Thursday, 16 August 2012

GONCANG-GANCING BARU LEBANON TERKAIT SYRIA

Publik Lebanon saat ini tengah menunggu dengan harap-harap cemas atas kasus penahanan mantan menteri penerangan dan anggota parlemen Lebanon, Michel Samaha. Minggu lalu, satu regu aparat keamanan dari Dinas Keamanan Lebanon bersenjata lengkap menggerebek Samaha di kediamannya di daerah perbukitan Metn, memborgolnya bagaikan tersangka terorisme kelas berat, dan membawanya ke ruang interogasi di Beirut.

Tidak terlalu lama kemudian muncullah berita di media massa bahwa Samaha terlibat dalam sebuah plot untuk menciptakan kerusuhan sosial di Lebanon berupa pertikaian sektarian antara pengikut Shiah dan Sunni. Samaha disebutkan tengah merencanakan peledakan sebuah bom di wilayah Lebanon Utara yang berbatasan dengan Syria dan dihuni mayoritas orang-orang Sunni. Dalang di balik rencana itu, menurut media massa, adalah pemerintah Syria dan Samaha telah mendapatkan upah senilai 120.000 pound. Media-media massa, tentunya yang ber-afiliasi dengan blok oposisi yang pro  Amerika/Saudi/Israel/Perancis, menyebutkan penyidik memiliki bukti berupa video yang menunjukkan Samaha mengirimkan bahan peledak di sebuah tempat parkir bawah tanah. Media-media massa milik blok "perlawanan" yang pro-Syria/Iran tentu saja hanya menyinggung aspek hukum dan politik yang sangat kontroversil dalam kasus ini.
Tentu saja banyak hal yang sangat aneh dalam kasus ini: hasil penyidikan yang bocor ke publik yang sebagian besarnya tentang hal-hal yang kurang masuk akal, serta keberadaan Dinas Keamanan Lebanon yang publik Lebanon tahu sebagai kepanjangan tangan blok oposisi pro -Amerika/Saudi/Israel/Perancis, dan sudah barang tentu sosok Samaha sendiri. Mengawali kiprah politiknya sebagai aktifis milisi Kristen Ketaeb yang bertanggungjawab atas pembantaian pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatilla, Samaha akhirnya bergabung ke dalam blok politik pro-Syria. Bukan anggota biasa, karena Samaha, saking dekatnya dengan Syria, diangkat menjadi penasihat pribadi Presiden Assad. Namun yang tidak banyak diketahui orang adalah Samaha adalah penyandang pin "Legion d’Honneur", penghargaan yang diberikan kepada orang yang banyak membantu dinas inteligen Perancis. Perancis adalah negara yang memiliki pengaruh kuat di Lebanon, terutama di bidang sosial-budaya mengingat Perancis adalah negara yang pernah menjajah Lebanon.

Samaha adalah sosok sempurna dari seorang politisi oportunis. Bermain di 2 kaki, ia mengeruk keuntungan untuk diri sendiri dengan mengorbankan siapa pun yang menghalanginya. Dalam hal ini ia hanya bisa ditandingi oleh Walid Jumblatt, pemimpin kaum Druze Lebanon.

Ditambah aksi-aksi kerusuhan terhadap warga Syria di Beirut serta langkah Saudi Wahabia dan Qatar yang melarang warganya bepergian ke Lebanon, tampak jelas sebuah konspirasi untuk menyeret Lebanon dalam konflik berdarah sebagaimana di Syria. Siapa dalang dari semua ini? Tidak lain adalah pihak yang paling diuntungkan dengan hancur-leburnya negara-negara Arab, yaitu Israel. Sejauh ini Lebanon dan Syria adalah 2 negara Arab yang masih memberikan perlawanan gigih terhadap upaya hegemoni Israel dan penindasannya atas Palestina. Meski masih terdapat faksi-faksi kuat pendukung Amerika/Saudi/Israel, Hizbollah dan faksi-faksi pro-Syria/Iran Lebanon, bersama Iran dan Syria telah membentuk blok "Perlawanan" anti-Israel yang berulangkali menggagalkan konspirasi Amerika/Israel.

Qatar dan Saudi, sebagaimana juga Turki dan negara-negara Islam lainnya yang terlibat dalam konpirasi Amerika/Israel, boleh bersenang-senang sejenak melihat negara-negara tetangganya yang dibenci seperti Syria, Iran, dan Lebanon mengalami kehancuran. Namun ketahuilah, suatu saat mereka sendiri yang akan mengalami kehancuran, kecuali mereka sadar dan berbalik arah.



Ref:
"In the end, all Israel and her Western allies want to do is to break Iran – via Syria"; Robert Fisk; The Independent; 13 Agustus 2012

No comments: