Friday, 18 September 2009
Amerika yang Mulai Bangkit
Ratusan ribu orang (kalau tidak boleh dikatakan lebih dari satu juta orang) memenuhi halaman gedung parlemen Amerika Capitol Hill antara tgl 9-12 September lalu dalam suatu aksi demo besar-besaran menentang kondisi politik dan ekonomi Amerika saat ini.
Tentu saja aksi ini luput dari media-media massa status quo, termasuk media massa nasional Indonesia. Kalaupun diliput dengan porsi yang sangat kecil. Televisi Amerika ABC misalnya, mengecilkan jumlah peserta aksi dengan memberikan bantahan mengenai jumlah peserta dan mengeluarkan versinya sendiri: 60-70 ribu orang.
Terlepas dari kontroversi jumlah peserta demo, peristiwa ini menunjukkan telah mulai tumbuhnya kesadaran rakyat Amerika mengenai kondisi sosial-ekonomi-politik mereka yang sebenarnya yang disebabkan oleh ulah "sekelompok kecil penguasa belakang layar". Apalagi mengingat dalam beberapa waktu terakhir rakyat Amerika juga telah melakukan aksi-aksi serupa seperti aksi "Bubarkan Bank Sentral" atau TEA (Taxed Enough Already) Party.
Beberapa pamflet yang dibawa para peserta demo jelas menunjukkan kesadaran rakyat Amerika itu. Di antara pamflet itu berbunyi: "Mereka pikir kita ini bodoh!", "Sekarang kami tahu, McCarthy benar!". McCarthy adalah tokoh nasionalis Amerika yang pada tahun 1950-an mengingatkan rakyat Amerika tentang bahaya komunisme yang menjadi kendaraan orang-orang yahudi untuk menguasai Amerika. Pamflet yang lainnya misal berbunyi: "Kami memilih Obama dan yang kami dapatkan adalah orang-orang komunis (Bolshevik) di bawah kolong!".
Meski sebagian besar peserta adalah warga kulit putih, warga kulit hitam dan kulit berwarna lainnya juga terlihat dalam aksi tersebut. Obama menjadi salah satu sasaran favorit kecaman para pendemo. Satu keluarga kulit hitam membawa beberapa pamflet sekaligus yang bunyinya di antaranya: "Hari-hari terbaik kita telah berlalu, semua karena Obama!". Pamflet lainnya berbunyi: "Hitler juga pandai berpidato (seperti Obama)!". Lainnya lagi menulis: "Saya pikir ia (Obama) ngomong tentang perubahan (Change), ternyata Chain (rantai)!".
Ada juga pamflet yang menyindir mafia yahudi Chicago yang menjadi kendaraan politik Barack Obama: "No more Chicago Thugs!". Seperti diketahui mafia ini dipimpin oleh Rahm Emmanuel, kepala staff Gedung Putih yang memiliki kewarganegaraan ganda dan merupakan veteran tentara Israel.
(Bagi yang heran bagaimana mungkin seorang warga asing bisa menjadi kepala staff gedung putih, silahkan lebih heran lagi dengan apa yang dilakukan Bill Clinton. Hari pertama "kebijakan" yang dilakukannya Clinton adalah memberikan kewarganegaraan seorang yahudi asal Inggris dan mengangkatnya menjadi pejabat departemen pertahanan. Tidak hanya itu, Clinton kemudian mengangkat orang itu menjadi seoran duta besar. Orang itu adalah Martin Indyk. Silahkan di-search di google untuk melihat sosoknya).
Berbeda dengan aksi-aksi demo yang diorganisir oleh kelompok-kelompok liberal, sosialis, komunis dan anarkis, aksi demonstrasi ini berlangsung damai. Sebagian peserta adalah orang tua. Sebagian lainnya bahkan membawa anak-anak. Tanpa makian dan umpatan. Mereka bertukar senyum sesamanya.
Para yahudi penguasa belakang layar bukannya tidak mengantisipasi kesadaran rakyat Amerika yang bakal membahayakan keberadaan mereka. Melalui pion-pionnya: politisi, wartawan, birokrat, perwira, hingga pendeta korup, mereka telah mempersiapkan undang-undang fasis untuk membelenggu rakyat seperti Patriot Act, Real ID Act, Homegrown Terrorism Prevention Act dll.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment