Thursday, 28 November 2019

Rusia Ijinkan AS Inspeksi Rudal Hipersonik Avangard

Indonesian Free Press -- Rusia mengijinkan sekelompok ahli AS untuk melakukan inspeksi atas rudal hipersonik terbaru mereka Avangard. Rusia menyebut rudal ini sudah akan siap beroperasi akhir tahun ini.

Seperti dilansir NEWSWEEK dengan mengutip Interfax, 26 November, para inspektor AS itu terbang ke Rusia minggu ini dalam kunjungan selama 2 hari sebagai bagian dari kesepakatan perjanjian pengawasan senjata nuklir bilateral New START yang akan berakhir tahun 2021 mendatang.

Presiden Russia Vladimir Putin mengumumkan keberadaan senjata ini pada bulan Februari tahun lalu bersama beberapa senjata 'pengubah permainan' lainnya seperti torpedo dan rudal jelajah berpenggerak tenaga nuklir. Putin menyebut Avangard akan mulai beroperasi akhir tahun ini.


Putin mengatakan bahwa Avangard mampu meluncur dengan kecepatan 20 kali kecepatan suara sehingga tidak bisa disergap dengan sistem persenjataan apapun.

"Avangard tidak bisa disergap oleh sistem pertahanan yang ada maupun yang baru akan dibuat," kata Putin saat itu.

Interfax melaporkan ijin inspeksi yang dilakukan AS tersebut ditujukan untuk memperlihatkan komitmen Rusia terhadap perjanjian New START. Namun pengembangan rudal Avangard sendiri bukan tanpa masalah. pada bulan Agustus lalu terjadi insiden ledakan rudal ini saat dilakukan persiapan ujicoba di dekat kota Nyonoksa. CNBC dengan mengutip keterangan sumber inteligen AS melaporkan lima orang ilmuwan Rusia tewas dalam insiden itu dan terjadi sedikit kebocoran radioaktif.

Dalam perjanjian New START ini kedua negara secara keseluruhan hanya diijinkan menggelar 1.550 hulu ledak nuklir strategis. Perjanjian membatasi penggelaran hulu ledak nuklir yang diluncurkan dari kapal selam, pesawat pembom dan rudal ballistik antar benua bagi kedua negara maksimal sebanyak 800 hulu ledak. Rusia sudah menyatakan keinginan untuk memperpanjang perjanjian ini meski AS belum menyatakan minatnya.

Sebelumnya kedua negara memiliki perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty yang ditandatangani tahun 1987, namun kedua negara menyatakan keengganannya untuk melanjutkan. Dalam INF Treaty kedua negara dilarang menggelar rudal nuklir dan konvensional dengan daya jangkau 310 mil sampai 3.417, memaksa kedua negara memusnahkan 2.700 rudal jarak pendek dan menengah dari medan perang.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Avangard membuat Armada Kapal Induk manapun menjadi Sitting Duck di tengah samudera..