Sunday, 18 January 2009

SIAPA SEBENARNYA PEMERINTAH AMERIKA?


Sekitar tahun 2000-an (kalau tidak salah, penulis agak lupa detil waktunya dan lagi malas mencari referensi), Perdana Menteri Israel Ariel Sharon memberikan "petunjuk" kepada bawahannya, Menlu Shimon Peres perihal gerakan intifadha II yang tengah gencar dilancarkan rakyat Palestina menyusul aksi Sharon memasuki Masjid Al Aqsa dengan alas kaki.

"Anda selalu mengatakan Amerika akan begini atau Amerika akan begitu. Saya jelaskan kepada Anda. Kita Yahudi, menguasai Amerika, dan mereka (orang-orang Amerika) tahu itu!"

Dan hal yang sama, Yahudi menguasai Amerika, kembali dibuktikan oleh Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Senin (12/1) lalu. Kepada media massa Israel Olmert sesumbar bahwa dirinya telah memerintahkan Presiden Amerika George W. Bush untuk mengubah keputusan Menlu Amerika Condoleeza Rice yang mendukung resolusi DK PBB tentang penghentian serangan Israel ke Gaza.

"Ketika saya mengetahui bahwa Rice akan mendukung resolusi itu, saya langsung mencari Presiden Bush."

Menurut Olmert saat itu Presiden sedang berpidato dalam suatu acara di Philadhelphia.

"Saya tidak peduli. Saya mau bicara dengan Presiden Bush sekarang!"

Masih menurut Olmert, Bush langsung menghentikan pidatonya setelah mengetahui dirinya menelepon. Setelah mendengar keluhan Olmert soal resolusi PBB dan sikap menlu Amerika, Bush mengaku tidak mengetahui rencana resolusi itu termasuk teksnya.

"Saya mengetahuinya. Anda tidak bisa mendukungnya (resolusi tersebut). Maka Bush memerintahkan Menlu Rice untuk tidak mendukung resolusi yang telah dirancangnya sendiri," kata Olmert

McCormack, jubir pemerintah Amerika temtu saja membantah pernyataan Olmert karena merupakan aib bagi Bush dan bangsa Amerika. Namun anehnya Cormack menyatakan bahwa pemerintah Amerika tidak akan menuntut klarifikasi kepada pemerintah Israel.

Sebaliknya juru bicara pemerintah Israel, Mark Regev, bersikukuh bahwa pernyataan Olmert adalah benar.

Jadi siapa sebenarnya pemerintah di Amerika? Presiden Amerika atau Perdana Menteri Israel?

No comments: