Wednesday, 13 July 2016

Rusia Mengamuk, Bomber-Bomber Strategis Hancurkan ISIS

Indonesian Free Press -- Setidaknya enam pesawat pembom strategis Tupolev Tu-22M3 Rusia melancarkan serangan terhadap pangkalan utama dan depot-depot milik kelompok ISIS di Suriah. Serangan ini dipastikan menimbulkan kehancuran hebat di pihak teroris ISIS.

Mengutip pernyataan Kemenhan Rusia, Selasa (12 Juli), Veterans Today kemarin melaporkan bahwa pesawat-pesawat jarak jauh yang berpangkalan di Rusia selatan itu terbang melintasi Iran dan Irak untuk menembakkan bom-bom berkekuatan besar pada target-target di timur kota Palmyra dan As Sukhnah, serta Desa Arak.

Menurut laporan itu sebuah pangkalan besar dan tiga depot senjata ISIS, tiga tank, 4 kendaraan lapis baja dan 8 kendaraan taktis militer berhasil dihancurkan. Selain itu sejumlah besar personil ISIS juga tewas.

Serangan ini sepertinya sebagai balasan atas ditembak jatuhnya helikopter Rusia oleh kelompok ISIS di wilayah Palmyra yang menewaskan 2 orang pilot Rusia, beberapa hari berselang.

Secara terpisah pada hari yang sama, pesawat-pesawat tempur Rusia juga melancarkan serangan di wilayah Ghouta Barat di dekat Damaskus, menghancurkan target-target militer di Khan Al-Sheih dan menewaskan sejumlah besar anggota kelompok teroris Al-Nusra dan Harakat Ahrar Al-Sham.

Sekitar 25 anggota ISIS tewas dalam serangan terbaru militer Suriah dan sekutu-sekutunya di wilayah Deir Ezzor, dimana pasukan pemerintah bergerak maju ke wilayah pengolahan minyak Tayyem dan Distrik Al-Haweeqa. Pertempuran masih berlangsung sengit saat ini.

Sementara di Aleppo, pertempuran sengit terjadi di Mallah Farms, ketika kelompok Al Nusra, Harakat Nour al-Din al-Zenki dan sekutu-sekutunya allies melancarkan serangan baru. Para pemberontak juga melancarkan serangan ke Al-Breij dan Al-Manasher di dekat pangkalan militer Handarat Camp. Namun pasukan pemerintah berhasil menggagalkan serangan pemberontak.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Sehrusny russia membom seluruh perbatasan Turki dan jordania...
Dg bgtu pasokan logistik pemberontak dpt d isolir