* 80 Tentara AS Dilaporkan Tewas
Indonesian Free Press -- Iran memenuhi janjinya untuk membalas kematian Jendral Soleimani dengan melancarkan serangan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak. Serangan ini dilaporkan menewaskan 80 tentara AS meski belum ada konfirmasi resmi.
Seperti dilaporkan media setengan resmi Iran Press TV, Rabu (8 Jan), puluhan rudal ballistik Iran ditembakkan ke 2 pangkalan militer AS di Provinsi Anbar dan Irbil mulai Rabu dini hari oleh Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Seluruh rudal mengenai sasaran dengan tepat dan sejumlah korban jiwa diklaim Iran.
Setelah serangan para pejabat Iran meminta AS untuk tidak melakukan serangan balasan untuk mencegah serangan lebih hebat dari Iran. Iran juga mendesak pasukan AS untuk meninggalkan kawasan Timteng dalam waktu singkat.
Dalam pidato yang disiarkan televisi beberapa jam setelah dimulainya serangan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menyebut keberadaan militer AS sebagai 'sumber semua korupsi di kawasan' dan menyerukan penarikan seluruh pasukan AS.
“Sebuah tamparan telah dilakukan tadi malam, namun yang penting adalah kehadiran militer AS yang menimbulkan perpecahan di kawasan untuk dihadiri," kata Ayatollah Khamenei.
Kastaf Gabungan Iran Mayjend Mohammad Baqeri juga mendesak AS untuk menarik pasukannya dari Timteng.
“Waktunya telah tiba bagi penguasa jahat Amerika untuk menarik pasukan terorisnya secepatnya dari kawasan ini," kata Baqeri.
Press TV tidak menyebutkan jumlah korban dalam serangan rudal ballistik ini dengan menulis: 'Para pejabat AS sejauh ini menolak memberikan informasi tentang kerusakan atau korban jiwa oleh serangan rudal ini." Namun Televisi pemerintah Iran melaporkan jumlah korban jiwa akibat serangan itu mencapai 80 jiwa tentara AS. Laporan ini dilansir oleh sejumlah media internasional termasuk India Times.
"Iran claims 80 Americans killed in missile strike: Here is all you should know about the attack," tulis India Times.
Namun Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter-nya mengatakan, "Semuanya baik-baik saja". Namun ia mengaku AS tengah melakukan kajian atas dampak serangan tersebut, terutama menghitung jumlah korban dan besarnya kerusakan. Trump juga berjanji akan memberikan pidato resmi atas serangan ini.
Iran menyebut sejumlah perlengkapan militer AS yang hancur oleh serangan tersebut, termasuk helikopter dan kendaraan tempur.
Serangan dimulai, seperti klaim Iran, pada pukul 1.20 Rabu dinihari, jam yang sama ketika AS melancarkan serangan drone yang menewaskan Jendral Suleimani Jumat pekan lalu. Serangan rudal ditujukan ke pangkalan Ain al-Assad Airbase di Provinsi Anbar di barat Irak dan sebuah pangkalan militer yang lebih kecil di Erbil di wilayah Kurdistan Irak. Pangkalan Ain al-Assad adalah pangkalan militer AS terbesar di Irak dan pernah dikunjungi Donald Trump saat berkunjung ke Irak beberapa waktu lalu.
Serangan dilancarkan sebelum pemakaman Jendral Soleimani di kota kelahairannya Kerman, yang dihadiri oleh ratusan ribu warga Iran. Sejumlah orang dikabarkan tewas akibat ribuan warga berdesak-desakan untuk menyentuh keranda jenasah Soleimani.
Deputi Operasi IRGC (cabang militer khusus yang lebih kuat dari tentara reguler Iran) Brigjen Abbas Nilforoushan, sementara itu mengatakan pihaknya telah mengkonfirmasi bahwa rudal-rudal yang ditembakkan, media-media Iran menyebut sebagai rudal Fateh, mengenai sasaran dengan tepat dan tidak satupun dicegat oleh senjata pertahanan AS. Meskipun AS telah menyiagakan seluruh pangkalan militernya di kawasan menghadapi serangan Iran.
"Mereka (sistem pertahanan AS) gagal untuk mengalihkan sedikit pun rudal-rudal ballistik kami," katanya kepada media Iran Tasnim News Agency.
IRGC mengklaim pangkalan Ain al-Assad telah berubah menjadi depot senjata AS sekaligus markas komando militer AS di Irak untuk 'merencanakan dan mengeksekusi operasi militer AS'.
“IRGC berhasil menghancurkan pusat komando kekuatan arogan di wilayah (Irak)," kata Nilforoushan seraya menambahkan bahwa Iran akan menyerang negara-negara yang membantu AS menyerang Iran. Iran juga tengah menyelidiki keterlibatan Israel dalam pembunuhan Jendral Soleimani.
“Pemerintah itu (Israel) harus tahu bahwa tidak ada aksinya dan keterlibatannya (dalam pembunuhan Soleimani) yang bisa lepas dari perhatian kami," katanya.
Terkait dengan ketegangan antara AS dan Iran, negara-negara sekutu AS mulai menarik pasukan dari kawasan. Jerman dan Kanada adalah dua negara yang menyatakan menarik pasukannya dari Irak. Sejumlah maskapai penerbangan juga mengalihkan penerbangan pesawat-pesawatnya menjauhi wilayah Iran dan Irak. Sementara AS justru mengirim pesawat-pesawat pembom strategis ke Pangkalan Diego Garcia di Samudra Hindia dan merilis video 'unjuk gigi' berupa 52 pesawat siluman F-35 yang lepas landas secara bersamaan dari sebuah pangkalan udara di AS. 52 adalah jumlah warga AS yang disandera Iran dalam krisis Kedubes AS di Teheran tahun 1979-1980. 52 juga disebut oleh Presiden Donald Trump sebagai jumlah sasaran yang bakal diserang AS jika perang dengan Iran terus berlanjut.(ca)
1 comment:
Now,no time for america greeat again...
Post a Comment