Monday, 12 December 2016

Rusia Gagalkan Serangan ISIS di Palmyra

Indonesian Free Press -- Pesawat-pesawat tempur dan helikopter Rusia menghancurkan 11 tank, 31 kendaraan tempur dan lebih dari 300 pemberontak ISIS dalam pertempuran di dekat kota kuno Palmyra. Namun ISIS masih belum berhenti menyerang.

Seperti laporan South Front dengan mengutip pernyataan Kemenhan Rusia, Minggu (11 Desember), helikopter-helikopter tempur Rusia memainkan peranan penting dalam pertempuran tersebut. Sementara pesawat-pesawat tempur melancarkan 64 serangan pada Sabtu malam.

Dengan serangan-serangan udara itu, Kemenhan Rusia menyatakan bahwa semua serangan ISIS terhadap Palmyra berhasil dipukul mundur.


"Selama Sabtu malam, pasukan Suriah yang secara aktif didukung oleh Angkatan Udara Rusia, memukul mundur para teroris di Palmyra. Para penyerang menggunakan bom-bom mobil, kendaraan lapis baja dan artileri,” demikian pernyataan Kemenhan Rusia.

"11 tank tempur, 31 kendaraan tempur dengan senapan mesin serta 300 militan berhasil dihancurkan,” tambahnya.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Rusia menggunakan pesawat-pesawat pembom strategis Tu-22M3 dalam pertempuran tersebut. Laporan-laporan lainnya menyebutkan Rusia juga menggunakan rudal jelajah Kalibr. Namun Kemenhan Rusia tidak menyebutkan secara detil jalannya pertempuran.

Meski mengalami pukulan hebat, ISIS masih terus berusaha melancarkan serangan untuk merebut Palmyra. Pada Minggu pagi ISIS menyerang pasukan Suriah di utara dan timur Palmyra.

Kota kuno Palmyra berhasil direbut oleh pasukan Suriah dan Rusia pada bulan Maret lalu, setahun setelah dikuasai oleh kelompok ISIS. Rusia menjadikan Palmyra sebagai simbol kemenangan Rusia di Suriah, mengingat kota ini adalah kota kuno Kristen Orthodok, sebagaimana keyakinan mayoritas warga Rusia.

Pekan lalu ISIS melancarkan serangan dadakan yang tidak diduga oleh pasukan Suriah dan Rusia yang berada di Palmyra dan serangan hari Sabtu adalah yang terbesar. Serangan dilancarkan memanfaatkan kelengahan militer Suriah dan Rusia  yang perhatiannya tengah terkonsentrasi pada pertempuran di Aleppo dan Idlib.

Dipercaya ISIS berusaha untuk merebut kota ini dengan cepat sebelum bala bantuan Suriah tiba. Namun dengan kegagalan merebut kota itu dengan serangan dadakan, posisi ISIS berada dalam situasi yang sulit, karena Suriah dan koalisinya telah mengirim bantuan besar-besaran ke kota ini. Suriah bahkan telah mempertimbangkan untuk mengirim satuan elitnya, Tiger Force, ke Palmyra.

Dalam pertempuran hari Sabtu, mulanya ISIS berhasil merebut sejumlah posisi penting di sekitar Palmyra seperti Grain Silos dan Jabal Tar. Namun, serangan-serangan udara Rusia dan Suriah berhasil menggagalkan rencana mereka.(ca)

No comments: