Friday, 29 November 2019

FBI Inginkan Pangeran Andrew Bersaksi atas Jaringan Prostitusi Global

Indonesian Free Press -- Penyidik federal AS FBI dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk memanggil Pangeran Andrew dari Inggris untuk dimintai keterangan terkait jaringan prostitusi ilegal global milik yahudi kontroversial Jeffrey Epstein yang melibatkan dua presiden AS.

Seperti ditulis Jonas E. Alexis di Veterans Today, 24 November lalu, FBI dan Kejaksaan Agung AS tengah membicarakan kemungkinan pemanggilan Pangeran Andrew untuk memberikan keterangan penting terkait jaringan prostitusi Epstein. Pangeran Andrew diketahui memiliki hubungan dekat dengan Epstein dan sejumlah saksi menyebutkan Andrew melakukan hubungan seks dengan wanita-wanita di bawah umur yang dipelihara oleh Epstein.

Namun tidak hanya Andrew yang  harus dipanggil. Sejumlah tokoh penting juga harus dipanggil untuk membantu penyidikan, termasuk Presisden Donald Trump dan mantan Presiden Bill Clinton.


Di negaranya sendiri Pangeran Andrew dan keluarga Istana tengah menghadapi tekanan publik setelah munculnya gambar yang memperlihatkan Pangeran Andrew bersama seorang wanita di bawah umur yang dipelihara Epstein. Buku harian Epstein yang disita polisi juga mengungkap hubungan dekat mereka. 

Untuk meredakan tekanan tersebut Andrew pun menggelar wawancara khusus dengan BBC. Namun hal itu justru membuat publik semakin marah. Sejumlah desas-desus menyebutkan Andrew telah menjalani 'penahan internal' oleh keluarga Istana untuk menghindarkannya dari pemanggilan polisi, meski Andrew sendiri sudah mengatakan siap untuk memberikan keterangan di hadapan polisi.

Namun tidak hanya Andrew yang diketahui kuat berhubungan dengan Epstein, sejumlah nama penting lain juga termasuk Presiden Donald Trump dan Bill Clinton.

Epstein dan Trump bertetangga di Palm Beach California, aktif di jaringan sosial yang sama dan Trump diketahui pernah mengikuti program prostsitusi yang dikelola Epstein, Lolita Express. Trump sendiri tidak menyembunyikan kedekatannya dengan Epstein.

"Saya kenal Jeff (Epstein) selama 15 tahun. Orang yang mengerikan. Ia orang yang selalu gembira. Dikatakan juga ia menyukai wanita cantik berusia muda seperti saya,” kata Trump.

Trump dan Epstein juga pernah dituntut oleh seorang wanita dengan tuduhan telah memperkosanya di rumah Epstein di New York tahun 1994 saat wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu berumur 13 tahun. Tuntutan itu diajukan menjelang pilpres 2016 lalu, namun ditarik kembali tanpa diketahui alasannya.

Dari laptop yang disita di rumah Epsten di Palm Beach diketahui Trump telah mengontak Epstein dua kali pada bulan November 2004. New York Times juga melaporkan bahwa Trump dan Epstein menjadi 'tamu istimewa ' dalam kompetisi 'gadis kalender' di Mar-a-Lago. Menurut pebisnis George Houraney ia menggelar acara itu atas permintaan Trump.

Sementara itu Donald Trump tidak menyembunyikan pengetahuannya tentang hubungan Epstein dengan Bill Clinton. Ia pernah menyebut mantan presiden Bill Clinton dan istrinya, Hillary Clinton, terlibat dalam kematian Epstein. Eipstein, mantan guru yang berubah menjadi pengusaha tajir dalam waktu singkat (sumber-sumber inteligen menyebutkan Eipstein sebagai agen Mossad) meningal di dalam penjara pada tanggal 10 Agustus 2019 saat menjalani penyidikan kejahatan seksual. Media Amerika memberinya julukan predator anak. 

#JeffreyEpstein memiliki informasi tentang Bill Clinton & sekarang dia tewas," tulis Trump dalam satu retweet.

Di paragrap terakhir, Trump membuat hashtag: #EpsteinSuicide #ClintonBodyCount #ClintonCrimeFamily.


Trump juga meretweet akun Twiter BNL News dengan menuliskan:

"BREAKING: Dokumen yang dibuka kemarin mengungkap bahwa top Demokrat termasuk Bill Clinton, melakukan perjalanan pribadi ke pulau pedofilia Jeffrey Epstein."

Menurut laporan Daily Mail, 10 Agustus 2019, Clinton telah merilis bantahan tentang keterlibatannya dengan kasus yang menjerat Epstein. Clinton merilisnya setelah Epstein ditangkap Juli 2019 atas tuduhan predator anak.

"Presiden Clinton tidak tahu apa-apa mengenai kejahatan Jeffrey Epstein yang dituduh bersalah di Florida beberapa tahun lalu, atau yang baru-baru ini didakwa di New York," ujar pernyataan yang dirilis dari kantor Clinton.

Presiden Clinton mengakui pada tahun 2002 dan 2003 melakukan perjalanan sebanyak 4 kali dengan pesawat pribadi Epstein ke Eropa, Asia, dan Afrika. Kunjungan itu terkait juga dengan kerja Yayasan Clinton.

Clinton juga membenarkan pernah bertemu Epstein di kantornya di Harlem pada 2002 dan berkunjung ke apartemen miliarder ini di New York bersama seorang staf dan pengawalnya.

Sementara itu Virginia Roberts Giuffre, staf Epstein saat berusia 17 tahun dan bekerja di pulau milik Epstein di Kepulauan Karibia, Epstein dan Trump merupakan teman baik. Giuffre jugalah yang kemudian diketahui sebagai wanita yang menemani Pangeran Andrew di apartemen Eipstein di London.

"Jeffrey mengatakan kepada saya bahwa Donald Trump teman baiknya," kata Giuffree dalam dokumen pengadilan saat menjadi saksi di bawah sumpah di pengadilan pencemaran nama baik Maxwell, teman wanita Eipstein yang turut menjalankan bisnis prostitusi.

Meski membantah pernah menyaksikan Clinton dan Trump berhubungan seks dengan budak-budak seks Epstein, namun Giuffre mengatakan dirinya pernah dipaksa berhubungan seks dengan sejumlah politisi terkenal Amerika, eksekutif bisnis top, presiden negara asing, hingga perdana menteri terkenal.

Sebelum bekerja untuk Epstein, Trump merupakan bos Giuffre selama 3 tahun. Giuffre  direkrut Maxwell untuk Epstein saat dia masih bekerja di Mar-a-Lago, rumah pribadi Trump.

Ini bukan pertama kali Epstein dijerat hukuman terkait kasus perbudakan seks. Tahun 2007, Epstein mendekam di penjara selama setahun setelah terbukti terlibat prostitusi di Florida.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

kejahatan pada waktunya akan terungkap, dan semesta akan memberikan hukuman seadil adil nya