Wednesday 22 November 2017

Hariri Tangguhkan Pengunduran Diri, 2 Anaknya Masih Ditahan Saudi

Indonesian Free Press -- Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri menangguhkan pengunduran dirinya setelah bertemu dengan Presiden Michael Aoun, Rabu (22 November). Sementara dua anaknya masih tertahan di Saudi Arabia.

"Saya menyampaikan pengunduran diri kepada Presiden Aoun hari ini dan ia meminta saya untuk menangguhkannya sampai dilakukan dialog lebih jauh dan saya menghargai permintaannya," kata Hariri usai pertemuan dengan Aoun di Beirut, seperti dilaporkan Press TV, Rabu.

Hariri pun menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dengan Presiden Aoun menyelesaikan masalah yang membelit Lebanon terkait dengan sikapnya itu.


Hariri kembali ke Lebanon pada Selasa petang (21 November) setelah sebelumnya berada di Perancis. Ia mengejutkan masyarakat internasional, khususnya rakyat Lebanon, ketika pada tanggal 4 November mengumumkan pengunduran diri saat berada di Saudi Arabia. Para pejabat Lebanon menuduh pemerintah Saudi telah mendikte Hariri dan menahannya berhari-hari di negara itu. Setelah kunjungan Menlu Perancis ke Saudi dan bertemu Hariri minggu lalu, ia bersama istrinya terbang ke Perancis akhir pekan lalu sebelum kembali ke Lebanon melalui Siprus dan Mesir.

Sebelum pertemuan dengan Aoun, Hariri menghadiri perayaan kemerdekaan Lebanon ke 74 tahun di Beirut bersama Presiden Aoun dan Ketua Parlemen Nabih Berri. Setelah acara itu, ketiganya menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan.

Hariri dikabarkan akan bertemu para pendukungnya di Beirut atas undangan Partai Future Movement yang dipimpinnya.

Sebelum kembali, Hariri telah berjanji akan membuat pernyataan seputar alasan pengunduran dirinya dan kaitannya dengan situasi politik yang terjadi. Dalam pengunduran dirinya ia menyebutkan alasan keamanan pribadinya karena ancaman Hizbollah dan Iran. Ia juga menuduh Iran telah campur tangan terlalu jauh atas dunia Arab.

Baik Hizbollah maupun Iran menolak tuduhan tersebut. Sementara para pengamat politik menyebut tindakan Hariri sebagai bentuk tekanan Saudi Arabia setelah Hariri gagal mewujudkan ambisi Saudi untuk memarginalkan Hizbollah yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan yang dipimpin Hariri.

Press TV juga melaporkan bahwa kedua anak Hariri masih ditahan di Saudi Arabia.

"PM Lebanon dan istri tiba di Paris, hari Sabtu, namun dua anaknya masih berada di Riyadh," tulis Press TV, Rabu (22 November).

Sebuah sumber yang dekat dengan Hariri mengatakan kepada AFP bahwa dua anak terkecil Hariri, Loulwa dan Abdelaziz, tetap berada di ibukota Saudi “untuk mengikuti ujian sekolah.”

“Hariri tidak ingin melibatkan anak-anaknya dengan masalah ini,” tulis Press TV mengutip pernyataan sumber tersebut.

"Namun, mengingat bagaimana Hariri telah dipaksa mundur oleh Saudi Arabia dan telah ditahan di sana, para analis percaya bahwa Saudi Arabia menahan anak-anak Hariri sebagai jaminan terhadap dukungan politisi Lebanon ini (Hariri)," tambah Press TV.

Sejumlah sumber independen menyebut bahwa Hariri sebenarnya adalah anak dari mendiang Raja Abdullah. Ini bisa menjelaskan hubungan istimewa Hariri dengan Saudi Arabia.(ca)

No comments: