Friday, 3 August 2012

PROPAGANDA ATAS SYRIA YANG TENGAH HANCUR

Mungkin tidak banyak yang ingat tentang Jason Russell, pimpinan "Koni 2012", sebuah program media yang mengeksploitasi emosi para remaja untuk kepentingan politik, yaitu mendorong dilakukannya intervensi militer Amerika atas Uganda. Setelah kebohongannya terbongkar di media internet, ia mengalami trauma hebat hingga berubah menjadi gila. Suatu saat ia berjalan di jalanan telanjang bulat dan memukuli apa saja yang ada di dekatnya.

Padahal sebelumnya Russell menjadi "idola" karena kepeduliannya pada anak-anak Uganda. Propaganda perangnya tentang kematian kontraktor CIA yang tewas bernama Joseph Kony sangat populer di situs-situs jejaring sosial ternama seperti Facebook dan Twitter. Media-media massa pun ramai pemberitakan profilnya. Namun setelah kebohongannya terbongkar dan ia menjadi gila, media-media massa ramai-ramai meninggalkannya seperti ia tidak pernah ada, menuju obyek-obyek berita menarik lainnya.

Dan cerita baru yang menarik perhatian media-media massa barat yang korup adalah Syria. Konflik di negeri ini memanas dan "masyarakat internasional" dituntut untuk melakukan aksi nyata terhadap Syria. "Assad membantai rakyatnya sendiri," tulis mereka ramai-ramai tanpa data akurat dan konfirmasi. "Ini adalah bagian dari efek domino "Revolusi ARab", pemberontak harus didukung dan Assad harus turun," tulis mereka lagi.
Kebohongan propaganda itu telah berlansung berbulan-bulan tanpa henti. Suatu saat diselingi rumor miring tentang istri presiden Syria. Di hari lainnya "ibu-ibu Dharma Wanita pejabat barat" ramai-ramai membuat iklan terbuka meminta istri presiden Assad untuk membujuk suaminya turun dari jabatannya. BBC memuat foto pembantian massal Saddam Hussein yang diklaim sebagai foto Pembantaian Houla. Tidak lama kemudian koran terbesar Austria memuat foto rekayasa yang menggabungkan 2 foto terpisah menjadi 1 foto yang seolah-olah menggambarkan kondisi di Syria. Sementara berita tentang demo ratusan ribu pendukung Assad di Damaskus dan ribuan warga Bulgaria mendukung Assad luput dari perhatian. Seiring propaganda itu di lapangan para pemberontak yang sebagiannya adalah teroris Al Qaida, mengubah Syria dari negeri yang aman, damai dan sejahtera, menjadi medan perang.

Namun kemudian sesuatu terjadi. Beberapa jurnalis barat mulai menulis tentang kebenaran di Syria, asal muasal konflik dan motif di belakang konflik itu, serta kebenaran tentang siapa "oposisi" dan pemberontak sebenarnya.

Pada bulan Juni koran Jerman "Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ)" melaporkan bahwa peristiwa Pembantaian Houla tidak dilakukan oleh pasukan pemerintah, melainkan oleh para pemberontak dukungan NATO. Laporan itu dengan serta merta menghancurkan propaganda tentang "kekejaman pemerintah Syria". Semangat menumbangkan pemerintahan Assad langsung tumbang karena didasarkan pada kebohongan. Kebrutalan pemberontak dukungan NATO menjadi jelas di mata masyarakat yang mau berfikir kritis.


MELAMBUNGNYA PERAN MEDIA ALTERNATIF

Media-media mapan kini tidak lagi memonopoli "kebenaran". Kebohongan "resmi" kini mendapat tantangan, kebenaran yang terpendam muncul ke permukaan dan terjaga. Tipuan pesulap terbongkar oleh teriakan di keramaian. Media alternatif global kini telah muncul menjadi mesin bagi perdamaian, kebebasan, pemahaman, dan kemurnian.

Bahkan figur-figur media mapan terpaksa mengakui bahwa mereka telah berbohong sepanjang waktu, dan pandangan-pandangan mereka bukan pandangan sebenarnya bagi masyarakat. Mereka kehilangan kontrol atas pikiran masyarakat, dan seperti Russel "Kony 2012", mereka mulai kehilangan pikiran sendiri.

Sebenarnya para jurnalis media "mapan" telah menjadi gila dan kehilangan kendali atas kenyataan. Dunia mereka hancur berkeping-keping di sekeliling mereka dan kekuatan sementara mereka telah menghilang. Kebenaran terlalu kuat untuk dipaksakan. Media-media "mapan" telah melawan kekuatan kebenaran
dan kalah.

Namun masih ada beberapa figur wartawan yang "selamat". Seorang jurnalis Amerika menulis:

"Ada semacam pergeseran dalam pemberitaan media-media massa barat di Syria. Di Jerman misalnya, media telah menulis tentang "pemberontak" sebagaimana mereka adanya: mujahidin bayaran dan tentara bayaran asing. Komentator-komentator dalam media-media online kini jauh lebih kritis tentang propaganda yang dilakukan barat serta dukungan pemerintah terhadap oposisi.”

Generasi muda kini mencari media-media independen untuk mendapatkan kebenaran tentang hal-hal dan isu-isu menarik. Dalam prosesnya, pandangan mereka tentang dunia juga berubah dan propaganda serta kepalsuan pemerintah menjadi barang usang.

Kebenaran tentang Syria, sebagaimana kebenaran tentang Serangan WTC 9/11, boleh saja terpendam sementara tapi tidak untuk selamanya.

Penulis independen Tony Cartalucci mengatakan bahwa propaganda barat atas Syria telah mencapai tahap tidak terkontrol lagi sehingga hancur dengan sendirinya. Kebohongan-kebohongan telah terbongkar sebelum tujuan tercapai. Dan ini sebagian dari tulisan Cartalucci “US Treasury: Al Qaeda Runs Syrian “Rebellion”":

“Kini tampak bahwa legion asing Arab bentukan barat, Al Qaida, tengah mengalami kekalahan yang tidak mereka duga, bukan oleh pasukan anti-teroris barat, melainkan oleh tentara Syria di kota Aleppo. Dan dalam keputus asaan mereka mencoba menyelamatkan mereka dengan intervensi."



Ref:

"Flipping The Script: The Western Media’s Syria Propaganda Is Falling Apart"; Saman Mohammadi; The Ugly Truth; 1 Agustus 2012

No comments: