Friday, 19 August 2016

Cina Pun Libatkan Diri di Suriah

Indonesian Free Press -- Setelah Iran dan Rusia, Cina dikabarkan mulai melibatkan diri dalam konflik Suriah di belakang pemerintahan Bashar al Assad. Namun, konflik diperkirakan masih jauh dari selesai, khususnya dengan prospek terpilihnya Hillary Clinton sebagai presiden Amerika mendatang.

Seperti ditulis Ian Greenhalgh di Veterans Today, 17 Agustus lalu, pemerintah Suriah dan Cina telah menyepakati kerjasama militer berupa pemberian bantuan kemanusiaan Cina ke Suriah dan pemberian latihan oleh instruktur-instruktur militer Cina kepada militer Suriah.

Pejabat militer Cina, Guan Youfei, tiba di Damaskus pada hari Selasa (16 Agustus) dan bertemu Menteri Pertahanan Suriah Fahad Jassim al-Freij, tulis media Cina Xinhua. Dalam pertemuan itu Guan menegaskan bahwa Cina konsisten mendukung solusi diplomatik dalam konflik Suriah dan kini berusaha menjalin hubungan militer lebih dekat dengan Suriah.

“Militer Cina dan Suriah secara tradisional memiliki hubungan yang bersahabat, dan militer Cina ingin memperkuat kerjasama dengan militer Suriah," kata Guan.

Guan dan al-Freij mendiskusikan peningkatan program pelatihan dan berhasil meraih konsesus dalam hal pemberian bantuan kemanusiaan Cina ke Suriah, tulis Xinhua tanpa memberikan rincian lebih jelas.

Lebih jauh, laporan itu juga menyebutkan bahwa selama ini Cina Guan juga bertemu dengan seorang jendral Rusia di Damaskus.

Analis politik Roula Talj mengatakan bahwa China telah terlibat kerjasama secara rahasia dengan Iran dan Rusia di Suriah, dan kini Cina bermaksud membuat kerjasama itu tampak lebih nyata.

“Kita akan melihat lebih banyak keterlibatan Cina, Iran dan  Rusia. Mereka akan lebih intensif memerangi ISIS, khususnya setelah kesepakatan antara Rusia dan Amerika. Saya tidak melihat Amerika berkesempatan untuk menentang keterlibatan koalisi ini (Cina, Rusia, Iran). Presiden dan kandidat presiden Amerika harus mendengarkan suara rakyat mereka. Jadi kinilah saat yang tepat bagi mereka untuk meninggalkan pekerjaan kotor (di Suriah),” kata Roula Talj kepada Russia Today.

“Di mata publik Amerika mereka harus senang bahwa seseorang telah membersihkan kotoran yang mereka buat, khususnya setelah ISIS semakin kuat dari hari ke hari di Eropa,” tambahnya.

Di sisi lain pakar politik Cina, Qin Duo Xu, mengatakan bahwa keterlibatan Cina di Suriah akan memasuki tahap yang signifikan.

“Ada peluang-peluang bahwa kerjasama ini akan meningkat pesat. Setidaknya Cina bisa memberikan dukungan diplomatik bagi kampanye menghancurkan teroris dan kelompok-kelompok militan," kata Xu.

Menurut Xu opini publik di Cina adalah mendukung pemerintah Suriah dan keterlibatan Rusia di Suriah. Setidaknya 100 militan bertempur di pihak pemberontak dalam konflik Suriah.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Kmngkinan China akn menjdi pemenang utama proyek pembngunan infrastruktur Suriah.. Jika kedamaian di suriah terwujud

No free lunch