Indonesian Free Press -- Mungkin ini adalah senjata non-nuklir paling berbahaya di Timur Tengah saat ini. Seperti dilaporkan sejumlah media internasional, Rusia telah menggelar rudal jarak menengah Iskander-M di Suriah.
Seperti dilaporkan Veterans Today, Sabtu (30 April), Rusia telah menggelar senjata Iskander-M di Suriah. Kehadiran senjata ini telah menjadi perhatian serius Amerika dan sekutu-sekutunya, termasuk ISIS. Senjata ini juga mengisyarakat bahwa Rusia telah siap untuk memasuki babak baru konflik Suriah. Jika selama ini Rusia hanya melakukan serangan-serangan terbatas dengan pesawat-pesawat tempur, helikopter dan rudal-rudal jelajah yang ditembakkan dari kapal, Iskander-M akan memberikan daya hancur yang hebat terhadap kekuatan pemberontak di basis wilayahnya sendiri.
"Iskander-M tidak kekurangan pengagum. Mereka termasuk ISIS dan kelompok-kelompok militan lainnya di Suriah, Polandia, Turki, NATO dan tentu saja Amerika. Tampaknya tidak ada senjata Rusia yang mencuri perhatian secepat ini ketika menampakkan keberadaannya di suatu tempat di muka bumi," tulis Veterans Today.
Menurut laporan itu, perhatian serius itu diberikan kepada rudal ini karena kemampuannya. Ini adalah rudal ballistik jarak menengah yang menggunakan kombinasi kemampuan manuver dan kecepatan, sehingga sulit dihentikan. Rudal ini juga memiliki kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir maupun konvensional. Mengingatkan kembali pada 'ancaman' Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu untuk menggunakan senjata nuklir untuk mengalahkan para teroris di Suriah, bila diperlukan.
Lebih ditakuti lagi karena rudal ini sangat akurat, dengan tingkat kesalahan sasaran maksimal hanya 10 meter, sangat ampuh untuk menghancurkan sasaran-sasaran berupa markas komando, pangkalan militer, atau satu unit pasukan musuh. Rudal inilah yang menggagalkan gerak maju pasukan Georgia saat berusaha menduduki wilayah Ossetia Utara yang dilindungi Rusia pada tahun 2008.
Dengan daya jangkau hingga 500 km, rudal ini mampu menghancurkan sarana-sarana vital musuh jauh di garis belakang mereka. Berbasis pada sistem peluncuran mobil, rudal ini juga mudah dipindah-pindahkan ke segala wilayah, termasuk ke Suriah yang berjarak ribuan kilometer dari Rusia.
Kehadiran rudal ini di Suriah pertama kali dilaporkan oleh televisi Rusia Zvezda TV pada 27 Maret lalu, yang memperlihatkan satu unit sistem rudal ini di pangkalan militer Rusia di Humaymim. Dengan cepat kabar ini meluas setelah IHS Jane's Defence Weekly mempublikasikannya pada tanggal 31 Maret.
Saat ini Rusia memiliki 6 brigade Iskander-M yang beroperasi penuh, dengan masing-masing brigade memiliki 12 kendaraan peluncur, yang bisa diganti-ganti dengan cepat setelah rudal ditembakkan. Setiap kendaraan peluncur membawa dua rudal Iskander-M sehigga tiap brigade mampu menluncurkan 24 rudal sekaligus.
Veterans Today menyebut, daya hancur brigade Iskander-M sama dengan 3 kapal korvet kelas Buyan Rusia, sementara kapal harus kembali ke pangkalan untuk diisi ulang.
Menurut IHS Jane's Suriah telah berminat memiliki senjata ini sejak tahun 2005, namun dengan versi ekspor yang hanya berdaya jangkau 280 km. Namun tidak pernah ada konfirmasi resmi tentang pengiriman rudal itu ke Suriah, dan laporan-laporan itu dibantah keras oleh para pejabat Rusia hingga munculnya konflik di Suriah tahun 2011.
Selain kemampuannya, Iskander-M dikenal karena memiliki dimensi politik yang lekat. Pada akhir dekade 1980-an, Uni Soviet masih mengandalkan dua rudal ballistik taktis yaitu Tochka yang berdaya jangkau 120 km dan Oka yang berdaya jangkau 450 km. Namun perjanjian pembatasan rudal jarak menengah (Intermediate Range Nuclear Forces Treaty) memaksa Presiden Gorbachev menghancurkan rudal-rudal itu, dengan asumsi Amerika/NATO pun melakukan hal yang sama. Namun ternyata Amerika ingkar janji dengan meneruskan pengembangan rudal-rudal jarak menengah seperti JASSM, rudal jelajah yang diluncurkan dari pesawat, dan rudal ballistik ATACMS yang berdaya jangkau 300 km.
Namun pelanggaran paling menyolok Amerika adalah penggelaran sistem pertahanan anti-ballistik (ABM) di Eropa Timur yang menggunakan rudal-rudal Mk41. Sistem ini bisa meluncurkan rudal jelajah jarak menengah seperti Tomahawk.
Iskander-M dibuat untuk mengisi kekosongan rudal jarak menengah Rusia.(ca)
No comments:
Post a Comment