Thursday 24 September 2009

HENRY FORD, IKON PERLAWANAN ANTI-YAHUDI


Sepanjang sejarah dimana kaum Yahudi memainkan peran antagonis, banyak muncul tokoh-tokoh anti Yahudi. Firaun raja Mesir, Nebuchadnezzar raja Babylonia, Titus kaisar Romawi, hingga Adolf Hitler penguasa Jerman. Kebanyakan orang akan menunjuk Adolf Hitler sebagai ikon gerakan anti Yahudi modern. Meski dari satu sisi hal itu mungkin benar, namun dari banyak sisi yang lain hal itu keliru karena ada figur lain lagi yang lebih layak disebut sebagai ikon gerakan anti Yahudi, yaitu Henry Ford, pendiri perusahaan otomotif raksasa Amerika, Ford Motor Company.

Ada beberapa faktor mengapa penulis berpendapat demikian. Pertama: kampanye anti-Yahudi Henry bersama-sama dengan bocornya dokumen rahasia Protocols Zion telah meningkatkan kesadaran masyarakat barat khususnya tentang bahaya Yahudi sampai pada satu tahap yang memaksa kaum Yahudi membuat konspirasi global untuk menutupi kejahatan mereka, yaitu Perang Dunia II. Kedua: Henry Ford juga mampu menghentikan gerakan komunisme Yahudi di Amerika. Sebaliknya blunder yang dilakukan Hitler dalam Perang Dunia II justru memberikan kekuatan luar biasa kepada Yahudi dengan senjata anti-semit dan holocoust.

Di luar itu Henry Ford adalah sosok yang telah memberi inspirasi kepada Hitler untuk menentang dominasi Yahudi di dunia sebagaimana disebutkan dalam bukunya, Mein Kampf. Hitler juga memasang foto Ford di dinding kantornya. Tidak hanya itu, pada bulan Juli 1938, Hitler melalui Konsul Jerman di Cleveland menghadiahi Ford medali Grand Cross of the German Eagle, penghargaan tertinggi yang diberikan Jerman kepada orang asing.

Henry Ford sebenarnya tidak mempunyai masalah dengan orang-orang Yahudi sebagai pribadi. Ia pernah bergabung dengan aktivis perdamaian berdarah Yahudi Rosika Schwimmer berupaya mencegah keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia I. Tukang masaknya adalah Yahudi. Ia bersahabat dengan seorang rabbi. Selain itu ia juga merekrut 3.000 Yahudi sebagai pegawainya. Namun sepak terjang kotor Yahudi, terutama setelah bocornya dokumen Protocols of Zion, mengusik rasa kemanusiaan dan harga dirinya sebagai seorang Anglo-Saxon yang menurutnya lebih pantas menyandang predikat sebagai pemimpin dunia dibanding Yahudi yang telah memperdaya umat manusia di dunia.

Dalam tulisan-tulisannya Ford membuka mata sepak terjang Yahudi di dunia terutama di Amerika. Ia menyoroti upaya-upaya Yahudi menghancurkan nilai-nilai tradisi Kristen-barat melalui berbagai isu seperti: demokrasi, liberalisme, feminisme hingga sosialisme dan komunisme. Ia mengkritik pandangan rasialis Yahudi yang menyerang tradisi Kristen seraya mempromosikan nilai-nilai Yahudi seperti aksi-aksi Yahudi menentang tradisi berdoa bersama (ala Kristen) di sekolah-sekolah umum dan kampanye mensosialisasikan hari Sabath (Sabtu) sebagai hari libur. Ia juga mengkritik upaya-upaya keji dan licik Yahudi untuk menguasai lembaga-lembaga negara serta untuk mendominasi berbagai bidang kehidupan seperti media massa, dan kesenian.

Tidak hanya terlibat dalam pertentangan pemikiran, Henry Ford juga terlibat dalam perang fisik dengan orang-orang Yahudi yang menguasai serikat-serikat pekerja di Amerika. Untuk itu ia merekrut Harry Bennett, seorang mantan petinju angkatan laut sebagai kepala keamanan perusahaannya. Sebuah bentrokan fisik brutal antara pasukan Harry Bennet dengan para buruh terjadi tahun 1937 dan dikenal sebagai The Battle of the Overpass.

Terompet perang anti-Yahudi Ford ditiupkan pada tahun 1920 melalui surat kabar mingguan The Dearborn Independent yang dibelinya tahun 1918. Pada tahun 1920 The Dearborn Independent membuka isi dokumen Protocols of Zion. Selain itu Ford meluncurkan kumpulan tulisannya dalam buku berjudul The International Jew, the World's Foremost Problem. Segera Ford menjadi ikon gerakan anti-Yahudi yang populer hingga berhasil mengangkat tiras The Dearborn Independent hingga mencapai 700.000 eksemplar. Para pendukung utamanya adalah orang-orang Kristen radikal dan kalangan intelek kulit putih Anglo-Saxon.

Melihat sepak terjang Ford, orang-orang Yahudi berupaya secara sistematis membungkam Ford. Anti Demafation League (ADL) mengutuk keras Ford, serikat-serikat pekerja menentang manajemen perusahaannya meskipun faktanya Ford memberikan gaji lebih tinggi kepada para buruhnya. ADL memobilisir demo-demo anti Ford yang salah satunya bahkan diikuti oleh Presiden Woodrow Wilson. Yahudi juga memsponsori gerakan boikot produk-produk Ford. Namun yang paling berat dihadapi Ford adalah tuntutan hukum. Tuntutan yang diajukan pengacara dan koperasi petani San Francisco dengan tuduhan anti-Semit memaksa Ford menutup The Independent tahun 1927. Selain itu karena tekanan yang dialaminya, Ford menghentikan distribusi The International Jew, the World's Foremost Problem tahun 1942. Ford juga dipaksa meminta maaf kepada Yahudi.

Meskipun demikian Ford tidak pernah menyesali sikapnya yang anti-Yahudi. Kepada sebuah media Inggris Ford menuduh Yahudi bertanggungjawab atas terjadinya Perang Dunia II dan berharap menerbitkan kembali The International Jew.


Catatan: Henry Ford dapat dikatakan berhutang jasa (modal) kepada Rockefeller (seorang yahudi) dalam pengembangan mobil model-t yang kemudian menjadikan mobil sebagai barang komoditi massal. Tapi sebenarnya Henry Ford dimanfaatkan oleh Rockefeller. Dengan keberhasilan menjadikan mobil berbahan bakar minyak sebagai barang kebutuhan massal, bisnis minyak Rockefeller ikut terdongkrak. Pada saat yang sama, dalam upayanya mensosialisasikan kendaraan berbahan bakar minyak, Rockefeller mengambil alih perusahaan-perusahaan angkutan massal, dengan cara damai hingga dengan kekerasan (ia memiliki pasukan bersenjata sendiri, yaitu para mafia). Selanjutnya ia menggantikan moda angkutan bertenaga listrik (trem, kereta api dan mobil listrik) dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Rencana ini disertai dengan pengembangan jaringan jalan raya. Pada saat yang sama jaringan kereta api (yang hemat bahan bakar) di berbagai penjuru dunia ditutup. Dalam ”program-program bantuan” Amerika kepada negera-negara debitornya banyak klausal yang mengharuskan dihentikannya pengembangan sistem angkutan kereta api.

No comments: