Friday 5 January 2018

Pejabat Amerika dan Israel Bertemu Saat Rekayasa Kerusuhan Iran Terbongkar

Indonesian Free Press -- Delegasi pejabat Israel dan Amerika dikabarkan telah bertemu membahas perkembangan di Iran, hanya sehari sebelum dimulainya aksi-aksi kerusuhan di Iran. Demikian media Israel Haaretz mengabarkan pada tanggal 28 Desember 2017.

"Satu delegasi pejabat Israel yang dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional telah bertemu dengan para pejabat Amerika di Gedung Putih bulan ini (Desember 2017) untuk mendiskusikan strategi mengkonter agresi Iran di Timur Tengah, seorang pejabat Amerika mengkonfirmasi hal ini kepada Haaretz," tulis media Israel itu dalam laporannya berjudul 'Israeli Delegation Met U.S. Officials to Discuss ‘Iran Strategy,’ Syria'.


Diskusi utama dalam pertemuan itu, sebut Haaretz, adalah tentang 'rencana komprehensif Presiden Donald Trump terhadap Iran' dan mengkaji beberapa pilihan untuk mengkonter aktifitas Iran di Suriah.

Pejabat Amerika yang menjadi sumber informasi tersebut menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukanlah 'puncak' dari perkembangan yang terjadi, melainkan bagian dari diskusi berkesinambungan antara kedua negara tentang situasi kawasan. Diskuti tentang hal ini, yaitu Iran dan Suriah, akan terus dilanjutkan hingga beberapa minggu bahkan bulan mendatang.

Pertemuan ini akan sangat relevan dengan fakta bahwa pada bulan Januari ini Donald Trump akan memutuskan apakah akan menghentikan sanksi kepada Iran atau melanjutkannya. Bila yang kedua yang dipilih, maka secara efektif perjanjian nuklir Iran yang turut ditandatangani Amerika tahu 2015 akan batal dengan sendirinya dan perdamaian antara Amerika/Israel dengan Iran hanya tinggal angan-angan belaka.

Sementara itu, bukti-bukti bahwa aksi-aksi demonstrasi yang oleh media-media dan pejabat-pejabat Barat disebut-sebut sebagai aksi anti-regim Iran itu sebenarnya adalah rekayasa Amerika-Israel, semakin banyak saja.

"Keseluruhan, hanya beberapa ribu orang terlibat (dalam aksi demonstrasi menentang pemerintah Iran), hampir semuanya pemuda. Ribuan warga Israel berdemonstrasi setiap minggu menentang PM Netanyahu yang korup. Pada malam tahun baru lalu, lebih dari 2.000 kendaraan dibakar oleh perusuh di Perancis. Tidak satupun dari keduanya muncul di halaman muka media-media Barat, namun tiba-tiba aksi-aksi demontrasi oleh beberapa orang digembar-gemborkan sebagai 'revolusi'," tulis DR. Lasha Darkmoon di blog Moon of Alabama, 2 Januari.

Menurut DR. Darkmoon, dari 21 korban kerusuhan di Iran, setidaknya 5 orang adalah polisi yang ditembak perusuh bersenjata, 2 orang warga sipil yang ditabrak truk curian yang dikendarai perusuh dan 6 orang perusuh yang ditembak polisi saat menyerang kantor polisi di Qahderijan.

Media-media independen seperti Veterans Today, The Truthseeker dan Moon of Alabama banyak membongkar kepalsuan gambar-gambar dan video yang disebarkan media-media massa dan agen-agen zionis internasional di media-media sosial populer. Misalnya, aksi-aksi demonstrasi di Argentina, Suriah, Venezuela, Spanyol dan Bahrain, bahkan cuplikan film fiksi, yang diklaim sebagai aksi-aksi di Iran.

"Sebuah video yang menggambarkan seorang demonstran yang tergeletak setelah ditembak aparat keamanan, sementara propagandis lainnya menyebutnya terkena serangan jantung. Tidak tampak sedikit pun luka pada dirinya," tulis DR. Darkmoon.

"Sebut saja saya pengikut teori konspirasi. Tapi saya malah sangat bingung jika mereka (delegasi Israel dan Amerika) tidak berdiskusi tentang cara merancang aksi-aksi protes anti-pemerintah Iran. Sama seperti ketika mereka membajak aksi-aksi protes anti-Assad di Suriah pada awal konflik berdarah di negara itu," tulis Gordon Duff di Veterans Today, 2 Januari.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Iran pasti bertahan dan mampu mengatasi nya. Well done Iran