Friday, 7 October 2011

BILA ISRAEL MARAH PADA NORWEGIA


Hubungan politik Israel dengan Norwegia sudah tidak harmonis jauh hari sebelum serangan teroris zionis di Norwegia yang menewaskan puluhan warga sipil bulan Juli lalu. Ketidak harmonisan itu pulalah yang diduga kuat menjadi latar belakang Mossad melancarkan operasi teror pembantaian massal melalui agennya, Anders Behring Breivik. Misalnya saja pada bulan Maret 2011, atau 4 bulan sebelum serangan teroris, pemerintah Israel dan kalangan yahudi se-dunia dibuat berang dengan pernyataan seorang anggoa parlemen Norwegia dari Partai Buruh yang berkuasa, yang menyatakan "holocoust" sebagai kebohongan. Namun daftar itu jauh lebih banyak lagi.

Pada bulan November 2010 pemerintah Israel juga dibuat berang dengan keikutsertaan pelajar-pelajar Norwegia yang dibiayai pemerintahan Kota Trondheim dalam acara pagelaran drama “Gaza Monologues” yang menggambarkan penderitaan anak-anak Gaza akibat pendudukan Israel. Drama yang ditulis oleh warga Palestina itu ditampilkan di markas besar PBB di New York. Selain itu serangkaian pameran seni "pro-Palestina" juga ditampilkan di Damaskus, Beirut dan Amman dengan dukungan penuh departemen luar negeri Norwegia. Dalam pameran itu di antaranya ditampilkan gambar-gambar anak-anak Palestina yang tewas di samping helm pasukan Israel yang menyerupai helm pasukan Nazi Jerman, yang berlumuran darah.

Norwegia juga turut membantu distribusi film dokumenter "Tears of Gaza” ke berbagai festival di seluruh dunia. Menurut Israel film tersebut dibuat secara tidak fair dengan mengabaikan Hamas, roket-roket yang ditembakkan ke Isreal, serta hak Israel untuk membela diri. Dalam film itu ditampilkan warga Gaza berteriak-teriak, "bunuh yahudi!" yang diterjemahkan Norwegia menjadi "bunuh Israel!"

Sebagai tambahan, buku yang ditulis oleh 2 orang dokter Norwegia yang berada di Gaza saat invasi Israel tahun 2008-2009 juga telah diterbitkan. Buku berjudul "Eyes in Gaza" itu menggambarkan kekejaman Israel di Gaza itu menjadi buku terlaris di Norwegia dan bahkan direkomendasikan oleh menlu Norwegia, Jonas Gahr Støre.

Kedubes Israel di Norwegia dengan keras memprotes keterlibatan pemerintah Norwegia dalam kampenya pendeskreditan Israel. "Pemerintah Norwegia selalu berbicara mengenai "pengertian" dan "rekonsiliasi", namun sejak perang Gaza Norwegia telah menjadi superpower dalam hal penyebaran multimedia yang ditujukan untuk mendelegitimasi Israel dengan menggunakan uang pajak yang dibayar rakyat."

Deputi Menlu Israel, Daniel Ayalon mengatakan dalam pertemuan dengan anggota parlemen Norwegia bahwa "kegiatan-kegiatan semacam itu telah membuang jauh kesempatan untuk rekonsiliasi dan telah merangssang radikalisasi di kalangan Palestina sehingga menolak untuk berkompromi."

Pemerintah Norwegia menanggapi kritik tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah mendukung kebebasan berekspresi dan tidak akan mengintervensi semua kegiatan seni, termasuk semua isi-nya.



Sumber:
"Israel: Norway inciting against us"; Itamar Eichner; 15 November 2010 dalam thetruthseeker.co.uk; 23 Juli 2011

No comments: