Sunday, 4 December 2011

CINA PADA AMERIKA: JANGAN MAIN API DI PAKISTAN


Blog ini pernah menulis potensi konflik besar yang melibatkan negara-negara raksasa karena arogansi Amerika atas Pakistan, (kini saya tahu, arogansi Amerika atas Pakistan merupakan bagian dari skenario besar melumpuhkan Pakistan sebagai negara Islam besar yang memiliki kekuatan nuklir), dengan menekankan pada komitmen Cina untuk mengamankan Pakistan dari dominasi Amerika. Dan akhir-akhir ini ancaman konflik tersebut tampak semakin membesar dengan memburuknya hubungan Amerika-Pakistan paska insiden serangan Amerika terhadap pos pasukan Pakistan di perbatasan Afghanistan yang menewaskan 26 tentara Pakistan baru-baru ini. Atas insiden tersebut Pakistan telah memutuskan kerjasama dengan Amerika-NATO dalam kampanye perang anti-Teroris. Pakistan bahkan telah memutuskan jalur logistik NATO ke Afghanistan dan menolak berpartisipasi dalam penyidikan insiden yang digagas Amerika.

Tidak hanya itu, reaksi keras atas insiden tersebut juga ditunjukkan oleh Cina, negara yang kini menjadi sekutu strategis Pakistan karena "kesalahan" sikap Amerika terhadap Pakistan.

Kantor beritan Cina, "Junshijia" baru-baru ini melaporkan ancaman Cina terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya atas meningkatnya ketegangan hubungan Amerika-Pakistan. "Setiap ancaman atas Pakistan dianggap sebagai ancaman terhadap Cina," kata seorang pejabat tinggi Cina kepada media Cina, "Central Television" baru-baru ini mengomentari memburuknya hubungan Amerika dan NATO dengan Pakistan serta meningkatnya kekuatan militer Amerika dan NATO di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Menurut laporan tersebut, Amerika telah meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan Afghanistan-Pakistan, tindakan yang dianggap sebagai ancaman oleh Cina. Sebagai respons atas tindakan Amerika itu Cina telah mengirimkan satuan Artileri II ke perbatasan Pakistan-Cina. Cina juga berencana mengadakan latihan militer besar-besaran di wilayah itu dengan partisipasi pasukan Pakistan. Satuan Artileri II Cina dilengkapi dengan senjata-senjata canggih seperti rudal DF-21C dan DF-11A.

Laporan tersebut menyebutkan perhatian Cina yang besar terhadap keamanan Pakistan yang disebutnya sebagai "saudara" dan bahwa "Cina tidak akan bisa tenang jika Pakistan jatuh".

"Cina akan melaksanakan latihan militer besar-besaran dengan perlengkapan perang padang pasir di Pakistan pada tgl 16 Desember," tulis "Junshijia".

Menurut laporan itu, hasrat Amerika untuk "menjinakkan" Pakistan semakin tinggi akhir-akhir ini. Terutama saat perang di Afghanistan semakin intens dan ancaman terhadap Iran semakin besar. Maka ancaman konfrontasi dengan Cina juga semakin tinggi. Pakistan adalah tempat strategis bagi Amerika untuk memperoleh keuntungan strategis dan geografis," tambah laporan itu.

Bersama Rusia, Cina kini menjadi kekuatan pengimbang Amerika yang tidak lagi sungkan "berperang kata" dan meninggalkan basa-basi dengan saingannya itu. Dalam kasus Iran misalnya, seorang jendral Cina, Mayjend Zhang Zhaozhong mengatakan bahwa "Cina tidak akan segan membantu Iran bahkan jika Perang Dunia III meletus karenanya." Cina dan Rusia juga gigih membela Syria dari konspirasi Amerika dan sekutu-sekunya yang hendak merubah Syria menjadi negara "semi jajahan".

Baru-baru ini dubes China untuk badan nuklir internasional, mengingatkan Direktur IAEA Director Yukiya Amano untuk tidak "merekayasa bukti-bukti" untuk menjustifikasi serangan miltier terhadap Iran.


Ref:

"Chinese Government Official: ‘US Threat To Pakistan Is Threat To China’"; Paul Joseph Watson-Yi Han; Prison planet; 1 Desember 2011

No comments: