Sunday 23 October 2011

Hezbollah di Moscow Diskusikan Perkembangan Politik


Sebuah delegasi Hizbollah tiba di Moscow, Rabu (19/10) untuk membicarakan perkembangan terakhir Lebanon dan kawasan sekitar dengan para pejaba Rusia. Ini adalah kunjungan resmi Hizbollah pertama ke Rusia sekaligus menunjukkan dukungan Rusia kepada organisasi ini.

Media massa Rusia, RIA Novosti, melaporkan bahwa parlemen Rusia adalah pihak yang telah mengundang Hizbollah. Delegasi Hizbollah dipimpin oleh anggota parlemen Lebanon, Mohammad Raad dengan anggota lain seperti anggota parlemen Hassan Fadlallah dan Nawwar al-Sahili. Menurut informasi para anggota delegasi Hizbollah menyampaikan peran "kelompok perlawanan", istilah bagi kelompok penentang Israel di Lebanon yang dipimpin Hizbollah, dalam melindungi Lebanon dari agresi Israel, serta berbagai langkah yang diambil barat untuk menghancurkan kelompok ini, mengontrol pengambilan keputusan Lebanon serta menguasai SDA-nya.

Selain bertemu anggota parlemen Rusia, delegasi Hizbollah juga bertemu dengan deputi menlu Mikhail Bogdanov, Kamis (20/10).

Kepada media massa Rusia yang menemuinya, Mohammad Raad mengatakan bahwa kunjungan tersebut dimaksudkan untuk "menunjukkan keinginan kedua pihak untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara Lebanon dan Rusia."

"Kami bertukar pendapat mengenai situasi di Lebanono dan dunia Arab, mendiskusikan berbagai upaya yang dilakukan Amerika dan NATO untuk mendestabilisasi keamanan Timur Tengah," kata Raad usai bertemu para anggota parlemen Rusia, di antaranya ketua komisi hubungan luar negeri parlemen Rusia, Konstantin Kosachyov.


Israel Ketakutan, "Perlawanan" Bertambah Kuat

Sehari setelah kunjungannya ke Rusia, Mohammad Raad, dalam sebuah acara wisuda di Beirut, Sabtu (15/10), mengatakan bahwa gerakan Revolusi Arab (Arab Springs) yang saat ini tengah melanda negara-negara Arab, mungkin akan menjadi korban kepentingan Amerika dan sekutunya.

Namun ia juga mengingatkan bahwa masa ketergantungan kepada pihak asing telah lewat dan semangat perlawanan semakin bertambah kuat. "Tidak ada yang bisa membelenggu semangat ini," kata Raad.

Raad menyesalkan masih adanya kekuatan-kekuatan politik lokal yang menyandarkan diri kepada kekuatan asing. "Mereka telah mengaitkan nasib mereka dengan kepentingan asing dengan harapan mereka akan mendapat bagian dalam kakuatan global."

Menurut Raad, Israel kini mengalami ketakutan untuk melakukan konsfrontasi langsung dengan "perlawanan" karena sadar dengan kekuatan "perlawanan" dan kelemahan sendiri.



Sumber:
almanar.com.lb, 16 Oktober 2011.

No comments: