Friday 24 November 2017

Tentara Bayaran Amerika Siksa Para Pangeran Saudi yang Ditangkap

Indonesian Free Press -- Sejumlah pangeran, pejabat dan pebisnis yang ditangkap oleh aparat keamanan Saudi Arabia atas perintah Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) dikabarkan telah mengalami penyiksaan yang dilakukan tentara bayaran (mercenaries) Amerika. Media Inggris Daily Mail dan sejumlah media internasioal lainnya mengabarkan, Kamis (23 November).

"Para pangeran dan pebisnis milyuner yang ditangkap aparat keamanan awal bulan ini digantung dengan kaki di atas dan dipukuli oleh kontraktor-kontraktor keamanan swasta Amerika, sebuah sumber di negara itu mengatakan kepada DailyMail.com," demikian tulis Daily Mail dalam laporannya.

Setidaknya 11 orang Pangeran dan ratusan pebisnis dan pejabat tinggi Saudi yang dianggap menghalangi ambisi politik MBS ditangkap aparat keamanan, 4 November lalu. Dua orang Pangeran juga tewas dalam upaya menghindari penangkapan.


"DailyMail.com menemukan bahwa aksi penangkapan besar-besaran itu telah diikuti dengan interrogasi-interogasi yang oleh sumber kami disebutkan dilakukan oleh ‘American mercenaries’ yang disewa untuk bekerja bagi Putra Mahkota yang kini menjadi manusia terkuat di kerajaan (Saudi)," tulis Daily Mail lagi.

"Mereka (American mercenaries) memukuli mereka (para tahanan), menyiksa mereka, mempermalukan mereka. Mereka ingin membuat para tahanan itu menyerah," tambah Daily Mail.

Daily Mail menyebut perusahaan penyedia tentara bayaran itu adalah ‘Blackwater’ yang kini telah berganti nama menjadi 'Academi'. Keberadaan mereka di Saudi juga telah diungkap oleh media sosial Saudi dan juga oleh Presiden Lebanon Michael Aoun.

Perusahaan yang dimaksud membantah terlibat dalam aktifitas di Saudi Arabia, terlibat dalam aksi penyiksaan yang merupakan tindakan ilegal bagi warga Amerika di seluruh dunia.

Selain melakukan penangkapan dan penahanan, MBS juga telah memerintahkan penyitaan terhadap asset-asset kekayaan para pangeran dan pejabat yang ditangkap dengan nilai lebih dari $100 miliar. Daily Mail mengungkapkan bahwa aksi-aksi penahanan yang disertai penyiksaan itu berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, yang telah dibooking oleh MBS.

Langkah tersebut dipilih oleh MBS untuk melepaskan aparat Saudi Arabia dari tanggungjawab tindakan ilegal tersebut. Selain itu,  tentara bayaran Amerika tidak memiliki rasa segan terhadap para tahanan yang merupakan warga-warga terhormat Saudi Arabia.

"Di luar hotal dimana para tahanan disiksa, Anda melihat kendaraan-kendaraan militer pasukan khusus Saudi. Namun, di dalam hanya ada orang-orang perusahaan keamanan swasta," tulis Daily Mail, seraya menambahkan bahwa personil-personil keamanan swasta Amerika itu didatangkan melalui Abu Dhabi.

Sumber Daily Mail menyebutkan juga bahwa sesekali MBS terlibat langsung dalam interogasi, ketika ia ingin mendapatkan informasi penting.

"Ia (MBS) berbicara dengan sopan selama interogasi, dan kemudian pergi diikuti para 'mercenaries' yang masuk. Para tahanan kemudian dipukuli, dipermalukan, digantung dan disiksa."

Pada hari Rabu pekan lalu Presiden Lebanon Michael Aoun, yang merupakan sekutu kelompok Hizbollah, menulis pesan mengejutkan di akun Twitter tentang keberadaan personil Blackwater yang mengawal PM Lebanon Saad Hariri selama ditahan di Saudi Arabia sejak 4 November hingga akhir pekan lalu.

"Otoritas keamanan Lebanon mendapat informasi bahwa personil Blackwater mengawal Hariri dan keluarganya, bukan aparat keamanan Saudi,’ tulis Michel Aoun.

Aktifis netizen terkenal dengan nama akun Twitter @ Ahdjadid, juga menulis tentang keberadaan personil Blackwater berjumlah 150 orang yang didatangkan oleh MBS.

"Kelompok pertama tentara bayaran Blackwater tiba di Saudi Arabia hanya seminggu setelah penggulingan bin Nayef (pejabat Putra Mahkota yang digantikan oleh MBS). Mereka berjumlah sekitar 150 orang. Bin Salman mengirim sebagian dari mereka untuk menahan bin Nayef dan lainnya menjadi pengawal pribadinya," tulis @Ahdjadid seperti dikutip Daily Mail.

Hal terkait juga menjadi laporan media terkemuka Amerika New York Times, yang merupakan media oposisi Presiden Donald Trump yang tidak lain adalah pendukung utama MBS. NYS mengklaim mendapat informasi dari seorang seorang dokter dan seorang diplomat Amerika di Riyadh bahwa 17 orang di antara para tahanan telah mendapatkan perawatan medis akibat penyiksaan.

Di antara mereka yang mengalami penahanan dan penyiksaan itu adalah Pangeran Alwaleed Bin Talal, salah seorang manusia terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai $17 miliar menurut Forbes.

Ia ditangkap tengah malam, diseret dari ranjang tidurnya hanya berkaian piyama, diborgol dan dilempar ke dalam truk SUV, kemudian diinterogasi seperti penjahat, tulis Daily Mail.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Awal kejatuhan kerajaan Saudi..