Ulama salafi wahabi Saudi bernama Mohammad al-Arifi dalam akun Twitter-nya (padahal mereka mangharamkan segala hal yang tidak pernah dilakukan Nabi dan para sahabat), menyerukan kepada para pemberontak Syria untuk terus melakukan tindakan terornya kepada rakyat Syria. Namun ia "wanti-wanti" untuk tidak membocorkan rekaman video kekejaman mereka ke media massa.
Ini adalah seruan ke-sekian dari para ulama salafi wahabi terkait krisis di Syria. Beberapa waktu lalu seorang ulama salafi wahabi kelahiran Syria yang tinggal di Saudi mengancam para pendukung pemerintah Syria dengan ancaman mengerikan: "Kami akan memotong-motong tubuh Anda dan melemparkannya menjadi makanan anjing," katanya.
Seruan wahabi-salafiyun Arifi ini adalah terkait dengan bocornya rekaman video dan gambar-gambar kekejaman para pemberontak Syria ke media massa sehingga membongkar "jatidiri" para pemberontak sebenarnya yang sama sekali bertentangan dengan klaim mereka sebagai "pejuang demokrasi" sekaligus menghancurkan landasan moral keberadaan mereka. Kebocoran terakhir adalah peristiwa penggantungan seorang anak kecil oleh para pemberontak setelah seluruh keluarganya dibantai.
Sebagaimana diberitakan oleh situs online "Qanon" yang berbasis di Irak, tgl 6 Agustus, pemberontak menyerang kawasan Sayida Zainab di Damaskus, kawasan yang dihuni oleh orang-orang Alawi, membunuh seluruh anggota satu keluarga, seorang di antaranya yang masih balita digantung. "Qanon" juga merilis gambar anak yang digantung tersebut. "Qanon" tidak menyebut waktu terjadinya serangan tersebut namun kemungkinan terjadi waktu pemberontak melancarakan serangan ke Damaskus tgl 18 Juli lalu.
Sebelumnya dalam video yang beredar luas di dunia maya, pemberontak membuat shock masyarakat internasional dengan aksinya membantai 15 orang anggota keluarga Al Berri di kawsan Bab al-Neirab, Aleppo, karena diduga menjadi pendukung pemerintah. Ke 15 orang itu dalam keadaan terluka dan tak berdaya, digeletakkan di dengan tangan terikat di depan tembok sebuah sekolah. Kemudian dengan teriakan-teriakan "Allahu Akbar!" dan "Hidup Tentara Pembebas Syria (Free Syrian Army)!", puluhan anggota pemberontak memuntahkan ribuan peluru ke arah mereka.
KUBURAN MASSAL DI DAMASKUS
Sementara itu tentara Syria dikabarkan telah menemukan kuburan massal di distrik Yelda, Damaskus. Diduga kuat kuburan massal itu berisi korban pembantaian pemberontak dalam aksi penyerangan mereka ke Damaskus beberapa waktu lalu. Sebanyak 20 mayat ditemukan di bawah kuburan berupa tumpukan batu-batu dan barang-barang rongsokan.
Sebagian besar mayat-mayat yang dibongkar dari bawah reruntuhan, dari identitas yang ditemukan, merupakan personil keamanan Syria. Sebagian lainnya adalah warga sipil. Hampir semuanya dalam kondisi mengenaskan yaitu mengalami mutilasi dan dibakar.
Namun beberapa media independen juga melaporkan adanya praktik-praktik pembakaran mayat oleh pemberontak yang dilakukana terhadap mayat rekan-rekan mereka sendiri dalam upaya menyembunyikan identitas mereka.
Sumber:
"Terrorists Hang Shiite Child after Killing Family Members"; Fars News Agency; 6 Agustus 2012
"Horrors of war: Mass grave discovered in Damascus"; Russia Today; 6 Agustus 2012
1 comment:
kalau hal ini nyata dan benar sungguh mengerikan, kata2 Allahu akbar bukan untuk membunuh. Kecuali dalam peperangan antara kafir dan mukmin. Dalam perangpun islam mengatur tdk boleh membunuh wanita, orang tua renta, anak, hewan, tanaman dll yang bukan tentara
Post a Comment