Saturday 5 May 2018

Anti-Semitisme Meningkat di Belanda-Jerman Akhir-Akhir Ini

Indonesian Free Press -- Sentimen anti-semitisme (anti-yahudi) dirasakan meningkat di Eropa, khususnya di Belanda dan Jerman. Diduga kuat hal ini berkaitan dengan sikap keras Israel terhadap aksi damai warga Palestina di Gaza baru-baru ini dimana puluhan warga Palestina tewas oleh aksi kejam aparat keamanan Israel.

Seperti dilaporkan media-media Israel, Haaretz dan Times of Israel, polisi meminta seorang pemilik toko buku di ibukota Belanda untuk menyingkirkan dekorasi yang menandakan korban 'holocoust' atau penindasan warga yahudi oleh Jerman dalam Perang Dunia II.  Sementara di Jerman, warga menurunkan bendera-bendera Israel yang dipasang di sejumlah kota.


Times of Israel melaporkan hari ini (5 Mei), Gert-Jan Jimmink, warga keturunan yahudi pemilik toko buku di Amsterdam, menolak permintaan polisi untuk menyingkirkan dekorasi 'holocoust' yang dipasang di tokonya.

"Apakah Anda keberatan untuk menyingkirkan dekorasi itu, karena Israel melancarkan serangan (di Gaza)?" kata Jimmink menirukan perkataan seorang polisi yang tidak disebutkan identitasnya itu.

Jimmink mengaku melihat sebuah serangan 'anti-semit' di depan tokonya belum lama berselang. Kala itu seorang warga yahudi berumur 40 tahun yang memakai kippah tengah menunggu trem. Tiba-tiba seorang warga meludahinya dan memukulnya.

Pada tahun 2014, polisi Den Haag melarang warga yahudi untuk mendirikan sukkah, atau gubuk makan yang didirikan pada perayaan Sukkot. Setahun sebelumnya polisi di kota yang sama juga melarang warga yahudi mendirikan monumen 'holocoust' karena takut memancing vandalisme.

Menurut laporan Times of Israel dengan mengutip data dari Center for Information and Documentation on Israel, insiden vandalisme anti-Semitic di Belanda mengalami tahun lalu kenaikan hingga 40 persen dari tahun sebelumnya, yaitu mencapai 28 kasus. Pada bulan Desember tahun lalu, seorang imigran asal Suriah menghancurkan jendela restoran yahudi di Amsterdam. Dengan membawa bendara Palestina orang ini kemudian menurunkan bendera Israel di dalam restoran.

Sementara itu Haaretz melaporkan, Jumat (4 Mei) bahwa bendera-bendera Israel yang dipasang di sejumlah kota di Jerman telah diturunkan dan dibuang. Hal ini dianggap mencerminkan tingginya anti-semitisme di negara ini.

Bendera-bendera itu adalah bagian dari ekspresimen yang dilakukan para wartawan Tabloid 'Bild' untuk menguji 'anti-semitisme'. 

"Hasil eksperimen itu menunjukkan masalah yang dihadapi Israel di negara ini (Jerman)," tulis Haaretz.

Menurut laporan itu, seluruh bendera yang dipasang telah diturunkan paksa. Beberapa diantaranya dirobek, satu dilempar ke tempat sampah dan satu lagi hendak dibakar warga. Bendera-bendera yang dipasang di kota-kota Berlin, Munich, Dusseldorf dan Frankfurt itu diturunkan dalam waktu kurang dari 90 menit.

Di Berlin hanya dalam waktu 42 menit sebuah bendera sudah diturunkan. Di Frankfurt waktu tercepatnya adalah 81 menit. Sementara di Munich, dibutuhkan waktu 61 menit.

Di kota-kota yang lebih kecil seperti Nieder-Olm dan Duisburg dibutuhkan waktu lebih lama untuk menurunkan bendera-bendera itu, yaitu antara 138 dan 148 menit.(ca)

No comments: