Wednesday, 16 November 2016

Trump dan Putin Sepakati Koalisi anti-Teroris

Indonesian Free Press -- Bakal Presiden Amerika Donald Trump dikabarkan telah bersepakat dengan Presiden Rusia untuk membentuk koalisi bersama anti-teroris. Kantor berita Daily Express (DE) melaporkan, 15 November lalu.

Seperti dilaporkan oleh DE, menyusul kemenangan Trump dalam pilpres Amerika 9 November, Putin segera menelepon Trump untuk mengucapkan selamat sekaligus membicarakan rencana koalisi tersebut. Pembicaraan tersebut dilakukan pada hari Senin (14 November).

"Keduanya berbicara untuk pertama kali hari Senin, dengan masing-masing bersemangat untuk meningkatkan hubungan kedua negara menyusul kemenangan Trump yang mengagetkan," tulis DE.

Dalam percakapan itu dibicarakan berbagai isyu, mulai dari ancaman bersama Rusia-Amerika, masalah ekonomi serta hubungan sejarah kedua negara selama 200 tahun, demikian DE melaporkan.

Sementara media-media Rusia menyebutkan bahwa Putin telah mengatakan kepada Trump bahwa Rusia berniat untuk menjalin hubungan dengan Amerika atas dasar 'saling menghargai dan tanpa saling campur tangan satu sama lain”. Selanjutnya, kedua pemimpin setuju untuk bekerja menjalin kerjasama bilateral secara konstruktif untuk bahu-membahu menangani terorisme dan ekstremisme internasional, serta melanjutkan komunikasi langsung antara keduanya.

Rusia telah melibatkan diri secara militer dalam konflik di Suriah, membantu Presiden Bashar al Assad melawan pemberontakan para teroris. Sementara Trump selama kampanye lalu menyatakan dukungannya pada Rusia melawan teroris ISIS dan Al Qaida.

Dalam pernyataan resmi tim transisi Donald Trump disebutkan bahwa 'Presiden terpilih Trump menyampaikan kepada Presiden Putin bahwa beliau menginginkan hubungan kuat dan berkesinambungan dengan pemerintah dan rakyat Rusia'.

Jubir Kemenlu Rusia Dmitry Peskov sendiri menyebutkan bahwa hubungan Rusia dengan Trump sebagai 'dekat secara fenomenal'.

Tentang percakapan antara Putin dan Trump itu, Kemenlu Rusia mengatakan, "Vladimir Putin dan Donald Trump sepakat tentang perlunya kerjasama melawan musuh bersama, yaitu terorisme dan ekstremisme internasional."

“Dengan semangat ini, pertanyaan tentang penanganan masalah Suriah juga dibicarakan.”

Dilaporkan bahwa kedua pemimpin ini akan bertemu langsung dalam beberapa bulan mendatang.


Rusia Jual Tank dan Jet ke Iran Senilai $10 Miliar

Sementara itu kantor berita The Telegraph pada 14 November malaporkan bahwa Rusia dan Iran tengah terlibat negosiasi pembelian senjata-senjata berat senilai $10 miliar oleh Iran. Pembelian itu meliputi tank-tank modern T-90, sistem artileri, pesawat dan helikopter tempur.

"Perundingan-perundingan ini tengah berlangsung, prinsip-prinsipnya telah disepakati dengan nilai sekitar $10 miliar,” kata Viktor Ozerov, ketua komisi pertahanan dan keamanan parlemen Rusia kepada wartawan di Teheran, Senin (14 November).

Ia tidak menjelaskan secara detil pembelian tersebut, namun dipastikan salah satunya adalah tank tempur modern T-90.

PBB telah mencabut embargo penjualan senjata ke Iran setelah disepakatinya program nuklir Iran tahun 2015 oleh negara-negara besar. Namun hingga tahun 2020 setiap penjualan senjata konvensional ke Iran harus disetujui oleh PBB.

“Tentu saja Amerika dan sekutu-sekutunya akan berusaha menggagalkan transaksi ini, namun kami akan terus melakukan pembicaraan,” tambah Ozerov.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Ada kekhawatiran, Amerika akan terlibat langsung di SUriah stlh melihat ISIS semakin terpojok. Namun dunia berharap, dibawah Trump AS akan memberikan Suriah menentukan masa depannya sendiri tnp campur tangan barat..