Thursday, 11 January 2018

Hubungan dengan Amerika Memanas, Pakistan Bebaskan Ulama Anti-Amerika

Indonesian Free Press -- Otoritas Pakistan membebaskan Sufi Mohammad, ulama terkenal yang sangat anti-Amerika, di tengah-tengah hubungan Pakistan-Amerika yang memanas akhir-akhir ini.

Seperti dilaporkan Press TV, 9 Januari, Pengadilan Pakistan yang menangani perkara Sufi Mohammad memerintahkan pembebasannya dengan alasan kesehatan.

Ulama ini dipenjara sejak tahun 2009 dengan tuduhan terlibat terorisme. Ia memimpin ribuan milisi bersenjata menyeberang ke Afghanistan untuk membela Taliban menghadapi serangan koalisi Amerika tahun 2001. Ia juga dikenal sebagai mertua dari Mullah Fazlullah, pemimpin kelompok Taliban Pakistani yang dipercaya masih bersembunyi di Afghanistan.

Hubungan antara Pakistan dan Amerika memanas pada saat Amerika dan koalisinya kembali mengaktifkan kampanye militernya di Afghanistan, menyusul kegagalan proyek Suriah. Amerika menuduh Pakistan tidak serius menangani masalah terorisme bahkan telah melindungi para teroris. Tuduhan ini ditolak keras oleh Pakistan.

Minggu lalu, Presiden Donald Trump mengeluarkan cuitan pertamanya di tahun 2018 di Twitter dengan mengatakan, 'Amerika telah bertindak bodoh dengan membantu Pakistan $33 miliar selama 15 tahun terakhir." Amerika juga telah menahan bantuan senilai $255 juta karena masalah terkait.

Kementrian Luar Negeri Pakistan menyebut langkah Amerika itu sebagai 'kontra-produktif'. Pakistan juga menyebut Amerika telah mengabaikan pengorbanan Pakistan dalam kampanye anti-terorisme.

"Kami adalah korban dari serangan-serangan teroris selama ini dan bagaimana kami bisa mentolerir terorisme di negeri kami?" kata Dubes Pakistan di Washington Aizaz Ahmad Chaudhry, pekan lalu.

Tidak hanya itu, Pakistan juga mengumumkan akan mengganti mata uang dollar dengan mata uang Yuan dalam perdagangan dengan Cina.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Pakistan kini menjadi sidekick nya China..