, IRGC, tewas dalam pertempuran di Khan Toman.

"Pertempuran di Aleppo telah mendapatkan momentumnya setelah Rusia dan sekutu-sekutunya bekerja tanpa henti untuk mengusir para gangster bersenjata dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai dengan dukungan kekuatan-kekuatan asing," tulis Veterans Today tentang laporan itu.

Karena itulah CIA dipercaya telah meningkatkan operasinya bersama ISIS dan Al Nusra. Sementara pasukan khusus Amerika juga beroperasi intensif di wilayah Kurdi, Daraa dan Quneitera, demi menghambat kemenangan regim Suriah dan pendukung-pendukungnya.

Selain itu, kelompok kajian keamanan Eropa, DESI menyebutkan terdapat sekitar 5.000 personil “Blackwater” di Suriah, yang banyak di antaranya direkrut di Sudan dan Jordania. Mereka ini, sebut DESI dan dilansir Veterans Today, bekerja di bawah pengawasan sejumlah politisi zionis Amerika.

Sekjen DESI Haissam Bou Said mengatakan, “Al Nusra akan menjadi payung Amerika untuk menyatukan kelompok-kelompok moderat Suriah. Jika Amerika dan Rusia gagal menyepakati sejumlah isyu penting, kawasan Timteng akan terbakar.”

Bou Said juga menyebut bahwa Amerika-Nato telah gagal untuk mengalahkan Rusia di Eropa, sehingga mengalihkan operasinya di Suriah. Namun Veterans Today juga melaporkan adanya 'perselisihan' intra-CIA, yaitu antara kelompok yang dipengaruhi oleh bekas kroni keluarga Bush yang mengendalikan operasinya di Dubai dan didukung Arab Saudi dan negara-negara Arab Teluk, dengan CIA yang resmi.

Sudah lama diketahui terjadinya pertentangan antara CIA dengan Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri dalam urusan Suriah. Presiden Obama bersama Menlu dan Menhan menghendaki perdamaian, namun upaya mereka selalu disabotase oleh CIA.

Veterans Today juga pernah melaporkan secara eksklusif penangkapan perwiran Israel yang bekerja untuk ISIS di Irak pada Oktober 2015 lalu. Selin itu media ini juga yang pertama melaporkan laporan penyelamatan Amerika terhadap seorang jendral Amerika di dekat Deir Ezzor, Suriah.(ca)

1 comment:

kasamago said...

CIA sptny bertindak liar diluar kontrol pemerintah AS sendiri.. apalagi ditmbh dg merekut pihak swasta spti blackwater..

tgl menanti pasukan khusus AS berduel dg Special force Russia & Iran di Suriah. CIA & Mossad vs GRU & Hizbullah


Konflik Suriah sptinya blm akan berakhir cepat..