Wednesday, 17 May 2017

Habib Riziq, Zakir Naik VS Ruwaibidhah

Oleh: Irvan Rahfiansah
Indonesian Free Press -- Di sebuah peternakan, semua hewan ternak berkumpul. Lalu dibuatlah sebuah doktrin, “Siapa yang meronta dan melawan jagal, ia menjadi prioritas yg akan dimatikan.”
Seekor kerbau dalam ikatannya merenung. “Selama ini yang disembelih adalah mereka yang diam dan tidak banyak protes. Nampaknya, aku telah ditakuti doktrin menyesatkan.”

Giliran kerbau ini pun datang. Saat ia mau diikat untuk disembelih. Kerbau memilih melawan. Meronta. Menerjang. Menanduk. Ia pun berhasil memorakporandakan kandang. Beberapa hewan besar tercerahkan. Mereka berhasil kabur.


Dari kisah di atas, hewan saja yang tak punya akal, bisa memahami pola yang terulang berkali-kali. Pola tipu-tipu dan basa-basi, pola adu domba, politik belah bambu, hingga doktrin menyesatkan.
Apalagi kita umat Islam. Umat yang Allah karuniakan Al-Qur’an dan contoh perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Tak ada kesempurnaan, selain kesempurnaan berjihad melawan kebatilan.

Di dunia Islam. Kini ada 3 elemen yang paling dicari. Di Palestina, sosok cacat 41 tahun Muhammad Adh-Dhaif. Kreator perlawanan terhadap penjajah Israel. Sudah diserang 9 kali dengan rudal Apache, Allah takdirkan selamat.

Selanjutnya Dr. Zakir Naik. Most Wanted oleh pemerintah India. Sudah beberapa kali ujicoba pembunuhan, takdir kematian belum tiba. Beliau kini mendapat suaka di Uni Emirates Arab.

Terakhir, Muhammad Riziq Syihab. Inspirator perlawanan umat terhadap penista Al-Qur’an. Sukses menghadang laju 9 naga. Kini dikejar-kejar Polri Tito. Pernah 9 kali ditangkap dan 4 kali dijebloskan ke penjara. Kini beliau mendapat suaka di Saudi Arabia.

Muhammad Ad-Dhaif, Zakir Naik, dan HRS kini menjelma menjadi simbol perlawanan umat di pelbagai medan jihad. Jihad bersenjata. Jihad pemikiran. Hingga jihad Nahyi Munkar. Wajar, mereka menjadi most wanted man saat ini.

Lawannya satu: Al-Kufru millatun waahidah. Khusus HRS, ia melawan Muslim yang dijuluki Rasul sebagai kaum Ruwaibidhah. Kaum yang tak peduli masa depan agama dan bangsanya, lalu memegang jabatan publik yang strategis.

Inilah gerbang akhir zaman itu. Kita mengalaminya! Kaum Ruwaibidhah, kulit dan bahasanya sama dengan kebanyakan kita. Tetap telah menjadi hamba sahaya alias budak dari kaum bermata sipit dan berkulit kuning. Mau pro mana?

Bergerak Ataupun Diam,
Mati Tinggallah Mati

No comments: