Sunday, 8 April 2012

BUNGA MAWAR DAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN GEAGEA


Tidak ada negara yang lebih sering terjadi pembunuhan politik tingkat tinggi daripada Lebanon. Tahun 2005 lalu mantan perdana mentera Rafiq Hariri tewas oleh sebuah serangan bom. Putranya yang sempat menjadi perdana menteri, Sa'ad Hariri, kini juga harus mengasingkan diri ke Perancis, konon karena ancaman pembunuhan. Dan kalau ada negara yang banyak dari pemimpinnya (presiden, perdana menteri, menteri, pejabat tinggi negara, pemimpin partai, tokoh masyarakat) meninggal dunia karena pembunuhan politik, itulah Lebanon.

Namun ada hal yang menarik dalam kasus "percobaan pembunuhan" yang satu ini.

"Saat saya tengah berjalan di tengah taman bersama beberapa pengawal, saya melihat bunga yang sangat cantik. Saya membungkuk untuk memetiknya. Saat itu saya mendengar dua tembakan dan saya langsung tiarap. Kemudian kita melihat ada dua lubang di tembok bangunan. Kami segera menghubungi aparat keamanan dan dari penyidikan mereka disimpulkan bahwa dua tembakan tersebut berasal dari senjata api kaliber 12.7 dan 14.5 mm yang ditembakkan dari jarak lebih dari 1 km. Jadi ada lebih dari satu penembak jitu, dan mereka sangat ahli," kata Samir Geagea, pemimpin kelompok politik (parpol) Lebanon Force yang berbasis massa Katholik, dalam konperensi pers yang digelar Rabu (4/4).

"Mereka mencoba membunuh saya dengan senjata yang sangat canggih di luar kemampuan kita. Mereka menempatkan kamera dari jarak 4 km untuk memonitor aktifitas saya sehari-hari. Kemudian satu tim eksekusi melakukan aksinya setelah ditemukan saat yang tepat. Operasi seperti itu benar-benar memerlukan teknologi yang canggih yang bisa mengkover jarak antara 3 hingga 6 km," tambahnya.

Yang menarik adalah Samir Geagea sendiri. Sejak kapan orang yang telah terlibat dalam berbagai pembunuhan politik, termasuk membunuh perdana menteri Rashid Karami, serta menyerang dan membunuhi jemaah yang tengah beribadah di gereja, begitu peduli dengan setangkai bunga?

Tentu saja Geagea adalah pembohong besar. Ia tengah memainkan peran untuk menghancurkan lawan politiknya, siapa lagi kalau bukan Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel. Memang Geagea tidak menuduh langsung Hizbollah. Namun pernyataannya secara tidak langsung mengarah pada Hizbollah dengan menyebutnya sebagai "kelompok lokal yang professional". Selain itu ia juga menuduh upaya pembunuhan dirinya bermotif politik sebagaimana upaya-upaya pembunuhan tokoh-tokoh anti perlawanan. Tidak heran jika pengakuan Geagea tersebut langsung disambut oleh Amerika dan Perancis dengan mengutuk upaya pembunuhan tersebut. Sehari setelah pernyataan Geagea, jubir kemenlu Amerika Mark Toner mengutuk upaya pembunuhan terhadap Geagea. Dan tidak seperti Geagea, Toner secara jelas menuduh Hizbollah.

Menurutnya upaya pembunuhan Geagea disebabkan karena kritikan-kritikan kerasnya terhadap regim Bashar al Assad (Presiden Syria) serta peranan Hizbollah yang mengacaukan stabilitas politik Lebanon.

Isu upaya pembunuhan akhir-akhir ini memang menjadi salah satu andalan tokoh-tokoh anti perlawanan alias kelompok-kelompok pro-zionis Israel dan Amerika. Sebelum Geagea, Saad Hariri tokoh kelompok Sunni, juga melakukan hal yang sama dengan menyebut upaya pembunuhan yang mengancam nyawanya sehingga ia harus menyelamatkan diri ke Perancis hingga sekarang. Setelah kemunduran-kemunduran yang dialami kelompok ini, trik-trik tersebut justru menunjukkan keputus-asaan mereka menghadapi Hizbollah dan blok anti-Israel yang semakin kuat dan kini bahkan menguasai pemerintahan.

Setelah tumbangnya pemerintahan Saad Hariri karena perlawanan politik Hizbollah dan kubu anti-Israel, kubu pro-Israel/Amerika/Saudi semakin melemah. Walid Jumblatt dan kelompok Druze membelot ke kubu Hizbollah sehingga Hizbollah dan kubu anti-Israel berhasil merebut kursi pemerintahan yang kini dipimpin oleh PM Najib Miqati. Selain itu kubu anti-Israel kini juga mendapat dukungan pemimpin tertinggi Katholik Lebanon, Patriah ar-Rahi. Padahal pendahulu Rahi yaitu Patriah Nasrallah Sfeir adalah pendukung kubu pro-Israel. Selain itu kubu pro-Israel juga telah ditinggalkan oleh Saad Hariri. Kini figur-figur utama pro-Israel di Lebanon tinggal Fuad Siniora (Future Movement/Sunni), Gemayel (Phalangist/Katholik) dan Samir Geagea (Lebanon Force/Katholik).

No comments: