Sunday, 23 October 2011

MOSSAD DAN RENCANA PEMBUNUHAN DUBES SAUDI


Seorang pejabat inteligen Pakistan hari Minggu lalu (16/10) menyatakan bahwa Manssor Arbabsiar, warga negara Amerika keturunan Iran yang dituduh menjadi pelaku rencana pembunuhan dubes Saudi, telah menerima kartu identitas palsu dari dinas rahasia Israel Mossad tiga bulan yang lalu.

"Orang yang menjadi tertuduh dalam kasus ini telah menerima dokumen ID dari dinas inteligen Israel, Mossad, tiga bulan yang lalu," tulis harian Pakistan berbahsa Urdu, "Nation", mengutip keterangan seorang pejabat inteligen Pakistan yang tidak disebutkan namanya.

Menurut pejabat tersebut Arbabsiar menjadi bagian dari operasi inteligen Mossad bersandi "Foss Fling”, dengan tujuan menimpakan sebuah kesalahan kepada Iran agar Amerika terjebak untuk memerangi Iran.

"Manssor adalah warga keturunan Iran dan hubungan Iran-Amerika tidaklah normal dan baik sehingga akan mendapat perhatian tinggi dari inteligen Amerika. Maka Iran tidak akan menggunakan individu semacam itu jika ingin membunuh dubes Saudi," tambah Nation.

Dalam tuduhan terbarunya Amerika, Selasa (18/10), menuduh Iran berencana membunuh dubes Saudi di Washington dengan menggunakan tangan kartel obat bius Mexico, kelompok Zetas. Sehari kemudian menlu Iran Ali Akbar Salehi menyatakan penolakannya atas tuduhan itu, menjadi penolakan yang ketiga kalinya. Menlu Iran menyebutkan tuduhan itu sebagai "tidak rasional".

"Secara sepihak melakukan tuduhan tanpa menunjukkan bukti dan melakukan kampanye media terhadap Iran adalah tindakan yang tidak sesuai dengan logika hukum, dan hanya bisa dianggap sebagai pertunjukan media dan politik," tambah kemenlu Iran.


IRAN INGATKAN SAUDI

Iran Ingatkan Saudis untuk tidak terjebat dengan skenario Amerika untuk menciptakan permusuhan antara Iran dengan Saudi.

Menlu Iran, Ali Akbar Salehi has suggested to Saudi authorities to exercise discretion about the recent anti-Iran allegation by the US and not to be entrapped by the publicity stunt.

Menurut Ali, Iran adalah negara yang telah mengalami berbagai bentuk terorisme sejak revolusi tahun 1979. Ia menambahkan bahwa Iran menjalankan politik luar negerinya berdasar prinsip "kebijakan dan kemanusiaan".


TUDUHAN MENGGELIKAN

Seorang analis Amerika, Juan Cole dalam kasus ini mengetakan: "Jika Arbabsiar (tertuduh) adalah aset inteligen Iran, ia tentu akan diingatkan untuk menghindari satu hal yang menjadi bahan monitoring di Amerika, yaitu transfer uang lebih dari 10.000 dolar. Satu-satunya cara aman untuk menghindari hal itu adalah dengan cara tunai, dan tidak seorang pun dalam dinas inteligen Iran yang sedemikian bodoh untuk tidak menyadari hal itu."

Arbabsiar, warga negara Amerika kelahiran Iran dikenal sebagai pribadi yang dipenuhi dengan berbagai catatan kriminal, termasuk penipuan. Seorang seperti dia akan selalu dalam pengawasan pihak keamanan Amerika. ADalah tidak masuk akal bahwa dinas inteligen Iran akan menggunakannya sebagai aset.

Mitra bisnis Arbabsiar, seorang pengusaha Texas David Tomscha, mengatakan kepada Associated Press tentang Arbabsiar: "sedikit malas. Ia bukan seorang 'mastermind'. Saya tidak pernah membayangkan ia merencanakan sebuah konspirasi seperti itu. Maksud saya, ia tidak tampak sebagai seorang politisi, lebih tepat sebagai seorang pebisnis.”

Robert Baer, seorang mantan agen rahasia CIA dengan spesialisasi tentara elit Iran, Quds Force (institusi Iran yang dituduh terlibat dalam konspirasi), mengatakan: "Quds Force adalah organisasi yang sangat baik. Mereka tidak akan duduk bersama seseorang yang mereka tidak kenal dan merencanakan sesuatu. Mereka menggunakan kaki tangan dan mereka sangat ahli dalam hal ini. Tuduhan itu sangat tidak sesuai dengan kharakteristik Al Quds yang oleh banyak analis dianggap sebagai agensi inteligen yang sangat ahli. Ide bahwa Al Quds menggunakan seorang seperti Arbabsiar adalah menggelikan."

“Ini adalah kasus yang sangat aneh, tidak sesuai dengan model operasi rahasia Iran," kata Alireza Nader, seorang analis dari Rand Corporation dan penulis dari sebuah buku tentang pasukan Pengawal Revolusi Iran.



Sumber: almanar.com.lb; 17 Oktober 2011

No comments: