Thursday, 15 December 2011
PESAWAT TANPA AWAK AMERIKA KEMBALI JATUH
KEKHAWATIRAN MEREBAK, DIDUGA KARENA SERANGAN CYBER IRAN
Sebuah pesawat tanpa awak Amerika kembali jatuh hari Selasa (13/12) menyusul "tertangkap"-nya pesawat tanpa awak Amerika oleh Iran seberapa hari sebelumnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Amerika bahwa Iran-lah sebagai pihak yang bertanggungjawab atas musibah tersebut yang sekaligus menunjukkan Iran memiliki kemampuan untuk melakukan "perang cyber" melawan Amerika.
Hanya dalam waktu kurang 2 minggu Amerika kembali kehilangan pesawat tanpa awaknya, kali ini jatuh dan meledak di dekat bandara internasional Seychelles, Mauritius, Samudra Hindia.
Sejak tahun 2009 Amerika telah mengoperasikan pangkalan udara di Seychelles, yang digunakan untuk meluncurkan pesawat-pesawat tanpa awak dalam misi inteligen maupun keamanan di sekitar Samudra Hindia, termasuk misi anti-bajak laut di perairan Somalia.
Para pejabat kedubes Amerika di Muritius mengkonfirmasi jatuhnya pesawat tersebut, yang diketahui jenis MQ-9 "Reaper”, versi pesawat terbang tanpa awak militer yang mampu melancarkan serangan udara. Berbeda dengan jenis yang ditangkap Iran yang merupakan pesawat mata-mata yang dioperasikan dinas inteligen Amerika, CIA. Jatuhnya pesawat itu tidak menimbulkan korban.
Seminggu sebelumnya Amerika membantah berita mengenai hilangnya pesawat tanpa awak miliknya sebelum akhirnya Iran menunjukkan kepada publik pesawat tersebut, yang berhasil dijebak dan dipaksa mendarat di Iran setelah melakukan misi mata-matanya. Presiden Obama meminta Iran mengembalikan pesawat tersebut, namun ditolak Presiden Ahmadinejad.
Secara bergurau Ahmadinejad, dalam wawancara dengan televisi Venezuela, mengatakan, "Amerika mungkin telah memutuskan untuk memberikan pesawat itu kepada kami. Kini kami telah menguasai pesawat itu."
Ahmadinejad menambahkan bahwa Iran telah menguasai teknologi pesawat Amerika yang canggih tersebut, yang sekaligus telah memberikan senjata baru kepada Iran dalam "pertempuran" psikologis" Iran melawan Amerika setelah keberhasilan Iran mengembangkan teknologi nuklirnya.
Amerika bungkam soal teknologi yang dimiliki pesawat mereka yang ditangkap Iran dan kini tengah dalam penyelidikan para ahli Iran bersama konterpartnya dari Rusia. Namun para ahli memperkirakan pesawat tersebut memiliki kemampuan menganalisis unsur-unsur kimia di angkasa sebagaimana juga menyabot transmisi komunikasi sembari terbang tinggi tanpa diketahui radar musuh.
Hilangnya dua pesawat tanpa awak berteknologi canggih mereka membuat Amerika mempertanyakan keamanan inteligen dan militer mereka. Menurut sebuah laporan beberapa bulan lalu perangkat lunak pesawat terbang tanpa awak Amerika yang diluncurkan dari pangkalan udara Creech di Nevada dipenuhi dengan virus yang tidak terdedaksi. Meski Amerika mengklaim virus tersebut tidak membahayakan, namun hal ini membuat pertanyaan kembali muncul: mungkinkah jatuhnya dua pesawat tanpa awak Amerika merupakan hasil kerja Iran dalam sebagai balas dendam mereka kepada Amerika?
Perlu disinggung di sini bahwa diduga kuat Amerika dan mitranya, Israel, pada tahun 2010 lalu telah menyabot sistem keamanan fasilitas-fasilitas nuklir Iran dengan menularkan virus Stuxnet, yang membuat program nuklir Iran terlambat dari yang direncanakan.
Pesawat tanpa awak MQ-9 "Reaper" memiliki kemampuan menembakkan bom-bom kendali laser serta rudal-rudal udara ke darat.
Sumber:
"Another US Drone Crash Raises Suspicions about Iran Cyber War on US Drones"; FARS News Agency – 14 Desember 2011 dalam thetruthseeker.co.uk; 14 Desember 2011.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment