Monday, 2 May 2011

Mesir Akhirnya Buka Perbatasan Gaza


Pergantian regim di Mesir paska tumbangnya diktator budak zionis Israel Husni Mubarak, benar-benar membawa perubahan berarti. Semoga ini semua adalah sebuah awal bagi kemerdekaan bangsa Palestina yang telah 60 tahun lebih menderita penjajahan Israel. Bukan penjajahan biasa yang selama ini dialami rakyat Palestina karena jika bangsa-bangsa lain yang terjajah masih bisa tinggal di negerinya sendiri, sebagian besar bangsa Palestina kini hidup di pengasingan sebagai pengungsi setelah diusir dari kampung halamannya sendiri. Bahkan di negeri asing pun, zionis yahudi masih terus memburu dan membunuhi mereka seperti mereka alami dalam pembantaian di Kamp Sabra dan Shatilla di Lebanon awal dekade 1980-an.

Setelah Mubarak turut menjalankan "perintah" Israel untuk memblokade wilayah Palestina di Gaza yang membawa penderitaan luar biasa bagi rakyat Palestina ---semoga hukuman Tuhan ditimpakan seberat-beratnya bagi Mubarak, pemerintahan sementara Mesir kini memutuskan untuk membuka perbatasan Gaza. Hal ini disampaikan oleh menlu Mesir, Nabil al-Arabi, Jum'at kemarin (29/4).

Dalam wawancara dengan televisi Al-Jazeera Nabil menyatakan bahwa Mesir "akan melakukan langkah penting untuk mengendurkan blokade atas Gaza dalam beberapa hari ke depan". Ia menambahkan bahwa Mesir tidak lagi bisa menerima perbatasan Mesir-Gaza tetap diblokade dan menambahkan bahwa keputusan Mesir selama ini turut memblokade Gaza adalah sebuah tindakan yang memalukan.

Menanggapi hal itu seorang pejabat Israel di Tel Aviv mengatakan bahwa Israel sangat konsern dengan implikasi yang ditimbulkan jika perbatasan Gaza dibuka. Pejabat yang tidak bersedia disebut namanya tersebut mengatakan bahwa Hamas telah membangun perlengkapan militer yang berbahaya di wilayah Utara Sinai dan akan semakin kuat jika perbatasan dengan Mesir dibuka.

"Kami sangat prihatin dengan situasi di utara Sinai dimana Hamas telah berhasil membangun perangkat militer yang membahayakan meski pemerintah Mesir telah berusaha menghambatnya selama ini," kata pejabat tersebut kepada kantor berita Perancis, AFP. "Senjata apa lagi yang akan bisa mereka buat secara massal jika Mesir tidak lagi mencegahnya?" Tambah pejabat itu.

Fakta bahwa pemerintah sementara Mesir kini tengah melakukan pendekatan terhadap Palestina, termasuk Hamas, serta aktif melakukan upaya diplomatik untuk mendamaikan dua faksi utama Palestina yang bermusuhan yaitu Hamas dan Fatah telah membuat Israel khawatir. Karena bagi Israel, Palestina yang bersatu tentu sangat tidak disukainya. Apalagi ditambah dengan rencana membuka perbatasan Gaza.

"Kami terganggu dengan perkembangan di Mesir, dengan suara-suara yang menuntut pembatalan perjanjian damai Israel-Mesir, upaya pendekatan diplomatik Mesir-Iran, serta peningkatan hubungan Mesir dengan Hamas. Perkembangan ini membawa implikasi strategis bagi keamanan Israel," kata pejabat tersebut.



Ref:
"Egypt to Open Rafah Crossing, Israel Concerned"; almanar.com.lb; 29 April 2011.

No comments: