Saturday, 24 December 2016

Keok di al Bab Suriah, Turki Tarik Pasukan dari Irak

Indonesian Free Press -- Sebuah langkah putar haluan secara tajam dilakukan oleh Turki. Setelah sebelumnya ngotot untuk mempertahankan pasukan yang dikirimkannya ke dekat kota Mosul untuk mencegah kota ini jatuh ke tangan orang-orang Shiah (militer dan milisi Irak), Turki mengumumkan akan menarik pasukannya itu.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Kamis (22 Desember), dengan mengutip laporan al-Sumaria News, Dubes Turki untuk Irak Faruk Kaymakci mengatakan rencana penarikan pasukan Turki tersebut dalam pertemuannya dengan Wapres Iran Nouri al Maliki hari itu.

"Ankara menghormati kedaulatan Irak dan akan menarik pasukannya dari Irak segera, kata Kaymakci, menegaskan kesediaan Turki untuk membantu Irak memerangi terorisme," tulis laporan itu.

Menurut Veterans Today langkah Turki tersebut sebagai implementasi kesepakatan tiga negara Turki-Rusia-Iran tentang penyelesaian konflik Suriah baru-baru ini dimana ketiganya sepakat untuk menghormati kedaulatan Suriah.

"Apakah langkah Turki ini sebuah realitas atau hanya sebuah tipuan, hanya waktu yang akan membuktikan. Namun jika Turki melanggarnya, maka ia akan menghancurkan hubungannya dengan Rusia dan Iran," tulis Veterans Today menyinggung ancaman kerugian ekonomi yang dialami Turki dengan memutuskan hubungan dengan Iran dan Rusia.

Menurut Veterans Today, Turki tengah terjebak antara nafsu berperang melawan orang-orang Shiah dan menegakkan semangat kekhilafahan di satu sisi dengan semangat untuk memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan. Kinilah saatnya Presiden Erdogan membuktikan bahwa ia bisa mengendalikan para ekstremis dan chauvinis di negaranya dan kembali ke 'jalan yang benar' sebagaimana Erdogan sebelum terlibat dalam konflik di negara-negara tetangganya.

Turki mulai mengiriman pasukannya ke dekat Mosul pada Desember tahun lalu. Sebanyak 150 pasukan yang diperkuat dengan 20 tank dikirim ke pangkalan militer Bashiqa di dekat Mosul dimana militer dan milisi Irak tengah terlibat dalam operasi pembebasan kota terbesar kedua Irak itu dari para teroris ISIS.

Turki mengklaim pasukan itu dikirim atas permintaan pemerintah otonomi Kurdi Irak untuk memerangi ISIS. Namun pemerintah Irak di Baghdad menolak keberadaan pasukan itu dan meminta pemerintah Turki untuk menariknya. Perang kata-kata yang tajam sempat terjadi antara para pemimpin kedua negara.

Para pengamat meyakini Turki yang mengklaim diri sebagai pemimpin negara-negara Islam Sunni, tidak ingin kehilangan pengaruh di Irak utara termasuk Mosul, wilayah yang pernah menjadi bagian kekhilafahan Turki di masa lalu. Apalagi dengan semakin kuatnya pengaruh Iran di Irak setelah negara Shiah itu berhasil membantu Irak mengusir ISIS dari Irak.


Keok di Al Bab
Pengumuman penarikan pasukan di Irak itu terjadi pada saat pasukan Turki mengalami kekalahan telak melawan ISIS di Al Bab.

Seperti dilaporkan di IFP, pada hari Kamis (22 Desember) ISIS berhasil memukul mundur pasukan Turki dan milisi pendukungnya dari posisi strategis di rumah sakit al Bab. Akibatnya Turki dan milisi dukungannya kehilangan lebih dari 50 pasukan dan sejumlah peralatan tempur.

Paska mundurnya pasukan Turki dari rumah sakit, ISIS terus menggempur pasukan Turki. Setidaknya satu serangan bom bunuh diri berkekuatan besar kembali dilancarkan ISIS terhadapa pasukan Turki yang tengah kocar-kacir.

"Akibat dari serangan itu, ISIS berhasil merampas dua tank Leopard 2A4, satu kendaraan lapis baja ACV-15, sebuah buldozer dan sejumlah besar peralatan perang pasukan Turki. Foto-foto yang dirilis menunjukkan kekalahan besar Turki. Media ISIS Amaq News mengklaim Turki dan milisi pro-Turki kehilangan lebih dari 70 pasukan. Militer Turki mengakui kehilangan 16 pasukannya namun berhasil menghancurkan 90 target ISIS di al-Bab dan membunuh 67 teroris," tulis South Front kemarin (23 Desember).

ISIS juga merilis video pembakaran hidup-hidup dua orang prajurit Turki yang tertangkap dalam pertempuran. Mereka kemudian diketahui bernama Fathi Shahin dan Saftar Tash yang ditangkap di al-Dana pada akhir November lalu.

Pada 23 Desember sebagian besar pasukan Turki dan milisi pendukungnya telah melarikan diri dari al Bab ke Azraq. Kini pasukan Turki tengaha berusaha mengumpulkan kembali kekuatan dengan memobilisir milisi yang disebutnya sebagai “pejuang oposisi”.(ca)

1 comment:

kasamago said...

Jika Turki ingin menang, Harus ada rakyat yg mndukungnya seratus persen