Monday, 11 July 2016

Media Internasional Sebut Mudik Maut Tahun Ini sebagai 'Kemacetan Terburuk di Dunia'

Indonesian Free Press -- Media terkemuka Inggris The Daily Mail menyebut peristiwa mudik maut di jalan tol Brebes Timur baru-baru ini sebagai peristiwa 'kemacetan terburuk di dunia'.

"Inikah kemacetan terburuk di dunia? 15 orang tewas dalam waktu 3 hari setelah terjebak dalam di sebuah persimpangan di Indonesia... yang bernama BREXIT," demikian tulis The Daily Mail akhir pekan lalu.

"Terperangkap di dalam kendaraan dan bus-bus dalam temperatur suhu yang tinggi, penumpang dan pengemudi pun keluar dari kendaraan, sementera kematian mulai terjadi karena orang-orang segan meninggalkan kendaraannya di dalam kemacetan yang bergerak beberapa inchi saja dalam satu jam," tambah laporan tersebut.

Kementrian Kesehatan menyebut angka korban dalam peristiwa itu mencapai 15 orang dalam tiga hari.

Achmad Yurianto, Kepala Pusat Penanganan Bahaya Kementrian Kesehatan mengatakan kepada media sejumlah faktor yang mengakibatkan terjadinya kematian-kematian tersebut.

"Penyakit dan dehidrasi adalah beberapa faktor yang fatal yang menyebabkan kematian, khususnya di antara kelompok-kelompok usia rawan seperti anak-anak dan orang tua. Sebagai tambahan, kendaraan yang kecil dan tertutup rapat dengan penggunaan AC yang ekstensif mengakibatkan menurunnya kadar oksiden dan meningkatkan kadar CO2," katanya seperti dikutip The Daily Mail.

Sementara itu sebuah surat terbuka yang ditulis oleh seorang netizen bernama Vicky Anggriawan menjadi 'viral' di sosial media terutama Facebook, akhir-akhir ini. Surat terbuka ini berisi kecaman terhadap komentar-komentar para pejabat, termasuk Presiden Jokowi, yang dianggap tidak bijaksana.

Berikut adalah copas-an dari surat terbuka tersebut:

1. Untuk orang yang menyalahkan pemudik karena berangkat bersamaan/mepet lebaran,harusnya berangkat 1 minggu sebelum lebaran saya jawab: libur yang diberikan pemerintah mulai 2 Juli, artinya cuma 4 hari sebelum lebaran, artinya jawab sendiri ya.

2. Untuk Menteri Perhubungan yang mengatakan bahwa 12 jam tidak mungkin dehidrasi, karena puasa pun 12 jam, jadi kalau sehat tidak mungkin ada masalah, saya jawab: kondisi orang puasa, dia bisa mengkondisikan suasana, badan lelah bisa masuk kamar untuk tidur, bosan bisa jalan-jalan ke sana kemari, panas bisa berteduh, tapi kalau orang yang terjebak macet kondisinya jauh berbeda, tidak bisa bebas bergerak karena posisi duduk, mau keluar mobil panas terik karena di tol, asap knalpot yang tidak bisa dihindari, yang akhirnya berdampak pada psikologis, kelelahan dsb, artinya..jawab sendiri

3. Untuk Kapolri yang menyalahkan pemudik menggunakan bahu jalan sehingga polisi dan ambulans sulit masuk ke tol, saya jawab: arah Brebes menuju Cirebon sangat kosong, saya rasa polisi dan ambulans bisa memanfaatkan jalur itu untuk memberikan bantuan, karena polisi punya kewenangan untuk melakukan rekayasa lalu lintas ketika keadaan yang memang diperlukan, contoh : moge saja boleh masuk jalan tol (padahal motor ga bisa masuk tol)

4. Terakhir kepada yang terhormat Presiden RI, yang menyatakan bahwa macet ini dikarenakan keterlambatan pembangunan selama 8 tahun yang lalu, saya jawab: maaf pak, macet parah ini baru terjadi tahun ini, yaitu tahun bapak jadi Presiden karena sebelumnya tidak, jadi mohon maaf saya sebagai rakyat bapak, memohon ke bapak untuk stop menyalahkan masa lalu, tapi fokus memperbaiki.

5. Terakhir kepada masyarakat yang bilang, salah sendiri ngapain mudik segala, saya jawab: libur ini kesempatan kami berkumpul dengan keluarga besar setelah 1 tahun berpisah, dan kami pun hanya bertemu 1 tahun sekali, kami orang pribumi,masih menghargai persaudaraan.

Penulis : Vicky Anggriawan
.(ca)

2 comments:

hanimasra said...

apa kurangnya di Malaysia..? Lebuh raya utama pun sesak dan macet..dua juta mobil segala macam bergerak ke segenap penjuru negara..utara,selatan,timur dan barat..nampaknya makhluk bernama manusia..seolah seperti ikan salmon di utara Kanada dan UU..stahun sekali mudik arus sungai..siap menunggu beruang garang dan lapar di jeranm dan air terjun..namun naluri balik ke hulu tetap terus meski maut menanti..

wisata alam said...

Umumnya kemacetan terjadi di daerah pintu/gerbang tol karena proses pembayaran jasa tol memperlambat laju kendaraan. Belum lagi ditambah suasana mudik. Harusnya pemerintah melalui menteri perhubungan mengantisipasi hal ini dengan menginstruksikan pengelola tol untuk sementara menggeratiskan tarif tol saat potensi kemacetan horor mulai terlihat. Kemudian pemerintah lah yang mengganti hilangnya pendapatan yang semestinya dari pengelola tol.