Tuesday, 24 September 2013

AL AQSA MAKIN TERANCAM DI TENGAH KEKACAUAN UMAT ISLAM

( ISRAEL ANIAYA DIPLOMAT WANITA PERANCIS)

Saat ini, di tengah perhatian umat Islam yang tertuju ke Syria, Mesir, Irak, Pakistan, Afghanistan, Libya, Tunisia, Somalia hingga Kenya yang dilanda berbagai aksi kekerasan, secara pelan namun pasti Israel semakin memperkuat cengkeramannya atas salah satu tempat paling suci umat Islam, yaitu Masjidil Aqsa.

13 tahun yang lalu, ketika tokoh zionis Israel Ariel Sharon memasuki Haram al-Sharif, dimana Masjidil Aqsa berada, seluruh rakyat Palestina marah dan melancarkan aksi intifada yang berlangsung selama bertahun-tahun. Kini orang-orang yahudi bisa memasuki tempat yang sama kapan saja dengan perlindungan negara Israel.

Bersamaan dengan seruan untuk mengikuti pawai massal orang-orang yahudi di Jerussalem menyambut hari raya "Sukkot", parlemen Israel, Knesset, hari Senin (16/9) lalu mengeluarkan keputusan untuk mengijinkan para peziarah yahudi untuk memasuki kawasan Haram al Sharif selama hari raya yang berlangsung selama seminggu.

Pada saat yang bersamaan orang-orang Palestina justru semakin sulit untuk memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah di tempat suci itu. Ini dilakukan Israel dengan cara menambah jumlah pos penjagaan di sekitar Masjidil Haram dan menerapkan pembatasan umur yang ketat kepada penduduk Palestina untuk memasuki Masjidil Aqsa.

Israel tengah berusaha memecah Haram al-Sharif menjadi 2 tempat masing-masing untuk orang-orang yahudi dan orang-orang Islam. Hal yang sama telah berhasil dilakukan di Masjid Ibrahim di Hebron beberapa tahun lalu. Salah satu upaya yang hendak dilakukan Israel adalah membagi waktu ibadah bagi umat Islam dan yahudi: hari-hari tertentu bagi umat Islam dan hari-hari lainnya untuk orang-orang yahudi. Beberapa anggota parlemen Israel bahkan mengusulkan agar orang-orang yahudi diijinkan memasuki Masjidil al-Aqsa setiap saat dari semua pintu.

"Uji coba" pembagian kawasan Masjidil Aqsa sebenarnya telah berhasil dilakukan Israel selama hari raya "Yom Kippur" beberapa waktu lalu, dimana orang-orang Islam yang berusia di bawah 50 tahun dilarang memasuki kawasan Masjidil Aqsa sementara sebagian besar arena itu dibuka sepenuhnya bagi orang-orang yahudi. Semuanya dilakukan tanpa perhatian umat Islam di seluruh dunia yang disibukkan dengan berbagai konflik di negara-negara Islam.


HUBUNGAN EROPA-ISRAEL YANG TENGAH MEMANAS

Berita ini tidak akan ditayangkan oleh Metro TV dan TV One yang mengklaim sebagai TV berita, bahkan TV One memiliki acara "Berita Dunia" pada setiap malam.

Hubungan Israel dengan sekutunya Uni Eropa kini berada dalam situasi panas setelah terjadinya insiden penyerangan oleh tentara Israel terhadap para diplomat Uni Eropa yang tengah menjalankan misi kemanusiaan di Palestina.

Beberapa diplomat Eropa mengeluarkan kecaman terhadap Israel atas insiden tersebut terutama setelah beredarnya gambar-gambar yang memperlihatkan seorang diplomat Perancis, Marion Fesneau-Castaing, yang tergeletak tak berdaya di tanah setelah dianiaya tentara-tentara Israel di Tepi Barat Palestina, Jumat (20/9). Sampai saat ini Israel diam membisu atas aksi biadab tersebut. Insiden tersebut terjadi saat para diplomat Uni Eropa mengorganisir bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina yang kehilangan rumah mereka setelah dihancurkan Israel karena dianggap ilegal.

"Para pejabat Uni Eropa telah mengontak Israel menuntut penjelasan serta mengekspresikan keprihatinan mereka pada insiden tersebut," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton dalam pernyataan pers bersama komisioner kemanusiaan Uni Eropa Kristalina Georgieva, kemarin.

Seorang pejabat Uni Eropa yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada BBC Inggris bahwa insiden tersebut sebagai aksi yang "mengejutkan dan kotor".

Konjen Inggris di Jerusalem dalam pernyataannya mengatakan, “prihatin atas berbagai laporan yang menyebutkan militer Israel telah menghalangi masyarakat (korban) untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan."

“Kami telah berulangkali memperingatkan Israel tentang keprihatinan kami atas aksi-aksi penghancuran Israel yang kami pandang telah mengakibatkan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestinians, telah melukai proses perdamaian dan bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional,” tambah jubir Konjen Inggris.

Sementara koordinator kemanusiaan Uni Eropa James Rawley mengingatkan Israel sebagai pegara yang menduduki tentang kewajibannya untuk melindungi rakyat yang berada di wilayah pendudukan.

Pada hari JUmat (20/9) satu truk bantuan kemanusiaan Uni Eropa yang ditujukan bagi penduduk desa-desa yang dihancurkan Israel di pemukiman Khirbet Al-Makhul di Tepi Barat, diserang oleh tentara Israel. Gas air mata pun ditembakkan ke tengah-tengah para diplomat Uni Eropa, aktifis, pekerja dan penduduk Palestina. Diplomat Perancis Marion Fesneau-Castaing yang mencoba mempertahankan barang-barang bantuan dari aksi perampasan tentara Israel, diseret dari atas truk dan dipukuli di atas tanah. Insiden ini kontan mendapat liputan luas media internasional, kecuali media-media massa Indonesia.

Sebelumnya, pada hari Senin (15/9) Israel menghancurkan rumah-rumah dan berbagai fasilitas sosial di pemukiman Palestina di Desa Khirbet Al-Makhul, setelah pengadilan Israel menetapkan pemukiman tersebut sebagai ilegal. Penduduk tetap menempati rumah-rumah mereka yang hancur dan menolak pindah dengan beralasan telah tinggal di tempat tersebut generasi ke generasi.

Insiden tersebut semakin menambah hubungan diplomati Uni Eropa-Israel yang dingin terkait isu pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal yahudi di Palestina. Pada bulan Juli lalu Uni Eropa memutuskan menghentikan bantuan keuangan kepada organisasi-organisasi Israel yang beroperasi di wilayah pendudukan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bereaksi keras terhadap langkah tersebut dan menyebutnya sebagai campur tangah terhadap masalah Israel-Palestina. Ia kemudian memerintahkan pelarangan terhadap aksi-aksi kemanusiaan Uni Eropa di Palestina.




REF:
"EU calls for explanations from Israel over diplomat scuffle"; Russia Today; 22 September 2013

"Palestine: Al-Aqsa Faces Biggest Threat Since Occupation of Jerusalem"; MALIK SAMARA; AL AKHBAR; 19 September 2013

3 comments:

rio3n4 said...

Apakah Israel itu negara yg paling berani di dunia ini? sehingga smua negara diam membisu atas kekejamanya..
Kalau cuma hanya mengecam tanpa tindakan, nenek sy paling pintar mengecam cucu2nya..
Apa sih hebatnya israel, apa karna dia punya nuklir? Sampai2 smua negara diam seribu bahasa, trmsuk mang SBY yg katanya macan asia pun sdh kehilangan giginya?

Salman Hasan Sahib said...

Peristiwa ini semakin membuka mata dunia akan kekejaman israel, bahkan uni eropa pun yang selama ini mendukung israel, rakyatnya tidak luput dari keberingasan israel...

Salman Hasan Sahib said...
This comment has been removed by the author.