Wednesday, 4 December 2019

China Serang Balik AS atas Hongkong

Indonesian Free Press -- China melarang kapal perang AS merapat di Hongkong dan melarang keberadaan NGO-NGO AS di Hongkong sebagai balasan atas undang-undang baru AS yang mendukung aksi demonstrasi di Hongkong.

Seperti dilaporkan Veterans Today, 2 Desember, Jubir Kemenlu Cina Hua Chunying mengumumkan hari Senin (2 Desember):  "sebagai respon atas sikap AS yang tidak masuk akal, pemerintah China memutuskan untuk membatalkan ijin kunjungan kapal perang AS ke Hongkong."

Tidak disebutkan sampai kapan larangan ini diberlakukan.

Kunjungan kapal perang AS ke HOngkong untuk beristirahat dan berekreasi bagi awak-awaknya telah menjadi tradisi sejak HOngkong masih dikuasai Inggris dan terus dilanjutkan oleh pemerintah Cina.

Selain itu Hua Chunying juga mengumumkan sanksi kepada NGO-NGO AS yang selama ini beroperasi di Hongkong karena dianggap telah berlaku buruk dan memperkeruh situasi di Hong Kong. NGO-NGO itu termasuk National Endowment for Democracy, Human Rights Watch dan Freedom House.

Menurut Hua NGO-NGO ini bertanggungjawab besar atas kekacauan di Hong Kong.


“Ada banyak fakta dan bukti yang jelas bahwa NGO-NGO ini mendukung kekuatan-kekuatan anti-China dan mendorong kegiatan-kegiatan separatisme Hong Kong,” kata Hua.

Aksi-aksi kerusuhan di Hong Kong dipicu oleh RUU ekstradisi yang memungkinkan warga HOngkong diekstradisi ke Cina daratan. RUU ini dibatalkan namun terlanjur membuat marah warga Hongkong dan mendorong mereka melakukan aksi-aksi kerusuhan yang berkepanjangan sejak sebelum pertengahan tahun ini. Aksi-aksi pun berubah menjadi vandalisme.

Beijing menyalahkan AS dan juga Inggris mantan penguasa Hongkong sebagai pemicu aksi-aksi kerusuhan dan meminta mereka menghentikan keterlibatannya di Hongkong. Namun alih-alih Presiden AS Donald Trump bulan lalu menandatangani UU yang diajukan Congress yang mendukung aksi demo di Hongkong dan mengancam Cina dengan sanksi 'HAM' atas tindakan pada para demonstran. Hal ini tentu saja membuat Cina marah dan mengancam akan melakukan 'langkah balasan yang tegas'.

Selain meneguhkan sikap Cina atas Hongkong, Hua meminta AS untuk menghentikan campur tangannya dan melakukan perbaikan diri.

Kerusuhan Hongkong semakin memperuncing hubungan AS dan Cina yang tengah terlibat ketegangan terkait klaim Cina atas wilayah Laut Cina yang ditolak AS. Pada tgl 12 November lalu AS mengirim kapal perang melalui Selat Thaiwan yang oleh Cina dibalas dengan mengirim kapal induknya melalui jalur yang sama pada 17 November bersamaan dengan digelarnya Pertemuan Menhan ASEAN 2019 di Bangkok.

AS kembali unjuk gigi dengan mengirim dua kapal perangnya, USS Gabrielle Giffords dan USS Montgomery ke Laut China tanggal 18 November mengabaikan klaim Cina atas wilayah tersebut. (ca)

1 comment:

Kasamago said...

Dua kekuatan beradu banteng