Saturday, 27 June 2015

INDONESIA adalah ANGOLA BERIKUTNYA?

Dari status Facebook Rudi Rosidi


Ada puluhan ribu pekerja konstruksi asal Cina di Angola. Ditempat pembangunan sebuah mall saja ada lebih dari 600 orang. Para pekerja Cina dianggap sebagai pekerja keras. Sementara ada ribuan proyek di Angola yang dikerjakan Cina.

Hampir seluruh pekerja proyek didatangkan dari Cina. Alasannya adalah untuk kecepatan kerja dan efisiensi. Gaji pekerja Cina Rp 400.000 sehari dan merupakan sebuah nilai yang besar untuk ukuran para pekerja pribumi Angola. Tapi seluruh gaji pekerja dikirimkan kembali ke Cina.

Banyaknya proyek Cina membuat Luwanda sebagai kota yang maju. Tapi tingkat pengangguran penduduk setempat sangat tinggi.

Mari kita renungkan dan bandingkan dengan keadaan yang terjadi sekarang di Indonesia sejak Jokowi berkuasa. Apakah ada kesamaan? Sepertinya iya. Sebab Jokowi sudah membuat kebijakan yang sangat memberikan ruang pada Cina untuk:

1. Menjadi investor proyek infrstruktur
2. Menjadikan pekerja Cina sebagai pelaksana proyek infrastruktur tersebut
3. Memberikan hak asing untuk memmiliki properti di Indonesia

Mari kita pikirkan dengan kejernihan hati. Orang asing dapat kerja dan bisa beli rumah. Namun di sisi lain orang lokal atau pribumi menderita PHK, tergusur dan hanya bisa menyaksikan tanpa daya dan pendampingan dari presidennya sendiri.

Jika kita kebetulan masih sempat mendapatkan pekerjaan layak saat ini dan dapat hidup lebih mapan, maka tidak demikian halnya dengan saudara-saudara sebangsa kita yang terkena PHK saat ini dan masih sulit mendapatkan pekerjaan walau hanya sekedar buruh proyek. Padahal mereka punya kompetensi dan kualifikasi untuk mengerjakan proyek tesebut.

Belum lagi kita dihadapkan pada ancaman penyusupan ideologi komunis Cina yang kita tahu masih dilarang oleh bangsa ini dalam bentuk organisasi PKI nya.

Marilah kita renungkan. Rezim Jokowi sudah menjadikan Indonesia seperti Angola berikutnya. Inikah yang dinamakan INDONESIA HEBAT itu?

No comments: