Tuesday 28 November 2017

Israel Kembali Akui Negaranya Jalin Hubungan Hangat dengan Arab

Indonesian Free Press -- Setelah sejumlah negara Liga Arab baru-baru ini mengeluarkan pernyataan permusuhan terhadap Hizbollah dan Iran, memutuskan hubungan dengn Qatar dan menggempur Yaman, seorang pejabat tinggi Israel akhirnya mengakui secara terbuka bahwa negaranya menjalin hubungan hangat dengan negara-negara Arab.

Seperti dilaporkan Press TV kemarin (27 November), Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan di hadapan wartawan bahwa negaranya menjalin hubungan hangat dengan sejumlah negara Arab.

"Mereka (negara-negara Arab) masih belum sependapat dengan kami (dalam resolusi-resolusi PBB atas sejumlah isyu, khususnya Palestina), namun saya bisa katakan bahwa kami menjalin hubungan dengan mereka," kata Danon kepada media Israel Ynet.


“Saya berbicara tentang sejumlah negara Islam, termasuk negara-negara Arab yang memahami pentingnya berhubungan dengan Israel. Israel bukanlah masalah bagi kawasan, Israel adalah solusi, maka kami memperkuat kerjasama ini.”


Danon juga menyebutkan bahwa Duta BEsar Amerika di PBB, Nikki Haley, telah merubah sikap secara dramatis dalam hal dukungan pada Israel. Ia menunjuk pada sikap terakhir Amerika yang menolak dilaksanakannya Konperensi PBB untuk Palestina yang selama bertahun-tahun memberikan bantuan senilai $6 juta kepada Palestina.

Hubungan antara Israel dengan sejumlah negara Arab, terutama Saudi Arabia, telah menjadi rahasia umum sejak lama. Namun, baru kali inilah pejabat tinggi resmi Israel mengakui hal itu.

Minggu lalu pengakuan serupa dilakukan oleh Menteri Energi Israel Yuval Steinitz yang mengatakan bahwa Israel menjalin hubungan rahasia dengan sejumlah negara Arab, namun Israel tidak boleh menyebutkan identitas negara-negara itu atas permintaan negara-negara Arab itu.

Selain hubungan rahasia, sejumlah negara Arab diketahui telah menjalin hubungan resmi dengan Israel, di antaranya Mesir dan Yordania.

“Kami menjalin hubungan dengan negara-negara Muslim dan Arab, sebagian di antarnya secara rahasia,” kata Steinitz kepada Army Radio Israel. “Biasanya yang meminta hubungan itu dirahasiakan adalah mereka,” katanya seraya tidak membantah adanya hubungan dengan Saudi Arabia.

“Kami menghormati permintaan-permintaan mereka (untuk merahasiakan hubungan) ketika hubungan terjalin, apakah itu Saudi Arabia atau negara Arab dan Muslim lainnya,” kata Steinitz.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Kebenaran pasti terungkap..